Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Sosial » 13 Hubungan Psikologi Sosial dengan Media Massa

13 Hubungan Psikologi Sosial dengan Media Massa

by Arby Suharyanto

Ilmu psikologi ialah ilmu yang luas yang berhubungan dengan beragam bidang, salah satunya berhubungan dengan media massa, nah sobat, dalam ilmu psikolog sosiali disebut sebagai Psikologi media, pernahkah sobat mendengarnya?

Psikologi media itu sendiri adalah adalah cabang psikologi yang berfokus pada interaksi perilaku manusia terhadap media dan media massa. Psikologi media tidak terbatas pada media massa atau konten media, Ini mencakup semua bentuk perilaku komunikasi dan media yang dimediasi oleh media, seperti penggunaan, perancangan, dampak dan perilaku berbagi.

Nah sobat, dalam kenyataannya sehari hari, psikologi media ini berhubungan erat dengan media sosial dimana memang berhubungan dengan orang banyak atau kemasyarakatan, yuk simak hubungan detailnya berikut sobat, 13 Hubungan Psikologi Sosial dengan Media Massa.

1. Berasal dari Cabang Studi Karena Kemajuan Media

Cabang ini merupakan bidang studi yang relatif baru karena kemajuan media massa. Ini menggunakan berbagai metode analisis kritis dan investigasi untuk mengembangkan model kerja persepsi psikolog terhadap pengalaman media massa. (Baca juga mengenai hubungan psikologi klinis dengan ilmu lain)

Metode ini digunakan untuk seseorang secara keseluruhan dan secara seseorangal. Psikolog sosial media mampu melakukan kegiatan media yang meliputi konsultasi, desain, dan produksi di berbagai media seperti televisi, video game, film, dan penyiaran berita. (Baca juga mengenai hubungan psikologi konseling dengan sosiologi dan antropologi).

Penting untuk dipahami bahwa psikolog sosial media tidak dianggap sebagai mereka yang ditampilkan di media (seperti konselor-psikoterapis, dokter, dan lain-lain) tetapi mereka yang meneliti, bekerja atau berkontribusi ke lapangan. (Baca juga mengenai perkembangan emosional dalam psikologi pendidikan)

2. Berhubungan dengan Berbagai Bidang Studi

Ada tumpang tindih dengan berbagai bidang, seperti studi media, ilmu komunikasi, antropologi, pendidikan, dan sosiologi, belum lagi yang ada dalam disiplin psikolog sosiali sosial itu sendiri. Sebagian besar penelitian yang akan dianggap sebagai ‘media psikolog sosial’ telah datang dari bidang lain, baik akademis dan diterapkan. (Baca juga mengenaietika dalam praktik psikologi klinis)

3. Berhubungan dengan Perilaku dalam Media Sosial

Pada tahun 1920, profesional pemasaran, periklanan dan hubungan seseorang mulai melakukan penelitian tentang perilaku dan motivasi untuk aplikasi media massa. Penggunaan media massa selama Perang Dunia II, menciptakan lonjakan minat akademis dalam pesan media massa dan menghasilkan penciptaan lapangan baru, ilmu komunikasi (Lazarsfeld & Merton, 2000). (Baca juga mengenaikomponen kesehatan jiwa).

4. Berhubungan dengan Dampak Tayangan Media Massa

Psikolog sosial menanggapi kekhawatiran sosial yang meluas tentang anak-anak dan penampilan televisi mereka. Misalnya, peneliti mulai mempelajari dampak tayangan televisi terhadap kemampuan membaca anak-anak. Kemudian, mereka mulai mempelajari dampak tayangan televisi kekerasan terhadap perilaku anak-anak, misalnya, jika mereka cenderung menunjukkan perilaku anti-sosial atau untuk menyalin perilaku kekerasan yang mereka lihat.

5. Menyangkut Persepsi Lingkungan Terhadap Media

Psikolog sosiali media mencakup persepsi pengguna, kognisi, dan komponen humanistik sehubungan dengan pengalaman mereka terhadap lingkungan sekitar. Psikolog sosial media juga memanfaatkan sosial perkembangan dan narasi dan menemukan temuan dari ilmu syaraf. Teori dan penelitian dalam psikolog sosial digunakan sebagai tulang punggung psikolog sosial media dan membimbing kedisiplinan itu sendiri.

