Psikologi Perkembangan

13 Pengaruh Perkembangan Fisik Remaja dalam Proses Belajar

Usia remaja sering diidentikkan dengan usia yang penuh perubahan dan gejolak dalam fase kehidupan manusia. Di usia remaja, selain terjadi perubahan dan perkembangan secara psikologis, terjadi pula perkembangan fisik. Menurut Muhammad Baitul Alim, dalam perkembangan manusia terdapat setidaknya dua jenis perkembangan, yaitu perkembangan fisik dan psikis.

Secara umum, perkembangan ini adalah perubahan yang menetap dan tidak dapat kembali berubah menjadi seperti sebelumnya. Ada tiga aspek perkembangan:

  • Perkembangan fisik, yaitu perubahan yang bersifat fisik dan terlihat langsung, seperti perubahan tinggi, berat, bentuk tubuh dan lain-lain.
  • Perkembangan kognitif, yaitu perkembangan yang terjadi dalam proses berpikir, memori, bahasa.
  • Perkembangan kepribadian dan sosial, yaitu perubahan seseorang dalam mendefinisikan konsep dirinya, cara berhubungan dengan orang lain, dan lain sebagainya.

Ketiga aspek di atas tidak berdiri sendiri, melainkan saling berkaitan dalam perkembangan manusia. Demikian halnya dalam konteks pendidikan, terdapat kaitan antara ketiga aspek perkembangan ini dengan proses belajar seseorang. Hal ini sangat perlu untuk dipahami, terutama oleh para tenaga pendidik, untuk bisa mendukung proses belajar anak didiknya. Oleh karena itu, dalam artikel kali ini akann dibahas 13 pengaruh perkembangan fisik remaja dalam proses belajar yang selanjutnya akan bermanfaat untuk menyusun strategi belajar-mengajar remaja. Simak terus, ya!

Remaja adalah mereka yang berada di usia 12-18 tahun (Hurlock, 1981). Sementara itu, menurut Monks dkk (2000), usia remaja berada dalam rentang 12 hingga 21 tahun. Berdasarkan batasan-batasan ini, bisa dilihat bahwa usia remaja umumnya diawali pada usia 12 tahun. Pada usia ini, remaja biasanya mengalami perubahan fisik, seperti perubahan bentuk tubuhnya, fungsi biologisnya, hingga semakin tinggi dan kuatnya otot-otot mereka. Hal ini tentu akan mempengaruhi pola belajar remaja, termasuk prosesnya.

  1. Merasa Ingin Istirahat dan Banyak Tidur

Pada usia remaja, seseorang sedang mengalami masa pertumbuhan fisik yang pesat. Mulai dari bertambahnya tinggi, berat badan, hingga pertumbuhan karakteristik seksual sekunder, misalnya tumbuhnya payudara pada remaja wanita. Perkembangan fisik ini tentu membutuhkan nutrisi yang banyak dan tubuh melakukan metabolisme yang cepat. Hal ini mempengaruhi stamina dan energi khusus.

Akibatnya, di masa-masa ini para remaja yang sangat aktif secara fisik pun juga akan lebih memilih untuk tidur dan istirahat di waktu luangnya. Kondisi ini sering menyebabkan mereka terlihat malas dan tidak ingin belajar. (Baca juga: Psikologi Remaja)

  1. Sulit Konsentrasi Akibat Rasa Lapar

Di usia ini pula seorang remaja memiliki nafsu makan yang lebih besar. Hal ini disebabkan organ pencernaan mereka yang juga semakin membesar serta metabolisme tubuh yang cenderungg lebih cepat. Akibatnya, anak remaja sering merasa lapar dan hal ini membuat mereka terganggu konsentrasinya saat sedang belajar.

  1. Mood Mudah Berubah

Akibat kebutuhan tidur dan asupan makanan yang cenderung bertambah, jika hal ini tidak ditangani dengan baik, tentu akan mempengaruhi mood siswa di usia remaja dalam proses belajarnya. Mereka akan menjadi malas dan tidak berminat mengikuti pelajaran dengan baik ketika kebutuhan tidurnya tidak tercukupi ataupun saat rasa laparnya tidak ditangani.

