Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Sosial » Perkembangan Persepsi Ujaran

Perkembangan Persepsi Ujaran

by Arby Suharyanto

Ujaran ialah sesuatu berupa kata, kalimat, atau gagasan yang keluar dari mulut manusia yang memiliki arti. Sedangkan persepsi ialah sebauh proses ketika seorang individu mengatur dan menginterpretasikan kesan kesan yang didapat oleh mereka guna memberikan arti bagi lingkungan mereka. Persepsi terhadap ujaran bukanlah suatu hal yang mudah dilakukan oleh manusia sebab ujaran berasal dari aktifitas verbal yang meluncur tanpa adanya batasan waktu yang jelas antara satu kata dengan kata lain.

Bagaimanakah proses persepsi terhadap ujaran berlangsung? Apakah dipengaruhi karena ketidakcocokan dan kesalahpahaman dalam penerimaan makna yang disampaikan antara penutur dan pendengar? Yuk simak secara lengkapnya dalam uraian berikut mengenai perkembangan persepsi ujian.

Teori Perkembangan Persepsi Ujaran

Persepsi ujaran ternyata bukan sesuatu yang baru, hal tersebut telah terjadi sejak jaman dahulu dan telah diamati oleh para ahli hingga menemukan sesuatu yang dapat dipelajari dan diamati oleh orang lain. Para ahli mengemukakan bagaimana proses perkembangan persepsi ujaran itu terjadi melalui berbagai penelitian yang akhirnya timbul teori sebagai berikut.

1. Teori Motor

Teori pertama mengenai perkembangan persepsi ujaran ialah teori yang dalam bahasa inggris disebut motor theory of speech perception yang menyatakan bahwa setiap individu atau manusia mempersepsi bunyi yang didengar dengan memakai acuan dalam menilainya seperti saat dia memproduksi bunyi itu. (Baca juga mengenai kognitif, afektif, dan psikomotorik menurut bloom).

Penentuan bunyi tersebut didasarkan pada persepsi si pendengar yang seolah olah membayangkan bagaimana bunyi itu dibuat dan seandainya ia sendiri yang mengujarkannya. Dengan demikian ia akan menilai bunyi tersebut dan secara psikologis ia akan menilai dan membuat persepsi sesuai dengan pandangannya. (Baca juga mengenai perkembangan psikologi anak dalam janin).

2. Analisis Sintesis

Teori perkembangan persepsi ujian yang kedua ialah tiap individu atau manusia memiliki ujaran yang berbeda beda tergantung pada berbagai faktor yang terjadi saat tersebut seperti keadaan kesehatan, keadaan sesaat seperti sedang dalam perasaan sedih atau senang, dan keadaan alat sekitar yang lain  seperti merokok atau tidak dan sebagainya yang dapat berpengaruh pada perasaan dan emosi. (Baca juga mengenai gangguan kepribadian histrionik).

Dengan demikian, sebuah kata bisa saja memiliki banyak bentuk yang berbeda beda sebab pendengar mempunyai sistem produksi yang dapat mensintesiskan bunyi sesuai dengan mekanisme yang ada padanya. Ketika mendengar bunyi awalnya individu tersebut akan mengadakan analisis terhadap bunyi kemudian dibandingkan dengan ujaran yang baru dipersepsi, bila cocok maka akan terbentuk persepsi yang benar, bila tidak maka akan ia akan ujaran lain hingga menemukan persepsi yang cocok. (Baca juga mengenai orientasi psikoanalisis dalam psikologi sosial).

Perkembangan Persepsi Ujian

Setelah mengetahui mengenai teori yang menyatakan mengenai perkembangan persepsi ujian, sekarang dapat diketahui bahwa persepsi ujaran tidaklah sesederhana yang kita pikirkan, di dalamnya terdapat proses atau tahapan bagaimana suatu persepsi itu terjadi. Melalui tahapan tahapan tersebut, pendengar akan menafsirkan bunyi yang diujarkan oleh penutur dan dapat memahaminya dengan tepat sesuai maksud si penutur. Berikut tahapan tahapannya

1. Respon dari Indera Pendengaran

Ketika seseorang berbicara, indera pendengaran manusia mampu membedakan ciri suara yang satu dengan lainnya, yakni yang berupa kalimat positif atau kalimat negatif. Indera pendengaran mampu menangkap dan memahami rangkaian bunyi baik itu dari tekanannya, nadanya, serta cepat dan lambatnya kalimat itu diucapkan. (Baca juga mengenai macam macam gaya berfikir).

