Gangguan Psikologi

Gangguan Psikis pada Ibu Menyusui

Ibu dan anak ialah dua orang insan yang memiliki ikatan sejak terbentuk, yakni sejak bayi masih berada dalam perut ibu sebagai janin, ketika lahir pun, bayi sepenuhnya bergantung pada ibunya baik dari segi perawatan maupun gizi atau asupan makanannya. Anugrah bagi seorang wanita ialah ketika ia bisa menyusui bayinya sendiri, dari asupan ASI atau air susu ibu yang diberikan tersebut

nantinya akan timbul ikatan yang lebih mendalam lagi. Namun ketika menyusui, ibu tentunya harus memiliki pikiran dan pandangan yang positif sebab emosi yang dimiliki oleh ibu menyusui akan dimengerti dan berpengaruh pada bayi yang disusuinya, berikut Gangguan Psikis pada Ibu Menyusui secara lengkap.

1. Ibu yang Menyusui dengan Kondisi Stres dan Kelelahan

Hormon oksitosin untuk produksi ASI (air susu ibu) tidak akan bekerja jika sang ibu menyusui sedang dalam kondisi stres sehingga bayi pun menjadi stres karena kekurangan ASI. ASI (air susu ibu) akan tetap tersimpan dalam payudara namun tidak mengalir karena hormon oksitosin yang sedang tersendat. Untuk itu ibu menyusui yang menyusui harus dalam keadaan rileks. Menjaga kondisi tubuh tetap fit juga berpengaruh terhadap lancarnya ASI (air susu ibu). (Baca juga mengenai makna hujan dalam psikologi)

2. Ibu Menyusui yang Takut dan tak Percaya Siri

Banyak ibu menyusui yang merasa tidak percaya diri karena merasa ASI (air susu ibu) yang dikeluarkan sangat sedikit setelah melahirkan bayi yang membuat bayi menjadi merasa sedih. Ibu menyusui yang baru melahirkan memiliki jumlah ASI (air susu ibu) yang (Baca juga mengenai dasar dasar biologis perilaku)

masih sedikit, bukan berarti ASI (air susu ibu) yang dikeluarkan tidak banyak. Terlalu banyak berpikir negatif dan khawatir berlebihan akan berpengaruh pada hormon oksitosin yang bisa terhambat. (Baca juga mengenai makna warna hitam dalam simbolisme psikologis)

3. Jika Ibu Menyusui Merasa kesakitan

Ibu menyusui yang merasa kesakitan saat putingnya dihisap akan merasa tidak nyaman ketika menyusui buah hatinya. Rasa tidak nyaman dapat berpengaruh terhadap kelancaran ASI (air susu ibu) yang dikeluarkan sehingga berdampak pada bayi yang lebih susah minum. Jika merasa sakit sebaiknya, berhenti menyusui terlebih dahulu sehingga rasa sakit yang dirasakan tersebut hilang.

4. Jika Ibu Menyusui Takut Bentuk Payudara Berubah dan Takut Gemuk

Ibu menyusui yang dari awal sudah merasa senang dapat menyusui sang buah hati akan lancar mengeluarkan ASI (air susu ibu) dibandingkan dengan ibu menyusui yang merasa enggan menyusui anaknya setelah lahir. Hal ini dikarenakan ibu menyusui yang dari awal (Baca juga mengenai faktor psikologis pada tingkah laku manusia)

memang berniat untuk menyusui akan merasa lebih bahagia, perasaan senang seperti ini dapat melancarkan hormon oksitosin untuk mengeluarkan ASI (air susu ibu) sehingga bayi juga akan jauh lebih senang karena ibunya sungguh sungguh berkorban untuknya. (Baca juga mengenai faktor psikologis dalam kesulitan belajar)

5. Jika Ibu Menyusui dalam Kondisi Bahagia

Misalnya melihat suami menggendong bayi dengan penuh kasih sayang, hal yang membahagiakan dari menjadi seorang istri sekaligus ibu menyusui adalah memiliki suami yang siap mendukung kapanpun dan dimanapun, termasuk ketika diminta tolong untuk menggendong sang bayi.

Ibu menyusui yang bahagia melihat  anaknya dirawat dengan penuh kasih sayang oleh suaminya sendiri akan membuatnya bahagia dan otomatis akan berpengaruh baik terhadap hormon oksitosin sehingga bayi pun menjadi bahagia karena memiliki kasih sayang yang lengkap.

