Zat adiktif adalah zat yang dapat mengakibatkan kecanduan pada penggunanya. Zat ini sering digunakan oleh orang-orang dengan berbagai alasan, tetapi zat tersebut dapat berbahaya bagi pemakainya karena zat ini bersifat psikoaktif dimana zat tersebut bekerja pada susunan saraf pusat sehingga mempengaruhi tingkah laku, memori, alam perasaan, proses pikir dari seseorang. Penggunaan zat adiktif ini akan dapat mengalami suatu kondisi lanjut yaitu ketergantungan zat adiktif.
Kecanduan (adiksi) merupakan suatu keadaan fisik maupun psikologis (kejiwaan) seseorang yang mengakibatkan badan dan jiwanya selalu memerlukan obat tersebut untuk dapat berfungsi normal. Misalnya, orang yang kecanduan rokok menjadi tergantung pada rokok. Tanpa rokok, ia merasa seolah-olah badan dan jiwanya menjadi tidak berfungsi normal. Seorang perokok berat sering mengatakan bahwa lebih baik baginya tidak makan daripada tidak merokok. (Baca juga mengenai aspek psikologis dalam mental training).
Yang dimaksud dengan ketergantungan zat adiktif adalah suatu kondisi yang cukup berat dimana pola penggunaan zat yang patologis menyebabkan sipengguna mengalami sakit cukup berat dan berbagai macam kesulitan, tetapi tidak mampu menghentikannya. Kondisi ini ditandai dengan adanya : sindroma putus zat dan toleransi. (Baca juga mengenai pentingnya kesehatan mental dalam dunia kerja).
Sindroma putus zat adalah kondisi dimana sipengguna zat adiktif menurunkan atau menghentikan penggunaan zat yang biasanya digunakan, akan menimbulkan gejala yang sesuai dengan jenis obat/zat yang digunakan. Toleransi adalah suatu kondisi dimana sipengguna obat / zat mengalami peningkatan dosis zat setiap penggunaan untuk mencapai tujuan yang dikehendaki. (Baca juga mengenai makanan untuk kesehatan mental).
Contoh zat adiktif antara lain : alkohol, nikotin (rokok), ganja, opium, sabu-sabu, putau, dan morfin. Secara umum penggunaan atau kecanduan dari zat adiktif ini dapat dikenal dengan berbagai gejala-gejala psikologi sang pengguna. Berikut gejala-gejala psikologi umum yang dapat dikenali dari penggunaan zat adiktif. (Baca juga mengenai dampak pernikahan dini bagi kesehatan mental).
1.Lamban Kerja, Ceroboh Kerja, Sering Tegang dan Gelisah. Hal ini dapat dilihat saat pengguna sedang menjalani aktivitas sehari-harinya. Penggunaan zat adiktif tentunya akan berdampak pada bagaimana ia bersikap misalnya malas dan sering melupakan tanggung jawab atau tugas rutinnya. (Baca juga mengenai dampak media sosial terhadap kesehatan mental).
2. Hilang Kepercayaan Diri, Apatis, Pengkhayal, Penuh Curiga. Karena penggunaan zat adiktif yang berlebihan sehingga menyebabkan kecanduan akan berdampak pada bagaimana ia membawa dirinya salah satunya adalah kepercayaan diri yang semakin menurun dan hilang. Zat adiktif juga mempengaruhi fungsi otak salah satunya adalah banyak melamun dan mengkhayal atau berhalusinasi, yaitu adanya tanggapan pancaindera tanpa adanya ransangan, misalnya melihat orang lewat atau mendengar suara, tanpa ada orang lewat atau tanpa suara.
3. Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal. Penggunaan zat adiktif akan mempengaruhi tingkah laku dari sang pengguna hal ini dapat dilihat dari tingkah laku yang berubah menjadi lebih aktif, ganas, bahkan brutal. Jika sudah kecanduan maka pengguna akan melakukan apa saja untuk mendapatkannya.