Persepsi yang dihasilkan dikelompokkan menjadi dua hal, yang pertama ialah persepsi terhadap bunyi yang berupa satuan struktural yakni vokal dan konsonan yang membentuk  sebuah tuturan. Yang kedua ialah persepsi terhadap bunyi yang berupa kelantangan, cepat dan lambat, tekanan yang diberikan, serta nadanya.

Bunyi yang didengar tersebut akhirnya diolah menuju otak untuk dipahami apakah ujaran yang disampaikan penutur sesuai dengan pendapat pribadi atau tidak, jika hal yang disampaikan sesuai dengan apa yang difikirkan dalam otak individu tersebut, maka akan menghasilkan persepsi yang positif, begitu juga sebaliknya, jika tidak sesuai akan menghasilkan persepsi yang negatif.

2. Tahap Auditori

Perkembangan persepsi ujaran yang dimulai dari berbagai tahap dimulai dari tahap auditori yakni ketika pendengaran dan otak  menerima ujaran sepotong demi sepotong ujaran dari penutur yang kemudian ditanggapi dari segi fitur akuistiknya, bunyi dari ujaran tersebut disimpan di dalam memori auditori.

Bunyi yang telah disimpan segera ditelaah mengenai nadanya, apakah baik menurutnya atau tidak, tekanannya apakah seperti ungkapan yang menekan atau tidak, dan sebagainya sehingga dari tahap ini secara psikologis akan diambil kesimpulan dasar yang sementara mengenai ujaran tersebut dan mengambil persepsi secara garis besar.

3. Tahap Fonetik

Tahap selanjutnya dalam perkembangan persepsi ujaran ialah bunyi bunyi itu kemudian diidentifikasi di dalam mental dan pikiran untuk diolah dan dipahami lebih lanjut, begitu pula dengan lingkungan sekitarnya, yakni mengenai kondisi di sekitar, berada dalam situasi emosi atau dalam situasi tenang, dalam keadaan ramai atau sepi, dan seberapa besar tingkat keamanan untuk dirinya sendiri mengenai persepsi yang ingin diungkapkannya.

Semua kondisi di lingkungan sekitarnya tersebut yang akan memberikan petunjuk bagaimana cara ia memberi respon atau bagaimana ia membuat persepsi, persepsi yang sudah mulai matang tersebut difikirkan secara terus menerus untuk membuat olahan kata sebagai kalimat untuk memberi respon terhadap ujaran awal yang diungkapkan kepadanya.

4. Tahap Fonologis

Pada tahap ini, mental seorang manusia telah menerapkan aturan pada deretan bunyi yang terdengar untuk menentukan apakah bunyi bunyi tadi sudah mengikuti aturan yang ada pada bahasa individu tersebut, jika menurutnya sudah mengikuti aturan dan sesuai dengan apa yang ia inginkan, maka ia akan sependapat dengan ujaran tersebut dan tidak akan memberikan perlawanan atau sanggahan dalam bentuk apapun.

Namun jika menurutnya bunyi yang ia dengar dan telah diolah dalam dua tahap sebelumnya memiliki arti sebuah ujaran yang tidak benar atau menurutnya kurang tepat, maka ia akan memberikan persepsi berupa sanggahan atau ujaran yang lain yang sesuai dengan apa yang difikirkannya sehingga persepsi yang timbul tergantung dari apa yang disampaikan penutur dan apa yang ada dalam hati pendengar.

Demikian artikel kali ini, semoga mudah dipahami oleh anda dan dapat menjadi wawasan yang bermanfaat. Terima kasih sudah membaca, semoga hari anda menyenangkan. Sampai jumpa di artikel berikutnya. Salam hangat dari penulis.

You may also like