Psikologi Perkembangan

10 Perbedaan Simpati dan Empati dalam Psikologi

Tahukah Anda bahwa ternyata terdapat perbedaan simpati dan empati dalam psikologi yang cukup signifikan? Empati dan simpati memang sering dianggap sebagai perasaan peduli dan “merasakan” orang lain. Banyak yang menggunakan istilah simpati terutama saat berhadapan dalam situasi merasakan “iba” tentang apa yang dialami oleh orang lain. Simpati dan empati agaknya menjadi dua hal yang memang sebelas dua belas. Banyak pula yang mengatakan bahwa keduanya sebenarnya hanya memiliki perbedaan yang sangat tipis. Apakah benar demikian?

Rupanya simpati dan empati memiliki perbedaan yang cukup jauh. Penjelasan mengenai kedua hal ini akan dibahas lebih banyak dalam daftar perbedaan berikut ini. Yang jelas, di dalam psikologi keduanya merupakan hal yang memang menjadi bagian dari sikap dan perasaan seorang manusia. Manusia yang normal umumnya tetap memiliki simpati dan empati terhadap orang lain. Pengungkapannya pun bermacam-macam. Simak beberapa macam penjelasannya berikut ini:

  1. Simpati Adalah “Feeling with”

Berdasarkan pengertiannya, simpati merupakan sebuah sikap untuk mampu peduli dan merasa iba dengan orang lain. Sikap ini disebut dengan sikap feeling with. Simpati mungkin hanya mampu merasakan bersama dengan orang lain tentang apa yang mereka rasakan. Pihak yang terlibat akan menganggap bahwa apa yang terjadi merupakan persamaan nasib sehingga sikap yang ada kemudian akan saling mendukung.

  1. Empati Adalah “Feeling in”

Jika simpati merupakan sikap feeling with, maka pengertian empati menurut para ahli lebih kepada sikap feeling in. Empati merupakan sebuah sikap dimana seorang individu mampu merasakan apa yang orang lain rasakan. Empati membuat seseorang merasa mampu berada dalam posisi orang lain. Sikap ini biasanya ditunjukkan dengan sikap penerimaan saat menghadapi orang lain yang sedang mengalami permasalahan. Biasanya, bina hubungan saling percaya akan terwujud dengan penunjukkan sikap feeling in ini.

  1. Simpati Tidak Mendalam

Karena sifatnya yang hanya merasa iba, simpati biasanya tidak terlalu mendalam. Seseorang mungkin tahu dan ikut bersedih dengan apa yang orang lain alami tetapi mereka tidak terlalu terlibat terhadap kesedihan itu (baca juga: 4 karakter manusia). Simpati umumnya hanya menunjukkan sikap prihatin terhadap apa yang orang lain rasakan tanpa memandang bahwa perlu atau tidak untuk membantu seseorang tersebut menangani kesulitannya, sebab ia merasa bahwa masalahnya juga sama.

  1. Empati Lebih Mendalam

Sikap empati dalam psikologi merupakan sikap yang lebih mendalam. Seseorang akan lebih merasakan kesedihan orang lain dan tahu apa yang orang lain rasakan ketika berada dalam situasi tersebut. Saat sikap ini muncul, seseorang biasanya juga akan lebih berusaha bekerja sama untuk mencari penyelesaian masalah bersama. Sikap empati ini biasanya akan erat sekali dengan kemauan seseorang untuk menolong orang lain. Ini bisa menjadi sarana untuk belajar cara menghilangkan sifat egois.

  1. Simpati Merupakan Respon Dukungan

Karena sifatnya yang tidak begitu mendalam, sikap simpati merupakan bukan sesuatu yang salah. Di satu sisi, sikap simpati ini bisa menjadi sebuah bentuk respon dukungan kepada orang lain. Orang lain dapat merasakan dukungan ini tetapi tidak sampai pada tahap penyelesaian pemecahan masalah yang dibantu oleh orang yang bersimpati. Bagi beberapa orang, mungkin sikap ini justru sudah cukup karena memang mereka tidak mengharapkan bantuan lebih banyak lagi dari orang lain.

