Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Kepribadian » Perubahan Psikologis Pada Ibu Hamil, Mulai dari Trimester Pertama Hingga Akhir

Perubahan Psikologis Pada Ibu Hamil, Mulai dari Trimester Pertama Hingga Akhir

by Lintang Ega

Selama kehamilan, ibu hamil mengalami perubahan fisik dan juga psikis. Dari segi fisik,  perubahan pada perut dan dada cukup besar, dan muncul stretch mark  di beberapa bagian tubuh. Tidak hanya perubahan fisik, tetapi juga perubahan psikologis dari perubahan suasana hati hingga depresi. Ya, pda masa kehamilan bukan hanya perubahan tubuh saja yang dialami oleh ibu hamil, melainkan perubahan emosional dan psikologis  juga dapat dirasakan oleh ibu hamil. Ketika hamil, Bukan hanya ibu hamil yang perlu mempersiapkan untuk segala perubahan psikologis, tetapi suami juga harus siap membantu istri tercinta selama kehamilan.

Sangat penting untuk dimengerti sekaligus dipahami bahwa perubahan-perubahan yang terjadi pada ibu hamil ini disebabkan oleh meningkatnya hormon sepenuhnya terjadi secara alami. Bukan dibuat-buat lho yaa. Nah, tetapi semua perubahan-perubahan tersebut akan hilang karena ini bersifat sementara dan berlalu saat ibu hamil sudah melahirkan bayinya.

Walaupun begitu, menjaga diri dalam keadaan hamil agar tetap dalam kondisi Kesehatan yang sangat baik dari segi fisik maupun psikis adalah hal yang penting bagi ibu hamil dan juga suaminya untuk tetap menjaga istrinya yang sedang hamil agar Kesehatan ibu hamil dan bayi nya bisa terjaga kondisinya selalu.

Lalu mengapa perubahan psikologis dapat terjadi pada ibu hamil?

Pada masa kehamilan, ibu hamil akan mengalami peningkatan hormon yang cukup signifikan, seperti progresteron dan juga hormone estrogen berfungsi untuk membantu perkembangan bayi didalam Rahim. Tetapi, memang hal ini juga mempengaruhi sistem saraf ibu hamil. Sehingga ibu hamil menjadi mudah Lelah, mudah kesal, mudah marah, dan bahkan bisa sampai meras atertekan dan memiliki banyak emosi-emosi yang negatif lainnya di masa kehamilannya.

Perubahan akibat peningkatan hormon ini memiliki konsekuensi psikologis tergantung pada trimester kehamilan. Berikut akan dijelaskan dan cara mengatasinya.

1. Pada Trimester Pertama

Dalam beberapa bulan pertama kehamilan, terjadi kelelahan, mual, dan nyeri punggung. Progesteron juga dikaitkan dengan perubahan suasana hati, gairah, dan menangis tanpa alasan. Gejala kecemasan ringan sangat sering terjadi pada primipara. Ini hasil dari rasa takut kehilangan anak, dan hampir semua wanita hamil  memiliki kekhawatiran yang sama persis dalam situasi ini.

Berikut adalah cara untuk mengatasinya

  • Cari kesibukan dan hindari kesempatan untuk memikirkan hal-hal negatif dan stress.
  • Bergaul dengan banyak teman agar ibu hamil tidak merasa kesepian. Hal ini juga dapat dilakukan dengan membagikan perasaan yang dirasakan oleh ibu hamil kepada orang tua, keluarga, suami, dan teman.
  • Dengan melakukan yoga dapat menjadi solusi untuk mengurangi stress dan relaksasi selama kehamilan.

2. Pada Trimester Kedua

Trimester sebelumnya biasanya menghilangkan kelelahan, perubahan suasana hati, dan morning sickness pada trimester kedua. Namun, sebagai gantinya, ibu hamil kurang terorganisir dari biasanya. Penambahan berat badan dan peregangan juga dapat menyebabkan masalah. Sentimen kehamilan  biasanya tidak terlalu ekstrim selama trimester ini, tetapi masih dapat memiliki implikasi yang signifikan.

Nah, Cara mengatasi trimester kedua ini adalah sebagai berikut:

  • Ibu hamil perlu belajar mengenaipenanganan terhadap hal-hal apa saja yang dikhawatirkan olehnya. Dokter mungkin  menyarankan  melakukan tes darah terlebih dahulu atau  amnio sentesis untuk memprediksi cacat lahir janin seperti Sindrom Down. Kemungkinannya memang bayi yang dilahirkan tidak mungkin memiliki jenis kecacatan ini. tetapi, jika memang hal ini akan terjadi maka dengan melakukan check up ibu dan ayah dapat mempersiapkan hal-hal apa saja yang diperlukan.
  • Membuat jadwal jalan-jalan pagi atau sorebersama suami. Hubungan antara suami dan istri atau ibu dan ayah harus terjalin erat. Penting bagi ibu dan ayah untuk menghabiskan waktu  bersama. Metode ini dapat membantu untuk menjaga ikatan emosional.
  • Belajar  mencintai diri sendiri meskipun terjadi perubahan fisik dalam perkembangan janin. Jika ibu hamil benar-benar peduli dengan penambahan berat badan, maka ibu hamil dapat mencoba latihan aerobik sederhana yang disetujui oleh dokter. Latihan aerobik tidak hanya dapat menjaga kesehatan, tetapi juga mengurangi risiko diabetes selama kehamilan.

3. Pada Trimester Ketiga

Sebagai ibu hamil, anda masih bisa mengalami lupa atau pelupaan dan hal-hal lain dari trimester sebelumnya. Tetapi ketika waktu melahirkan semakin dekat, biasanya ibu hamil mengalami perasaan yang campur aduk. Tidak bisa dipungkiri bahwa ibuhamil juga mungkin  mengalami sedikit perasaan takut untuk melahirkan. Ini juga menyebabkan lebih banyak rasa sakit fisik, seperti sakit punggung, leher, kaki dan tulang rusuk. Rasa sakit ini membuat Anda merasa sakit.

Nah, berikut adalah Cara mengatasi trimester ketiga, yuk disimak

  • Jika ibu hamil merasa khawatir tentang waktu menjelang melahirkan yang semakin dekat, ibu hamil diharapkan untuk tetap tenang. Para ibu mulai berpikir tentang proses persalinan dan bagaimana hal itu mempengaruhi bayi mereka. Stress emosional selama kehamilan dapat berdampak buruk pada bayi. Sebuah studi menunjukkan bahwa wanita dengan tingkat tinggi hormon stres kortisol jauh lebih mungkin untuk mengalami keguguran. Karena itu, ibu hamil bisa melakukan latihan yoga, pernapasan, dan meditasi agar lebih rileks dan positif.
  • Kunjungan untuk USG terakhir ke dokter kandungan sangatlah penting. Hormon ibu hamil akan mengalami lebih banyak perubahan daripada sebelumnya, jadi sebaiknya tanyakan kepada dokter bagaimana cara untuk mengatasinya.
  • Mempersiapkan rumah untuk kedatangan bayi yang baru lahir. Baik itu kamar ataupun segala macam yang diperlukan ibu hamil dalam merwat bayinya. Itu dapat mengalihkan perasaan takut ibu hamil untuk melahirkan.

You may also like