  1. Mudah Melupakan Pelajaran

Masih berkaitan dengan poin sebelumnya tentang kebutuhan tidur yang bertambah, seorang siswa di usia remaja akan lebih mudah melupakan pelajaran. Hal ini juga bisa disebabkan kesulitan mereka untuk berkonsentrasi dan fokus pada pelajaran yang diberikan sehingga untuk menjaga hafalan pun juga menjadi sulit untuk mereka.

Oleh karena itu, di usia ini tenaga pendidik diharapkan bisa membuat proses belajar mengajar yang menyenangkan dan memudahkan mereka untuk memahami pelajaran, alih-alih hanya menghafalkannya.

  1. Mengembangkan Keterampilan Motorik

Memasuki usia remaja, laki-laki dan perempuan akan mengalami masa peralihan dari anak-anak ke usia yang lebih dewasa. Hal ini ditunjukkann pula dengan kemampuan fisik remaja yang lebih tinggi dibandingkan saat anak-anak. Misalnya, dalam hal kekuatan, kelincahan, dan daya tahan tubuhnya. Hal ini akan memicu remaja untuk menggeser perhatiannya ke hal-hal yang lebih bersifat motorik, untuk mengukur sejauh mana dia bisa melakukan hal-hal dengan kondisi fisiknya saat ini.

  1. Mencoba Hal Baru

Dengan semakin berkembangnya kemampuan fisik seorang remaja, maka mereka pun selalu ingin mencoba dan mempelajari hal-hal baru. Bukan hanya untuk menjawab segala keingintahuan mereka, melainkan juga untuk mencari tahu kemampuan fisik mereka. Maka, di usia remaja mereka lebih menyukai proses belajar yang menarik dan menantang, sesuai dengan minatnya. Dalam hal ini peran orang tua dan guru adalah mengarahkan dan menjaga agar remaja tidak terlalu jauh mencoba hal-hal yang negatif. (Baca juga: Cara Menghindari Pergaulan Bebas)

  1. Lebih Ceroboh dan Tidak Teliti

Pertumbuhan dan perkembangan fisik pada remaja yang sangat cepat juga akan berpengaruh pada koordinasi tubuh dan gerak mereka. Biasanya pada usia remaja seseorang akan lebih ceroboh dan tidak teliti. Hal ini terutama bisa terlihat saat mereka belajar mereka akan sering melupakan sesuatu serta melakukan kesalahan. Tenaga pendidik hendaknya memahami hal ini selama proses belajar mengajar, karena kecerobohan dan ketidaktelitian yang dilakukan remaja bisa menjadi pembelajaran tersendiri untuknya.

  1. Membutuhkan Ruangan Belajar yang Sejuk dan Nyaman

Saat seseorang sedang dalam masa anak-anak, mereka mungkin masih cukup nyaman berada di kondisi ruangan yang ramai dan panas. Mereka tidak keberatan belajar di tempat yang tidak dingin karena keringat yang mereka hasilkan belum terlalu banyak dan mengganggu. Hal ini berbeda ketika anak menginjak usia remaja.

Saat usia 12 tahun ke atas, fisik seorang anak akan mengalami perkembangan dan pertumbuhan, salah satunya terbentuknya kelenjar keringat dengan tipe yang berbeda di ketiak dan area kemaluan. Hal ini wajar terjadi di usia puber mereka. Akibatnya, ketika mereka berkeringat sangat mudah untuk terjadi interaksi dengan bakteri yang menyebabkan bau badan dan rasa tidak nyaman. Oleh karena itu, di usia  remaja sebaiknya lingkungan belajar didesai senyaman mungkin serta dijaga kebersihannya agar proses belajar bisa berlangsung dengan nyaman.

