Remaja merupakan generasi penerus yang di masa depan akan menggantikan peranan generasi yang lebih tua untuk menjadi pemimpin dan meneruskan tradisi bangsanya. Bagaimana kondisi perilaku remaja pada masa kini juga akan menjadi gambaran bagaimana kehidupan para remaja di masa depan. Pada masa ini, keadaan para remaja tidak dapat disamakan dengan kondisi para remaja pada masa lalu atau pada zaman para orang tua dulu ketika mereka masih menjadi remaja. Kebanyakan remaja sekarang ini telah memperluas pergaulan dan pengetahuannya berkat kemajuan teknologi berupa jejaring sosial dan internet.
Para remaja sekarang ini dapat menjalin pergaulan dengan siapa saja dan tidak hanya terbatas pada lingkungan kehidupan mereka tempat mereka dibesarkan, melainkan bisa menjalin pergaulan dengan remaja lain di seluruh dunia. Namun kemudahan pergaulan ini tentu juga memiliki sisi buruknya sendiri. Tidak semua orang yang kita kenal tahu bagaimana bersikap baik sesuai moral dan aturan masyarakat, sehingga membuka peluang remaja terkena pengaruh buruk dari orang – orang tersebut.
Mengatasi Perilaku Menyimpang Remaja
Kebanyakan remaja yang belum matang secara emosi dan pikiran akan menerima mentah – mentah berbagai pengaruh yang datang kepadanya. Karena itulah apabila pergaulan remaja berlangsung tanpa adanya filter atau rambu – rambu untuk membatasinya, hal itu akan berpotensi menimbulkan perilaku menyimpang dan membuat para orang tua pusing mencari cara untuk mengatasinya. Cara menghadapi perilaku psikologis remaja yang menyimpang yaitu:
1. Mengawasi anak Anda
Mengawasi berarti mengetahui dimana anak berada, apa yang dia lakukan dan dengan siapa. Anak remaja yang memiliki orang tua yang memonitor keberadaan serta aktivitas mereka memiliki lebih sedikit resiko untuk melakukan perilaku menyimpang. Selain itu, pengawasan yang lebih intens juga akan mengurangi perilaku berisiko. Mungkin Anda akan merasa canggung dan tidak nyaman dengan mengawasi anak remaja Anda, namun ingatlah memang ada hubungan yang kuat antara pengawasan dan penurunan resiko.
2. Mempererat ikatan dengan anak
Membangun kebiasaan baik untuk mempererat ikatan dengan anak sejak dini telah terbukti dapat menurunkan resiko perilaku menyimpang remaja. Membangun kebiasaan dan rutinitas dalam keluarga seperti berlibur, makan bersama, berakhir pekan bersama akan menguatkan ikatan antar anggota keluarga dan juga mengatasi hambatan dalam perkembangan remaja.
3. Pengajaran di lingkungan sekolah
Sekolah sebagai lembaga yang menyelenggarakan pendidikan formal harus mengubah sistem pengajaran mereka dari sistem yang lebih menekankan pada aspek kognitif, kepada sistem pengajaran yang lebih seimbang antara kognitif, afektif dan psikomotorik. Gabungan ketiga aspek tersebut akan menjadi dasar yang bagus untuk menyiapkan anak – anak untuk hidup bermasyarakat sehingga sebagai remaja mereka tidak mudah terkena pengaruh buruk.
4. Mengembangkan potensi anak
Banyak orang tua mengirim anaknya untuk mengikuti berbagai les yang beragam hingga menghabiskan waktu anak, namun akan lebih efektif untuk menemukan bidang yang lebih disukai oleh anak – anak dan yang dapat meningkatkan potensinya. Tidak perlu memaksa anak untuk mempelajari sesuatu yang tidak disukainya, sebab dengan kegiatan yang sesuai dengan minat anak akan mudah memfokuskan perhatiannya pada kegiatan yang positif dan mengurangi resiko perilaku menyimpang saat remaja kelak.
5. Menyediakan waktu untuk anak
Perhatian yang cukup kepada anak terutama remaja dari orang tua akan dapat menjadi cara menghadapi perilaku psikologis remaja yang menyimpang berkat adanya peran keluarga dalam perkembangan remaja. Kedekatan dengan orang tua membuat anak memiliki tempat untuk bertanya dan mencurahkan perasaan mereka serta membuat anak merasa aman karena memiliki orang tua yang dapat diandalkan. Usahakan untuk meluangkan waktu dengan anak sejak usia dini dengan melakukan berbagai kegiatan yang berkualitas atau cukup hanya menemani anak bermain di rumah.
6. Menetapkan peraturan dan batasan
Cara menghadapi perilaku psikologis remaja yang menyimpang adalah dengan menetapkan peraturan dan batasan yang harus dipenuhi anak tidak saja di rumah namun juga di luar rumah. Peraturan berguna sebagai pembatasan pada perilaku remaja agar tidak berkembang di luar kendali orang tua dan juga memberi pengertian pada anak bahwa apa yang mereka lakukan harus selalu dapat dipertanggung jawabkan dan dipikirkan semua konsekuensi serta akibatnya.
7. Berikan sanksi
Perilaku anak yang melanggar peraturan yang telah ditetapkan di rumah tentunya perlu mendapatkan sanksi dari orang tua. Sangat penting agar orang tua dapat bersikap tegas dalam menegakkan peraturan agar anak dapat mengetahui tentang konsekuensi yang ia terima dalam setiap perbuatan serta keputusannya. Cara menghadapi perilaku psikologis remaja yang menyimpang ini akan efektif jika orang tua dapat menanamkan pemahaman kepada anak mengenai mengapa mereka harus menaati peraturan tersebut.
