Psikologi Anak

12 Pengaruh Gaya Pengasuhan Orang Tua Terhadap Karakter anak

Karakter seorang anak memang sebagian besar dapat dipengaruhi dari cara atau pola asuh kedua orang tuanya, bahkan peran orang tua dalam pembentukan kepribadian anak.

Dimana melalui yang namanya gaya pengasuhan dapat dikatakan sebagai salah satu hal yang akan menjadi penentu atau determinant faktor, dan hal tersebut tentunya akan sangat memiliki pengaruh terhadap perkembangan anak nantinya.

Perlu kita sadari juga, pola asuh juga ternyata bisa sangat mempengaruhi tingkah laku dan juga kebiasaan anak, dimana sebuah interaksi akan menjadi sebuah penntu yang nantinya akan ditiru oleh anak.

Interaksi orang tua pada anak pun dalam hal ini perlu mendapatkan perhatian, dimana sebuah keluaga atau orang tua yang meembrikan bimbingan pada anak mengenai hal positif, tentunya akan diresap oleh anak hingga dewasa, bahkan gaya pengasuhan yang dilakukan pun dapat menentukan karakter anak nantinya.

Untuk itu sebagai orang tua memang sangat penting memperhatikan hal ini dengan secara seksama.

Orang tua juga tentunya memiliki tanggung jawab yang cukup besar dalam pengasuhan anak, dimana psikologi keluarga dalam hal ini akan sangat mennetukan bagaimana ank bisa menghadapi ingkungannya nanti.

Apalagi yang namanya peran orang tua memang sangat dibutuhkan dalam pembentukan karakter anak.

1. Pola asuh otoriter

Pola asuh otoriter memang kerap kali dilakukan oleh orang tua, dimana orang tua merasa dapat mengendalikan seluruh hidup anaknya, mulai dari caranya bersikap.

Caranya makan dan memilih hal yang penting bagi hidupnya, dan pada akhirnya ketika terjadi sebuah permasalahan nantinya orang tua jugalah yang menyelesaikan dengan menggunakan seluruh kekuasaan yang dimilikinya.

Pola asuh seperti ini akan cenderung membuat karakter anak yang kurang bertanggung jawab dan selalu melimpahkan tanggung jawabnya kepada orang lain.

2. Pola asuh permisif

Pola asuh permisif adalah cara yang dilakukan orang tua untuk menunjukan kasih sayang pada anaknya.

Namun sayangnya hal ini sangat tidak tepat, karena orang tua biasanya memberikan semua hal yang diinginkan anak, padahal belum tentu seorang anak tidak bisa melkaukannya sendiri.

Namun sisi positif yang bisa dimabil dari pola asuh yang seperti ini biasanya ornag tua memberikan kesempatan kedua untuk anak apabila tengah menjanjikan sesuatu, tapi sayangnya secara emosional anak akan menjadi kurang matang, dan akan sulit menerima hal yang jika keinginan nya tidak dipenuhi.

3. Pola asuh neglectful

Pola asuh neglectful memiliki pola asuh yang berbeda, dimana ornag tua terlalu focus pada keuntungan dan juga focus pada dirinya sendiri.

Bahkan tidak begitu memperdulikan anak, apa yang dirasakan dan apa pula yang memang menjadi keinginana seorang anak, sayangnya cara pola pengaushan yang seperti ini sangat salah dan dapat memiliki dmapak buruk bagi karakter anak nantinya.

Dimana anak nantinya akan tumbuh menjadi seorang anak yang kurang percaya diri karena tidak mendapatkan kasih sayang yang cukup, dan bisa saja mencari perhatian di luar sana.

4. Pola asuh demokratis

Pola asuh demokratis merupakan cara pola asuh yang memang terbaik, dan harus dilakukan setiap orang tua, dimana orang tua dan anak membuat kesepakatan bersama.

Hal ini juga tentunya bisa mengajarkan anak menjaid jauh lebih disiplin, dan dapat membangun budaya diskusi dengan anak, anak juga dpaat merasa aman dan bisa menyelesaikan masalahnya sendiri.

5. Terlalu memanjakan anak

Orang tua yang memiliki gaya pengasuhan yang terlalu memanjakan anak nantinya akan sangat membentuk karakter anak menjadi seseorang yang tidak bisa berdiri dengan kakinya sendiri.

Anak juga cenderung akan sangat bergantung pada orang tua dan juga sulit untuk dipisahkan, hal ini akan membuat anak sulit memutuskan sesuatu dan tidak bisa mandiri.