6. Ibu Menyusui yang Bahagia Membuat Bayi Pandai

Mendengarkan celoteh dan tangisan bayi dapat membuat hati ibu menyusui bahagia dan wajahnya tersenyum. Semua hal yang dilakukan bayi dapat membuatnya senang. Mood positif  yang muncul dapat mengalirkan asi (air susu ibu) lebih banyak dan bayi mendapat nutrisi setiap hari dengan baik sehingga kelak ia menjadi anak yang pandai

7. Perasaan Ibu Menyusui yang Tenang Membuat Bayi Rileks

Perasaan tenang dapat membuat kinerja hormon oksitosin berjalan dengan baik, perasaan yang tenang dan bebas dari rasa takut, khawatir, marah, kesal, dan sedih akan membuat ibu menyusui rileks saat menyusui bayinya sehingga bayi pun rileks.

8. Bayi Merasa Dicintai dengan Pemberian ASI

Ibu menyusui yang didukung oleh orang orang terdekatnya akan merasa dicintai dan bahagia. Dan perasaan tersebut juga menular ke bayinya yakni bayi merasa sangat dicintai oleh ibunya.

9. Mood Ibu Saat Menyusui Berpengaruh pada Tumbuh Kembang Bayi

Bagi bayi, ia dapat tumbuh dan ber kembang dengan lebih optimal melalui ASI (air susu ibu) yangg diberikan langsung oleh ibunya.

10. Bayi yang Disusui dengan Benar Membuat Emosinya Baik

“ASI (air susu ibu) dapat memenuhi semua kebutuhan dasar bayi untuk tumbuh dan berkembang, baik kebutuhan fisik seperti gizi dan kesehatan serta kebutuhan kasih sayang, yakni psikologis, emosi, kedekatan attachment atau bonding ibu menyusui dengan bayi serta kebutuhan rangsangan panca indranya,”

11. Ibu yang Tenang Ketika Menyusui Membuat Bayi Memiliki Panca Indera yang Sehat

Proses menyusui pun akan membentuk hubungan emosi yang kuat, seperti kehangatan, rasa saling membutuhkan, disayang, dicintai, saling bergantung (emotional bonding). Panca indera bayi pun jadi semakin berkembang, yaitu melalui tatapan mata, sentuhan kulit dan pelukan, senandung atau perkataan ibu menyusui melalui pendengaran bayi, membaui khasnya ASI (air susu ibu) dan aroma tubuh ibu menyusui serta gerakan gerakan atau posisi anggota tubuh ibu menyusui saat menyusui.

12. Ibu Menyusui yang Berfikir Positif Membuat Bayi Berkembang dengan Positif

Proses menyusui juga bagi bayi dapat mengembangkan ikatan batin dengan ibu menyusuinya dan kedekatan yang terjalin berkembang ke arah yang positif (attachment). “menyusui juga dapat mengembangkan proses belajar atau kecerdasan bayi.” Ibu menyusui yang sedang menyusui penting untuk menjaga emosi dan suasana hati. Jika mood buruk, akan berpengaruh pada produksi

ASI (air susu ibu) yang sedikit. Berpikiran selalu positif dan ceria akan memperlancar keluarnya ASI (air susu ibu) menjadi lebih banyak. Memang peran ibu begitu besar untuk bayi, dengan suasana hati yang positif dan kebahagiaan maka akan membuat bayi tumbuh dengan baik serta memiliki pandangan ke depan yang positif pula.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga bisa menjadi wawasan berkualitas. Sampai jumpa di artikel berikutnya, terima kasih.

Share
Published by
Arby Suharyanto

Recent Posts

Chrometophobia (Fobia Uang): Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Fobia merupakan ketakutan yang dialami oleh manusia namun sudah dalam tahap sulit untuk dikendalikan dan…

8 months ago

Anemophobia : Pengertian, Gejala, Penyebab, dan Cara Pengobatannya

Menikmati pemandangan alam dan menikmati udara yang menyejukan menjadi salah satu yang bisa kita rasakan…

8 months ago

Pantophobia : Pengertian, Gejala, Penyebab dan Cara Pengobatannya

Ada berbagai jenis dan juga tipe dari phobia atau rasa cemas, dan ketakutan berlebihan. Faktanya…

9 months ago

Heliophobia : Pengertian, Penyebab, Gejala, Komplikasi dan Pengobatannya

Berbicara mengenai fobia ataupun mengatasi rasa takut yang dialami oleh seseorang ada banyak sekali jenis…

9 months ago

Somniphobia : Gejala, Penyebab dan Cara Pengobatannya

Istilah Somniphobia atau dikenal dengan nama hypnophobia merupakan rasa takut yang berlebih saat seseorang jauh…

9 months ago

Cibophobia : Pengertian, Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

Berbicara mengenai fobia, ada beberap jenis fobia yang dikenal ditengah masyarakat. Misalnya fobia ketinggian, fobia…

9 months ago