8. Memantau media sosial anak
Sulit mencari anak yang tidak menggunakan media sosial pada saat sekarang ini dan lebih sulit lagi mencari orang tua yang tidak membiasakan anaknya menggunakan gadget. Terlebih lagi hampir semua orang saat ini telah menggunakan media sosial sehingga sulit membendung penggunaannya. Anda dapat membatasi penggunaan media sosial anak dengan membuat kesepakatan dengan anak. Izinkan anak menggunakan media sosial, namun dengan sepengetahuan Anda mengenai isi dan password dari media sosial anak. Dengan demikian, penggunaan media sosial anak akan berada di bawah pengawasan orang tua, sehingga dapat meminimalkan pengaruh buruknya terhadap remaja dan juga mengurangi pengaruh lingkungan dalam perkembangan remaja dan pengaruh budaya dalam perkembangan remaja.
9. Mendukung anak untuk kegiatan positif
Dukunglah minat anak terhadap apapun selama kegiatan tersebut merupakan sesuatu yang positif dan dapat mengalihkan perhatian anak dari perilaku yang menyimpang. Usahakan untuk memberi dukungan yang sepatutnya pada anak, dan tidak mencoba memaksa anak untuk mengikuti kemauan Anda pada satu kegiatan tertentu yang Anda inginkan atau meremehkan minat anak terhadap suatu bidang. Anak berkegiatan dengan positif akan mendukung pengaruh perkembangan fisik remaja dalam proses belajar.
10. Selalu menunjukkan kasih sayang kepada anak
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak – anak yang mendapatkan kasih sayang sepantasnya di rumah akan lebih sedikit berisiko melakukan perilaku meyimpang. Cara menghadapi perilaku psikologis remaja yang menyimpang adalah dengan menunjukkan kasih sayang kepada anak, sehingga ia akan tumbuh menjadi remaja yang tidak perlu mencari kenyamanan di luar rumah melalui pergaulan yang salah.
11. Memberikan bimbingan konseling di sekolah
Bimbingan konseling di sekolah sangat berperan terhadap cara menghadapi perilaku psikologis remaja yang menyimpang. Karena remaja banyak menghabiskan waktu di sekolah, maka adanya bimbingan ini sangat penting untuk menjadi wadah bagi remaja untuk menyalurkan perasaan dan emosi yang terpendam, juga berbagai masalah yang dialaminya khususnya jika remaja tidak memiliki orang tua yang dapat melakukan peran tersebut untuknya.
12. Mengajarkan sanksi hukum tentang kenakalan remaja
Cara menghadapi perilaku psikologis remaja yang menyimpang salah satunya adalah dengan memastikan para remaja mengetahui bahwa ada sanksi hukum yang bisa mereka dapatkan jika melanggar peraturan dengan berperilaku menyimpang. Dengan mengetahui sanksi hukum tersebut diharapkan anak remaja akan dapat mengendalikan diri dan perilakunya agar tetap di dalam jalur yang aman. Ketahuilah juga mengenai proses perkembangan kognitif remaja, gangguan psikologis pada remaja dan berbagai fakta psikologis remaja untuk lebih memahami anak remaja Anda.
13. Selalu dapat mendengarkan anak
Remaja membutuhkan orang yang dapat mendengarkan masalah – masalah mereka karena mereka memang sedang memasuki masa – masa labil dan membutuhkan bimbingan. Mendengarkan anak berarti bahwa orang tua dapat meluangkan waktu untuk menyimak curahan perasaan anak serta apa saja yang ingin mereka bicarakan dan diskusikan dengan orang tuanya, tanpa adanya pengalih perhatian yang membuat orang tua tidak dapat memahami apa yang disampaikan oleh anak remajanya.
14. Memberikan dasar ilmu agama
Pendidikan ilmu agama yang diberikan pada anak sejak dini juga akan dapat menjadi benteng bagi anak untuk cara menghadapi perilaku psikologis remaja yang menyimpang dan menyalahi aturan serta membahayakan bagi perkembangan mentalnya. Dalam ajaran agama telah tertera berbagai larangan dan anjuran yang digunakan sebagai panduan untuk hidup sesuai dengan aturan agama. Jika anak memiliki pemahaman yang jelas mengenai hal tersebut, maka ia akan lebih mudah mengetahui serta membedakan mengenai hal yang baik dan buruk.
15. Memberikan pendidikan moral dan etika
Pengaruh tata krama dalam perkembangan remaja dan pengaruh egosentrisme terhadap remaja cukup besar dan penting. Itulah sebabnya pendidikan etika menjadi suatu hal yang sangat perlu diberikan kepada remaja, untuk menjadi batasan bagi perilaku mereka agar tetap berada di jalur yang sesuai dengan nilai – nilai moral, sosial dan etika dalam bermasyarakat. Dengan memiliki pengetahuan tentang nilai – nilai apa saja yang dapat diterima dan tidak dalam kehidupan, remaja akan lebih mudah untuk mengendalikan dirinya dan perilakunya.
Cara menghadapi perilaku psikologis remaja yang menyimpang dapat dilakukan dan berhasil hanya jika ada kerjasama yang baik antara pihak sekolah dan juga orang tua serta lingkungan sekitar tempat anak bertumbuh kembang. Usaha salah satu pihak saja tidak akan membawa hasil yang maksimal untuk membatasi anak dari resiko terkena pengaruh buruk dari pergaulan dan juga lingkungannya yang akan membuat anak remaja berperilaku menyimpang. Orang tua tidak bisa hanya mengharapkan pihak sekolah untuk membentuk anak, demikian juga sekolah tidak dapat lepas tangan terhadap pendidikan etika dan budi pekerti anak.