6. Memiliki Banyak Dimensi yang Tampak di Media

Teori dalam psikolog sosial yang diterapkan pada media mencakup banyak dimensi, yaitu teks, gambar, simbol, video dan suara. Sensory Psychology, semiotika dan semantik untuk komunikasi visual dan bahasa, kognisi sosial dan ilmu syaraf termasuk di antara bidang yang dibahas dalam studi bidang psikolog ssosial media ini.

7. Menentukan Isi Konten disesuaikan dengan Keadaan Psikologi

  • Media massa didasarkan pada emosi dan opini seseorang terhadap karakter.
  • Konten media massa didorong dari kenikmatan dan apresiasi dari seseorang.
  • Seseorang membentuk perasaan tentang karakter yang ada, baik positif maupun negatif.
  • Media massa bergantung pada konflik antar karakter dan bagaimana seseorang bereaksi terhadap konflik.

8. Memiliki Informasi Luas Tak Terkecuali

Media massa tidak sepenuhnya mengecualikan informasi eksternal yang mengelilingi seseorang. Melainkan bahwa rangsangan yang dimediasi diubah menjadi citra dan kenangan seseorang agar bisa menjalankan simulasi. Ini menjelaskan mengapa seseorang dapat membentuk pengalaman ini tanpa menggunakan media massa, karena ini berkaitan dengan relevansi konstruksi dan pemrosesan internal.

9. Mengatur Kerangka Kerja

Media massa menerapkan kerangka kerja yang lebih umum terhadap konsep hiburan media. Gagasan ini berpotensi menawarkan koneksi konseptual yang lebih mengarah pada kehadiran. Kegiatan media massa bermain pameran konsisten hasilnya dengan penggunaan benda hiburan.

10. Media Massa Memberikan Kepuasan Hiburan & Tontonan Secara Psikologi

Seseorang menggunakan media massa untuk kepuasan mereka dan bagaimana media berubah dalam kehidupan seseorang sesuai dengan isinya. Media massa digunakan untuk kesenangan dan bersifat mandiri. Orang-orang mempengaruhi media massa baik secara negatif maupun positif karena dapat berhubungan dengan apa yang dilihat di dalam lingkungan.

Dengan melihat lebih dalam pada berbagai bentuk media massa, menjadi jelas bahwa versi awal membuat percaya media massa menunjukkan kebutuhan setiap orang untuk kontrol dan keinginan untuk mempengaruhi lingkungan mereka saat ini.

11. Media Massa dapat Menciptakan Emosi Secara Psikologi

Dolf Zillmann mengemukakan model emosi dua faktor. Dua faktor emosi tersebut mengemukakan bahwa emosi melibatkan komponen psikolog sosiali sosial dan kognitif. Zillmann mengemukakan teori “Transfer eksitasi” dengan menetapkan penjelasan untuk efek media massa kekerasan. Teori Zillmann mengusulkan gagasan bahwa pemirsa secara fisiologis terangsang saat mereka menyaksikan adegan agresif. Setelah menyaksikan adegan agresif, seseorang akan menjadi agresif karena gairah dari TKP.

12. Media Massa Berhubungan dengan Dampak Politik dan Ekonomi

Dikombinasikan dengan dampak politik dan ekonomi global dari media massa seluler, menunjukkan bahwa media massa akan terus mengganggu sistem dan berpotensi menghasilkan solusi untuk masalah dan menantang imajinasi.

13. Media Massa Mampu Menjawab Pertanyaan dengan Pendekatan Psikologi

Psikolog sosial media diposisikan secara unik untuk memeriksa pertanyaan-pertanyaan yang muncul, menetapkan praktik dan standar terbaik untuk media positif dan etis dan penggunaan media massa, dan menginformasikan perkembangan media dan media massa yang dapat bermanfaat bagi seseorang dan seseorang.

Area yang berkembang termasuk media literacy, digital citizenship, transmedia storytelling, dan penggunaan artificial intelligence (AI) dan masuk akal dari sejumlah besar analisis data semakin tersedia melalui bidang ilmu data dan visualisasi data yang sedang berkembang.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga menjadi wawasan berkualitas untuk sobat pembaca semua. Oke sobat, sampai jumpa di artikel berikutnya, semoga bahagia selalu.

You may also like