Psikologi komunikasi dalam mencapai tujuan dakwah adalah merupakan psikologi praktis atau psikologi terapan, maka ruang lingkup pembahasannya pun berada dalam proses kegiatan psikologi komunikasi dalam dakwah dimana sasarannya adalah individu sebagai mahluk spiritual dan sebagai mahluk sosial.
Di dalamnya melibatkan sikap dan kepribadian para juru psikologi komunikasi dalam dakwah atau penerang sebuah agama dalam menggarap sasaran psikologi komunikasi dalam dakwah yang berupa individu hidup yang punya sikap dan kepribadian pula.
Hakikatnya psikologi komunikasi dalam mencapai tujuan psikologi komunikasi dalam dakwah berusaha menganalisis gejala gejala kejiwaan dari sisi psikologi, berikut 12 Manfaat Psikologi Komunikasi dalam Mencapai Tujuan Dakwah secara lengkap.
1. Untuk Menumbuhkan Pengertian, Kesadaran Penghayatan dan Pengamalan
Ajaran sebuah agama yang dibawakan oleh psikolog psikologi komunikasi dalam dakwah atau penerang sebuah agama. Oleh karena itu ruang lingkup psikologi komunikasi dalam dakwah dan penerangan Sebuah agama adalah menyangkut masalah pembentukan sikap psikologi dan pengembangan motivasi yang bersifat positif dalam segala lapangan hidup individu. (Baca juga mengenai perbedaan bakat dan minat dalam psikologi)
Usaha demikian tidak bisa terlepas dari studi psikologi komunikasi dalam mencapai tujuan psikologi komunikasi dalam dakwah, karena psikologi komunikasi dalam mencapai tujuan psikologi komunikasi dalam dakwah menyangkut segala sesuatu yang menyangkut jiwa daripada da’i serta sasaran psikologi komunikasi dalam dakwah, baik secara individual maupun kelompok sosial. (Baca juga mengenai perbedaan simpati dan empati dalam psikologi)
2. Memberikan Landasan dan Pedoman
Yakni kepada metodologi psikologi komunikasi dalam dakwah. karena metodologi baru dapat efektif dalam penerapannya bilamana didasarkan atas kebutuhan kebutuhan hidup individu sebagaimana ditunjukkan kemungkinan pemuasannya oleh psikologi. (Baca juga mengenai perbedaan motif dan motivasi dalam psikologi)
Individu membutuhkan bermacam macam hal. Mulai dari kebutuhan fisik seperti makanan dan pakaian, istirahat dan pergaulan seksual, sampai dengan keperluan psikis seperti keamanan dan ketentraman, persahabatan, penghargaan dan cinta kasih. Maka ia terdorong untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya itu. Bila tidak berhasil memenuhi kebutuhannya, ia akan merasa kecewa. Ia tidak senang.
Keadaan inilah yang disebut frustasi. Psikologi dakwah mengobservasi bahwa keadaan frustasi dapat menimbulkan perilaku buruk. Individu yang mengalami frustasi, tak jarag mulai berkelakuan religius. Dengan jalan itu ia berusaha mengatasi frustasinya. (Baca juga mengenai perbedaan takut dan cemas dalam psikologi)
3. Memberikan Pandangan Tentang Mungkinnya Dilakukan Perubahan Tingkah Laku
Berupa sikap psikologi sasaran psikologi komunikasi dalam dakwah sesuai dengan pola kehidupan yang dikehendaki oleh psikolog psikologi komunikasi dalam dakwah atau penerangan sebuah agama itu. (Baca juga mengenai perbedaan sikap dan perilaku dalam psikologi)
4. Titik Perhatian Kepada Pengetahuan Tentang Tingkah Laku Individu
Dengan demikian maka psikologi komunikasi dalam mencapai tujuan psikologi komunikasi dalam dakwah mempunyai titik perhatian kepada pengetahuan tentang tingkah laku individu. Pengetahuan ini mengajak kita kepada usaha mendalami dan memahami segala tingkah laku individu dalam lapangan hidupnya melalui latar belakang kehiduan psikologis. Perubahan tingkah laku individu baru terjadi bilamana ia telah mengalami proses belajar dan pendidikan,
oleh karena itu psikologi komunikasi dalam mencapai tujuan psikologi komunikasi dalam dakwah pun memperhatikan masalah pengembangan kognisi, konasi dan emosi dalam proses penghayatan dan pengamalan ajaran sebuah agama. Sedang proses belajar tersebut banyak dipengaruhi faktor situasi dan kondisi kehidupan psikologis yang melingkupi individu itu sendiri.