  1. Empati Merupakan Sikap untuk Memahami Orang Lain

Perbedaan simpati dan empati dalam psikologi selanjutnya bisa dilihat dari bagaimana sikap empati yang bisa terlihat sebagai suatu pemahaman kepada orang lain. Seseorang yang berempati mampu mengerti bahwa permasalahan yang dihadapi orang lain adalah berat.

Ia akan berusaha menjadi pendengar yang baik dan membebaskan orang lain untuk menceritakan permasalahannya sebebas-bebasnya. Karakter yang empati biasanya tidak akan menyanggah atau memberikan pendapat pribadinya sampai benar-benar diminta untuk melakukannya. (Baca juga: teori psikologi kepribadian)

  1. Simpati Berdasarkan Faktor Persamaan

Beberapa poin sebelumnya sudah cukup menjelaskan bagaimana simpati yang didasarkan oleh faktor persamaan. Seseorang mungkin (pernah) mengalami kesamaan nasib yang kemudian menjadikan dia merasa iba atau merasa prihatin terhadap apa yang dialami oleh orang lain. Mereka memang akan saling menguatkan, tetapi berusaha tidak terlibat lebih jauh lagi dalam proses pemecahan masalah yang ada. Banyaknya macam-macam sifat manusia akan melandasi rasa kesamaan ini.

  1. Empati Berdasarkan Faktor Perbedaan

Dibandingkan dengan simpati yang menggunakan banyak faktor persamaan, empati justru timbul karena banyak faktor perbedaan yang ada. Seseorang yang bersikap empati mungkin tidak mengalami hal yang sama yang terjadi pada seseorang, namun mampu merasakan apa yang dialami oleh orang tersebut. Sikap ini memang unik, namun banyak sekali orang yang memiliki kemampuan empati tinggi seperti ini. Tipe kepribadian manusia yang berbeda justru bisa menciptakan empati.

  1. Simpati Umumnya Spontan

Simpati juga umumnya merupakan reaksi yang sifatnya spontan. Sebagai contoh, saat mendengar kabar seseorang terkena musibah, kita mungkin bisa memberikan respon, “Saya cukup prihatin dengan apa yang terjadi pada kamu,” tanpa harus merasakan lebih dalam lagi apa yang orang tersebut rasakan. Reaksi spontan ini hanya untuk menunjukkan bahwa kita bersimpati dengan apa yang terjadi pada orang lain. (Baca juga: kepribadian ambivert)

  1. Empati Melibatkan Faktor Kognitif dan Afektif

Empati justru berbanding sebaliknya. Faktor kognitif dan afektif akan dilibatkan, dimana seseorang juga ikut berpikir dalam mencari penyelesaian masalah orang lain. Sikap yang ditunjukkan akan memberikan kenyamanan orang lain untuk mau membuka dirinya lebih luas lagi. Perbedaan simpati dan empati dalam psikologi ini memang terlihat sangat jelas.

Demikian penjelasan beberapa perbedaan simpati dan empati dalam psikologi yang bisa memberikan informasi dan pengetahuan bagi anda.

Share
Published by
Barzam

Recent Posts

Chrometophobia (Fobia Uang): Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Fobia merupakan ketakutan yang dialami oleh manusia namun sudah dalam tahap sulit untuk dikendalikan dan…

9 months ago

Anemophobia : Pengertian, Gejala, Penyebab, dan Cara Pengobatannya

Menikmati pemandangan alam dan menikmati udara yang menyejukan menjadi salah satu yang bisa kita rasakan…

9 months ago

Pantophobia : Pengertian, Gejala, Penyebab dan Cara Pengobatannya

Ada berbagai jenis dan juga tipe dari phobia atau rasa cemas, dan ketakutan berlebihan. Faktanya…

9 months ago

Heliophobia : Pengertian, Penyebab, Gejala, Komplikasi dan Pengobatannya

Berbicara mengenai fobia ataupun mengatasi rasa takut yang dialami oleh seseorang ada banyak sekali jenis…

9 months ago

Somniphobia : Gejala, Penyebab dan Cara Pengobatannya

Istilah Somniphobia atau dikenal dengan nama hypnophobia merupakan rasa takut yang berlebih saat seseorang jauh…

9 months ago

Cibophobia : Pengertian, Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

Berbicara mengenai fobia, ada beberap jenis fobia yang dikenal ditengah masyarakat. Misalnya fobia ketinggian, fobia…

9 months ago