6. Pengasuhan kebebasan

Tidak ada salahnya memang memberikan gaya pengaushan bebas pada anak, namun dalam hal ini orang tua juga perlu melihat usia anak, dimana sebaiknya pengasuhan seperti ini diberikan ketika anak berusia dewasa, atau sudha menginjak 20 tahun.

Hal ini juga bisa mengajarkan anak menajdi jauh lebih mandiri dan bisa bersikap, serta akan mudah untuk belajar mengambil sebuah keputusan mengenai kehidupannya.

7. Berteman dengan anak

Anak-anak pada usia remaja biasanya akan masuk pada tahap pemberontakan, dimana usia anak sudha amsuk usia remaja mulai dari usia 14 sampai dengan 19 tahun, untuk itu perlu dilakukan perubahan gyaa pengaushan orang tua.

Sebaiknya jadikan anak seperti teman atau kawan, agar nantinya anak akan jauh lebih patuh dan paham mengenai hal-hal yang memang perlu dilakukannya dan juga mengenai hal-hal yang tidak boleh dilakukannya.

8. Memberikan tujuan hidup

Ketika anak masih remaja, sebaiknya lakukan pola pengasuhan memberikan tujuan hidup anak.

Hal ini nantinya akan membuat anak menjadi seseorang yang lebih paham mengenai arah hidupnya di masa depan.

Dan buatlah rancangan masa depan dan sekolah yang memang diinginkan anak, lakukan diskusi tanpa harus melakukan otoriter pada pola pengasuhan yang seperti ini.

9. Ajarkan sopan santun yang baik.

Cara bersikap baik dan juga pola tingkah laku memang sebaiknya anda berikan ketika usia anak memasuki usia kanak-kanak.

Anda bisa mengejarkan hal sederhana misalnya dengan cara menghormati orang tua, cara berbicara dengan orang tua atau cara menghadapi orang yang umurnya jauh lebih tua, sehingga anak akan paham mengenai soal batasan-batasan yang harus dilakukannya.

10. Jadilah orang tua yang senang menerima saran

Tipe pola pengasuhan yang seperti ini nantinya akan membuat anak jauh lebih paham cara berbicara yang baik dengan orang tua, anak pun akan memiliki sikap demokratis dan mau berbicara mengenai kebaikan dan hal-hal yang positif.

Karena peran orang tua dalam pembentukan karakter anak dalam hal ini sangat berpengaruh dan dapat membuatnya bisa lebih mudah belajar mengambil sebuah keputusan.

11. Mentolerir saat terjadi kesalahan

Pola pengasuhan yang seperti ini akan membuat anak mudah memaafkan dan membuatnya dapat menerima kesalahan yang dilakukan oleh dirinya sendiri.

Anak pun akan belajar mengenai cara memaafkan orang lain dan membuatnya menghilangkan sifat egois.

12. Mengedepankan kreativitas anak

Pola pengasuhan yang seperti ini akan membuat anak lebih jauh percaya diri, dan sebagai orang tua pun akan jauh lebih paham mengenai penetimaan kreativitas yang dilakukan anak.

Dan memang sebaiknya minat anak jangan pernah ditutupi, bahkan kreativitasnya perlu ditonjolkan, sehingga dirinya akan merasa jauh lebih percaya diri.

Share
Published by
Derina Asta

Recent Posts

Chrometophobia (Fobia Uang): Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Fobia merupakan ketakutan yang dialami oleh manusia namun sudah dalam tahap sulit untuk dikendalikan dan…

8 months ago

Anemophobia : Pengertian, Gejala, Penyebab, dan Cara Pengobatannya

Menikmati pemandangan alam dan menikmati udara yang menyejukan menjadi salah satu yang bisa kita rasakan…

8 months ago

Pantophobia : Pengertian, Gejala, Penyebab dan Cara Pengobatannya

Ada berbagai jenis dan juga tipe dari phobia atau rasa cemas, dan ketakutan berlebihan. Faktanya…

9 months ago

Heliophobia : Pengertian, Penyebab, Gejala, Komplikasi dan Pengobatannya

Berbicara mengenai fobia ataupun mengatasi rasa takut yang dialami oleh seseorang ada banyak sekali jenis…

9 months ago

Somniphobia : Gejala, Penyebab dan Cara Pengobatannya

Istilah Somniphobia atau dikenal dengan nama hypnophobia merupakan rasa takut yang berlebih saat seseorang jauh…

9 months ago

Cibophobia : Pengertian, Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

Berbicara mengenai fobia, ada beberap jenis fobia yang dikenal ditengah masyarakat. Misalnya fobia ketinggian, fobia…

9 months ago