5. Menyampaikan Pesan
Dengan memperhatikan faktor faktor perkembangan psikologis beserta ciri cirinya maka pesan psikologi komunikasi dalam dakwah yang disampaikan oleh juru psikologi komunikasi dalam dakwah akan dapat meresap dan diterima dalam pribadi sasarannya dan kemudian diamalkan dengan sukarela serta dengan keyakinan sepenuhnya, karena hal tersebut benar benar dapat menyentuh serta memuaskan akan kebutuhan hidup rohaniahnya.
6. Sebagai Strategi
Disini terletak titik berat strategi psikologi komunikasi dalam dakwah yang sebenarnya dan mengamalkan message (pesan) yang disampaikan dengan hati ikhlas. Oleh karena itu sikap sukarela dalam penerimaan message (pesan) psikologi komunikasi dalam dakwah merupakan ciri khas kejiwaan, maka kegiatan psikologi komunikasi dalam dakwah yang didasarkan atas pandangan psikologis mengandung sikap persuasif, motivatif, konsultatif serta edukatif.
7. Mempengaruhi Kepercayaan
Di dalam proses psikologi komunikasi dalam dakwah pasti terjadi komunikasi, dan komunikasi yang bertujuan untuk mengubah atau mempengaruhi kepercayaan disebut komunikasi persuasif. Para psikolog komunikasi seringkali menekankan bahwa persuasif adalah kegiatan psikologis. Persuasif dapat diartikan sebagai suatu proses mempengaruhi pendapat, dan tindakan individu dengan menggunakan manipulasi psikologis, sehingga individu tersebut bertindak sebagai atas kehendaknya sendiri.
8. Memberikan Kesadaran
Akibat yang ditimbulkan dari kegiatan persuasif adalah sebuah nilai kesadaran, kerelaan disertai perasaan senang. Secara umum efek positif dari proses persuasif adalah adanya kesadaran dan kerelaan komunikan untuk mengikuti pesan yang diterimanya.
9. Perubahan Sikap
Telah banyak eksperimen yang dilakukan para psikolog mengenai perubahan sikap yang disebabkan oleh adanya pengaruh komunikasi, khususnya dalam hubungan dengan komunikasi yang bersifat one side argument maupun two side argument.
Yang dimaksud dengan one side argument, apabila komunikasi disampaikan dengan hanya melihat alasan alasan atas dasar kepentingan sepihak saja, peranan komunikator aktif sekali dan sedikit sekali meminta peranan dari pihak komunikan, seperti ceramah yang berkisar one side argument.
Berbeda dengan two side argument, disini komunikasi menyampaikan alasan alasan tertentu dengan memperhatikan pula pandangan arus komunikasi antara kedua belah pihak yang terlibat dalam proses penyampaian tersebut, seperti secara diskusi.
Dari hasil eksperimen menunjukkan bahwa ceramah dengan one side argument lebih mampu mempengaruhi sikap mahasiswa ke arah isi ceramah tersebut daripada dengan cara diskusi. Sebaliknya cara diskusi, justru memperteguh sikap sikap yang telah terdapat perubahan sikap di dalamnya.
10. Untuk Memperoleh Faham tentang gejala gejala jiwa dan pengertian yang lebih sempurna tentang tingkah laku sesama individu pada umumnya dan anak anak pada khususnya.
11. Untuk Mengetahui Perbuatan Perbuatan Jiwa serta kemampuan jiwa sebagai sarana untuk mengenal tingkah laku individu atau anak.
12. Untuk Mengetahui Penyelenggaraan Pendidikan Dakwah dengan Baik
Jadi mempelajari ilmu psikologi untuk dakwah itu bukanlah hal yang baru bagi individu, karena individu dewasa yang normal sedikit banyak telah mengetahui psikologi meskipun pengetahuan mereka itu tidak sistematis, oleh karena itu siapa saja yang dapat mengetahui psikologi ia akan dapat menempatkan dirinya sedemikian rupa dimana ia berada. Karena kita semua berada pada lapangan apa saja. Maka psikologipun dapat di pergunakan dalam segala lingkungan termasuk dakwah
Demikian yang dapat disampaikan, sampai jumpa di artikel berikutnya ya sobat, terima kasih.
Fobia merupakan ketakutan yang dialami oleh manusia namun sudah dalam tahap sulit untuk dikendalikan dan…
Menikmati pemandangan alam dan menikmati udara yang menyejukan menjadi salah satu yang bisa kita rasakan…
Ada berbagai jenis dan juga tipe dari phobia atau rasa cemas, dan ketakutan berlebihan. Faktanya…
Berbicara mengenai fobia ataupun mengatasi rasa takut yang dialami oleh seseorang ada banyak sekali jenis…
Istilah Somniphobia atau dikenal dengan nama hypnophobia merupakan rasa takut yang berlebih saat seseorang jauh…
Berbicara mengenai fobia, ada beberap jenis fobia yang dikenal ditengah masyarakat. Misalnya fobia ketinggian, fobia…