Piskologi klinis merupakan salah satu ilmu dari cabang cabang psikologi. Ilmu psikologi ini digunakan sebagai ilmu yang memfokuskan studi pada perilaku jenis-jenis perilaku abnormal atau subnormal. Jika lebih diluaskan lagi, psikologi klinis merupakan ilmu psikologi yang mempelajari serta membahas mengenai rintangan dan kesulitan emosional dalam diri manusia, dan tidak memandang apakah orang tersebut termasuk ke dalam abnormal atau tidak. Berikut ini beberapa pemahaman psikologi klinis menurut pendapat beberapa para ahli:
Yap Kie Hien (1968) menjelaskan jika terdapat beberapa istilah yang digunakan untuk psikologi klinis, adapun istilah-istilah tersebut antara lain adalah:
Berdasarkan definisi-definisi yang telah dijelaskan sebelumnya, psikologi klinis memiliki beberapa ruang lingkup spesifik, antara lain adalah:
1. Penelitian
Penelitian yang ada di dalam psikologi klinis bertujuan untuk dapat membuktikan adanya kebenaran dalam sebuah teori yang ada di dalam praktek untuk memahami keunikan perilaku, pikiran, dan perasaan seseorang. Contohnya saat melakukan penelitian yang ditujukan untuk bisa meramalkan kerentanan yang terjadi dalam individu pada serangan depresi menggunakan metode pendekatan penelitian yang tepat.
2. Assesment
Assesment adlaah proses untuk mengumpulkan informasi-informasi tentang klien yang dipergunakan untuk bisa memahami lebih baik tentang dirinya yang nantinya akan digunakan menjadi dasar untuk pengambilan keputusan untuk proses selanjutnya.
3. Intervensi
Secara umum, intervensi merupakan upaya yang digunakan untuk mengubah pikiran, perilaku, serta perasaan seseorang yang mana meliputi penggunaan prinsip-prinsip psikologi yang diperuntukkan menolong orang-orang untuk mengasti permasalahan serta mengembangkan kehidupan yang lebih memuaskan.
Teori-teori yang ada di dalam psikologi klinis sebenarnya tidak jauh berbeda dengan teori psikologi kepribadian, nah berikut ini beberapa teori-teori yang digunakan dalam psikologi klinis:
1. Teori Psikoanalisa – Sigmund Freud
Psikoanalisis adalah analisa atau pemeriksaan yang dilakukan secara cermat terhadap pikiran. Sedangkan psikodinamika lebih menekankan pada berbagai macam kekuatan serta konflik mental dan emosional yang berkaitan dengan pemikiran. Memfokuskan pada impuls-impuls yang tidak sadar dan trauma yang terjadi di masa anak-anak serta pentingnya pertahanan kecemasan. Psikoanalisis digunakan untuk proses terapiotik yang diperuntukkan untuk pasien psikoneurotik yang menggunakan metode standard di dalam konteks medis.
Ada beberapa asumsi-asumsi psikodinamika tentang perilaku manusia yang berkaitan dengan masalah psikologis:
Perspektif yang dijelaslakn dalam analisis Freudrian Klasik menjelaskan pemahaman perilaku manusia didasarkan pada 3 struktur mental yang terjadi di dalam konflik psikis yaitu Id yang terbentuk semenjak manusia lahir dan berpinrisp pada kesenangan yang mewakili hasrat primitif, keinginan, dan kebutuhan. Ego, terbentuk saat berumur kurang lebih 1 tahun dan lebih berdasarkan prinsip realitas serta mewakili bagian pemikiran yang rasional dan kepribadian yang dapat membantu seseorang untuk bisa beradaptasi. Dan Superego terbentuk saat berusia 5 tahun dan mewakili bagian internalisasi seperti norma kekeluargaan, sosial, budaya, dan lainnya. yang masuk ke dalam superego merupakan ego ideal yang mana menjadi gambaran lengkap seseorang mengenai tentang siapa dirinya sebenarnya dan suara hati. Suara hati ini akan berkaitan dengn apa yang dipikirkan sebagai benar maupun salah.
2. Teori Behaviorisme (Perilaku Kognitif) – BF Skinner
Pendekatan behavioristik pada psikologi klinis menjelaskan jika perilaku dapat dikontrol bahkan dimanipulasi dengan cara memberikan reinforsemen pada orang-orang yang perilakunya seusia dengan keinginan, dan terdapat hukuma ketika perilaku yang dilakukan tidak sesuai. Banyak orang yang beranggapan jika teori ini tidak memperdulikan pada perilaku yang tidak bisa diamati semisal khayalan dan perasaan.
