Gejala psikis dipengaruhi morfin merupakan salah satu hal yang bisa kita tahu ketika kita membahas mengenai masalah penyalahgunaan zat-zat terlarang. Morfin adalah obat pengurang rasa sakit (analgesik) yang merupakan golongan dari opiat. Cara kerja dari morfin ini adalah langsung kepada sistem saraf pusat. Tujuannya jelas, yaitu untuk menghilangkan rasa sakit. Morfin dalam dunia medis sendiri digunakan sebagai obat jika pasien memang ada indikasi membutuhkannya demi mengurangi rasa nyeri yang sangat hebat. Namun demikian, ada pihak-pihak yang melakukan pelanggaran dengan menyalahgunakan penggunaan obat ini.
Baca juga:
Bila digunakan tidak sesuai dengan indikasi dan pengawasan dokter, maka morfin bisa menimbulkan efek candu. Seseorang bisa merasa ketagihan untuk memakainya demi mendapatkan sensasi rileks yang berlebihan. Ketika seorang individu sudah mengalami adiksi terhadap morfin ini, maka ada beberapa gejala psikis yang mungkin timbul karenanya. Berikut ini adalah beberapa uraian mengenai apa saja gejala yang bisa diperlihatkan oleh individu tersebut:
Salah satu gejala psikis yang bisa muncul dari penggunaan morfin adalah perasaan gembira yang berlebihan. Seseorang mungkin akan merasa sangat gembira, dengan tertawa terbahak-bahak pada hal-hal yang sebenarnya tidak lucu sama sekali. Perasaan senang tersebut sebenarnya dipicu oleh penggunaan obat. (Baca juga: Ciri-ciri bipolar disorder)
Selain ada muncul kesan tertawa terbahak-bahak dan gembira yang berlebihan, pengguna morfin juga bisa menampakkan diri yang begitu rileks. Ia merasa sangat tenang setelah mengkonsumsi morfin tersebut. Efek ini hanya didapat setelah menggunakan obat tersebut. Setelahnya mungkin ia akan merasa gelisah karena memerlukan morfin lagi.
Konsentrasi menjadi mudah terganggu. Seseorang tidak dapat fokus dalam mengerjakan sesuatu dan cenderung memilih untuk melakukan hal-hal secara sedikit-sedikit. Tentu saja ini menjadi gejala psikis yang membuat seseorang menjadi kurang produktif.
Selain adanya penurunan produktivitas, seseorang juga menjadi cepat mengantuk ketika sudah terbiasa menggunakan morfin. Sistem sarafnya mungkin mengalami gangguan tertentu yang membuatnya menjadi lebih cepat mengantuk pada saat mengkonsumsi morfin ini.
Hampir sama dengan gangguan konsentrasi, gejala psikis dipengaruhi morfin selanjutnya yaitu adanya kesulitan dalam berpikir. Seseorang mungkin menjadi lebih sulit dalam mengingat-ngingat sesuatu. Ini tentu saja berdampak pada kemampuan kognitifnya.
Rasa peduli atau empati bisa kemudian menjadi hilang begitu saja akibat penggunaan morfin. Seseorang cenderung menjadi lebih cuek dan abai terhadap hal-hal di sekitarnya. Ia tidak akan peduli dengan apa pun yang terjadi di sekitarannya, termasuk ketika seseorang berkomentar negatif tentang dirinya. (Baca juga: Gangguan mood dalam psikologi)
Seseorang menjadi lebih apatis atau seperti tidak berkonsentrasi ketika diajak berbicara. Gejala ini biasanya muncul pula sebagai tanda bahwa seseorang sudah sering terpengaruh oleh morfin. Pandangan yang kosong dan seakan tidak terlibat dalam perbincangan merupakan gejala yang bisa muncul.
Kesadaran yang kabur memiliki pengertian bahwa seseorang seakan sedang berada dalam posisi “mengambang”. Ia merasa tidak benar-benar dalam kondisi saat ini dan di sini (here and now) dan kadang-kadang membuatnya bisa berhalusinasi.
Karena adanya gangguan kognitif atau proses berpikir, seseorang yang mengkonsumsi morfin menjadi kesulitan dalam membuat sebuah keputusan. Daya untuk memecahkan masalah pun menjadi berkurang akibat ketidakmampuannya dalam menentukan pilihan.
Gejala yang nampak lainnya yaitu adanya sikap yang senang melamun. Pandangan kosong dari seseorang yang terbiasa mengkonsumsi morfin bisa saja terlihat ketika ia sedang melamun. Tentu saja hal ini kurang baik. (Baca juga: Akibat depresi kepanjangan)
Kesulitan untuk tidur atau bahkan tidur terlalu lama menjadi umum sebagai gejala psikis yang bisa nampak dari seorang penyalahguna morfin. Pola tidur yang kacau ini karena adanya pengaruh obat-obatan yang tidak semestinya.
Satu menit terasa seperti lima menit, satu meter seperti lima puluh meter, itu semua adalah gejala psikis yang timbul akibat dari penyalahgunaan morfin. Persepsi seseorang menjadi terganggu. Tak heran jika mereka sering merasa “fly” atau “high”.
Seseorang juga akan menunjukkan sikap percaya diri yang berlebihan karena terbiasa menggunakan morfin. Ini sebenarnya merupakan salah satu gejala yang membuat dia cenderung ke arah mania. Seseorang nampak benar-benar sangat percaya diri, seperti misalnya ia merasa sangat tampan padahal sebenarnya tidak.
Itulah beberapa macam gejala psikis yang bisa kita amati. Masih ada banyak lagi kajian yang bisa kita perhatikan mengenai penyalahgunaan morfin ini. Setidaknya informasi mengenai gejala psikis dipengaruhi morfin ini cukup berguna sebagai tambahan wawasan kita.
Fobia merupakan ketakutan yang dialami oleh manusia namun sudah dalam tahap sulit untuk dikendalikan dan…
Menikmati pemandangan alam dan menikmati udara yang menyejukan menjadi salah satu yang bisa kita rasakan…
Ada berbagai jenis dan juga tipe dari phobia atau rasa cemas, dan ketakutan berlebihan. Faktanya…
Berbicara mengenai fobia ataupun mengatasi rasa takut yang dialami oleh seseorang ada banyak sekali jenis…
Istilah Somniphobia atau dikenal dengan nama hypnophobia merupakan rasa takut yang berlebih saat seseorang jauh…
Berbicara mengenai fobia, ada beberap jenis fobia yang dikenal ditengah masyarakat. Misalnya fobia ketinggian, fobia…