  1. Preokupansi Pada Tubuhnya

Perubahan fisik yang cukup signifikan tentu juga memberi pengaruh terhadap remaja itu sendiri dalam hal perhatian dan juga kepercayaan diri. Pada usia remaja, seseorang biasanya akan lebih memperhatikan perubahan yang terjadi di tubuhnya. Tidak jarang mereka juga membandingkan dengan ‘definisi tubuh ideal’ yang mungkin mereka miliki. (Baca juga: Ciri- Ciri Pubertas)

  1. Merasa Tidak Nyaman dan Merasa Berbeda

Akibat kecenderungan remaja membandingkan perubahan fisiknya dengan teman sebayanya, seringkali remaja merasa tidak nyaman dan merasa berbeda di lingkungannya. Jika tidak ditangani dengan benar, remaja ini akan menarik diri dan mengalami krisis percaya diri. Oleh karena itu, orang tua dan tenaga pendidik harus bisa memberi pemahaman pada remaja bahwa setiap manusia diciptakan berbeda. (Baca juga: Gejala Gangguan Mental pada Remaja)

  1. Mengenali Keunikan Diri Sendiri

Perubahan fisik remaja terjadi tidak sama satu dengan yang lain. Perkembangan fisik yang dialami oleh setiap remaja didukung oleh banyak faktor, termasuk faktor keturunan. Meski anak remaja cenderung ingin berkelompok dan berkumpul di lingkungan yang menerimanya serta membandingkan dirinya dengan teman-teman seusianya, di saat ini pula anak remaja mulai belajar mengenali bahwa setiap individu adalah unik.

Saat inilah anak remaja harus dikenalkan dengan konsep jati diri, sehingga dia tidak mudah terombang-ambing selama pencarian jati dirinya. (Baca juga: Faktor Penting Dalam Perkembangan Identitas Diri Remaja)

  1. Mulai Merancang Apa Tujuannya di Masa Depan

Seiring dengan berkembangnya seorang remaja secara fisik, dia pun semakin menyadari bahwa dirinya telah memasuki usia kedewasaan. Maka, dia pun mulai menyadari sifat-sifat yang melekat pada dirinya, seperti apa yang dia suka dan dia tidak suka, serta apa yang dia inginkan dan tidak inginkan. Saat inilah dia mulai merasa ingin mengontrol kehidupannya sendiri dengan merencanakan tujuan hidupnya di masa depan.

  1. Belajar Sebagai Orang Dewasa

Selanjutnya, pengaruh perkembangan fisik remaja dalam proses belajar adalah dari caranya bersikap yang mulai seperti orang dewasa. Mereka mulai ingin lebih berperan dalam menentukan keputusan di hidupnya dan mereka belajar untuk berpikir lebih abstrak dan kompleks hingga jauh ke depan. (Baca juga: Cara Menjadi Pribadi yang Dewasa)

Demikian pembahasan kali ini tentang pengaruh perkembangan fisik remaja dalam proses remaja. Semoga bermanfaat, ya!

Share
Published by
Hana Masita

Recent Posts

Chrometophobia (Fobia Uang): Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Fobia merupakan ketakutan yang dialami oleh manusia namun sudah dalam tahap sulit untuk dikendalikan dan…

8 months ago

Anemophobia : Pengertian, Gejala, Penyebab, dan Cara Pengobatannya

Menikmati pemandangan alam dan menikmati udara yang menyejukan menjadi salah satu yang bisa kita rasakan…

8 months ago

Pantophobia : Pengertian, Gejala, Penyebab dan Cara Pengobatannya

Ada berbagai jenis dan juga tipe dari phobia atau rasa cemas, dan ketakutan berlebihan. Faktanya…

9 months ago

Heliophobia : Pengertian, Penyebab, Gejala, Komplikasi dan Pengobatannya

Berbicara mengenai fobia ataupun mengatasi rasa takut yang dialami oleh seseorang ada banyak sekali jenis…

9 months ago

Somniphobia : Gejala, Penyebab dan Cara Pengobatannya

Istilah Somniphobia atau dikenal dengan nama hypnophobia merupakan rasa takut yang berlebih saat seseorang jauh…

9 months ago

Cibophobia : Pengertian, Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

Berbicara mengenai fobia, ada beberap jenis fobia yang dikenal ditengah masyarakat. Misalnya fobia ketinggian, fobia…

9 months ago