Secara umum, pendekatan kognitif-behaviora menggambarkan tentang teori behaviorisme dari sisi psikologi kognitif. Namun meskipun begitu, masih banyak teoris yang lebih menggunakan pendekatan kognitif serta metode pemroses informasi sehingga lebih memperkaya teori serta aplikasi mereka. Pendekatan ini secara historis lebih berdasar pada prinsip belajar yang dikemukakan B. F. Skinner, Edward Thorndike, Clarke Hull, John Watson, Ivan Pavlov, William james, dan masih banyak lainnya. Pendekatan kognitif-behavioral lebih berfokus kepada perilaku yang tampak serta perilaku yang tidak tampak yang didapatkan dari proses belajar dan kondisioning saat berada di lingkungan sosial.
Asumsi dasarnya adalah untuk fokus pada pengalaman-pengalaman terkini dibandingkan pengalaman yang sebelumnya, penekanan pada perilaku yang dapat diukur dan diamati, pengaruh pentingnya lingkungan pada perkembangan perilaku normal maupun abnormal, serta penekanan yang terjadi pada metode penelitian empiris yang digunakan untuk mengembangkan strategi, intervensi assessmen, serta perawatan.
3. Teori Humanistik – Carl Rogers
Teori psikologi humanistik menggunakan asumsi-asumsi pendekatan phenomenological yang lebih menekankan pada setiap individu mengenai persepsi pengalaman dunianya. Dalam perspektif humanistik lebih cenderung melihat seseorang yang aktif, kreatif, berpikir, dan pertumbuhan orientatif. Mmebantu orang melalui cara pemahaman akan perhatian, perilaku, perasaan melalui mata klien. Ahli humanistik memang cenderung mengasumsikan seseorang yang berdasar pada intensinya dan percaya jika mereka bekerja keras secara alami menuju arah pertumbuhan, kreativitas, cinta, serta aktualisasi diri. Aktualisasi diri ini lah yang kemudian dapat membantu menuju arah kemajuan di dalam kehidupan, pertumbuhan yang lebih baik dan damai, serta menerima lebih tajam dan lainnya. Bukan memfokuskan diir pada masa lalu, namun lebih kepada apa yang ada “disini dan sekarang”.
Berdasar pada keyakinan jika setiap individu memiliki potensi alamiah yang dapat tumbuh menuju ke arah yang lebih tinggi lagi secara psikologis. Carls Rogers dan dengan teorinya yang memiliki pusat pada self. Konsep diri yang dijabarkan oleh Rogers mengenai bagaimana orang dapat memberikan gambaran mengenai dirinya, tentang siapa dirinya. Rogers menggambarkan jika orang yang tidak sehat merupakan orang yang tidak memiliki unconditional positive regard.
Psikologi klinis tidak hanya berorientasi pada orang-orang yang terkena gangguan jiwa saja, hal ini karena banyaknya anggapan masyarakat yang berpendapat jika RSJ (Rumah Skait Jiwa) merupakan tempat ditampungnya orang-ornag yang gila. Hal ini ssama sekali tidak benar. Orang-orang yang terkena gangguan paranoid, psikosomatis, insomnia, amnesia, dan lainnya adalah penyakit yang harus diatasi langsung oleh psikiater karena erat kaitannya dengan gangguan pikiran, psikis dan kognisi bukannya pada fisik.
Selain itu, psikologi klinis juga sangat membantu pada orang-orang yang memiliki masalah maupun kesulitan pada kondisi psikologinya. Nantinya psikologi klinis dapat berusaha untuk memahami manusia dan menolong individu tersebut dari tekanan dan masalah yang dihadapinya. Nah itu tadi penjelasan mengenai teori-teori dalam psikologi klinis. Semoga informasi diatas dapat bermanfaat untuk anda.
Fobia merupakan ketakutan yang dialami oleh manusia namun sudah dalam tahap sulit untuk dikendalikan dan…
Menikmati pemandangan alam dan menikmati udara yang menyejukan menjadi salah satu yang bisa kita rasakan…
Ada berbagai jenis dan juga tipe dari phobia atau rasa cemas, dan ketakutan berlebihan. Faktanya…
Berbicara mengenai fobia ataupun mengatasi rasa takut yang dialami oleh seseorang ada banyak sekali jenis…
Istilah Somniphobia atau dikenal dengan nama hypnophobia merupakan rasa takut yang berlebih saat seseorang jauh…
Berbicara mengenai fobia, ada beberap jenis fobia yang dikenal ditengah masyarakat. Misalnya fobia ketinggian, fobia…