Mereka bisa menjual barang pribadi atau mengambil milik orang lain. Hal ini tentu mendorong penggunanya untuk melakukan tindakan kriminal. Selain itu, akan muncul sikap agitatif (penghasut), dimana ia akan menghasut orang lain untuk menggunakan zat adiktif juga.
4. Sulit Berkonsentrasi, Perasaan Kesal dan Tertekan. Penggunaan zat adiktif akan mengalami susah berkonsentrasi dalam melakukan pekerjaannya. Selain itu, akan menimbulkan rasa kesal dan tertekan tiba-tiba dan tanpa sebab.
5. Cenderung Menyakiti Diri, Perasaan Tidak Aman, Bahkan Bunuh Diri. Inilah salah satu gejala dan juga dampak yang sangat berbahaya dari zat adiktif. Timbulnya rasa tidak aman akan sesuatu dan juga rasa sakit yang dialami maka penggunaan akan berusaha untuk menyakiti diri sendiri bahkan mencoba untuk bunuh diri. Jika mereka berhenti mengkonsumsi obat-obatan, maka tubuh dari si pecandu akan menderita berlebih secara fisik dan mereka mau tidak mau harus memenuhi perasaan ketagihan tersebut dengan cara apapun.
6. Gangguan Mental, Anti-Sosial dan Asusila, Dikucilkan Oleh Lingkungan. Gangguan mental yang dialami penggunaan akan membuatnya ingin menyendiri dan menjadi anti sosial. Seorang Pecandu Narkoba sudah tidak mampu lagi mengendalikan dirinya sendiri, mereka hanya sendirian tanpa perlu berfikir akan teman, keluarga atau lingkungan sekitarnya,
7. Sangat Sensitif dan Mudah Bosan. Rasa sensitif terhadap suatu hal meningkat dan mudah bosan dalam segala hal yang dilakukannya.
8. Jika Ditegur atau Dimarahi, Penggunaan Akan Menunjukkan Sikap Membangkang. Penggunaan zat adiktif akan merasa dirinya benar dan jika ditegur atau dimarahi ia akan menunjukkan sikap tidak suka, marah dan membangkang.
9. Emosinya Tidak Stabil. Penggunaan zat adiktif ini akan menyerang emosi dari sang pengguna. Pengguna akan lebih emosional, berubah-ubah suasana hatinya, dan tidak terkendali.
10. Kehilangan Nafsu Makan. Penggunaan zat adiktif ini akan mengakibatkan hilangnya nafsu makan si pengguna. Pecandu akan kekurangan gizi karena obat tersebut mengurangi nafsu makan. Tubuh pecandu biasanya kurus kering, tidak segar, mata terlihat cekung. dan tatapan matanya kosong.
11. Banyak Bicara. Pengguna zat adiktif akan banyak berbicara yang tidak masuk akal, bicara cadel dan bertele-tele. Sehingga sulit untuk diajak berbicar.
12. Gangguan Kebiasaan Tidur. Pola tidur akan terganggu. Misalnya, sulit tidur di malam hari, tidur lebih lama atau bangun lebih siang. Hal ini karena rasa gelisah setiap saat. Akibatnya akan mengalami insomnia dan secara fisik akan terlihat seperti mata berkantung, tatapan kosong.
13. Kebingungan. Penggunaan zat adiktif akan menyerang sistem saraf otak salah satunya akan menyebabkan kebingungan pada sang pengguna.
Zat adiktif biasanya digunakan dalam bidang kedokteran (sebagai obat) dan ilmu pengetahuan (untuk penelitian). Penggunaan obat yang mengandung zat adiktif harus mengikuti petunjuk dokter. Penggunaan obat yang tidak mengikuti petunjuk dokter atau praktik kedokteran disebut penyalahgunaan obat.
Penggunaan zat adiktif yang tidak sesuai dan berlebihan akan menyebabkan kerusakan pada fisik dan juga psikologi dari sang pengguna. Gejala-gejala psikologi yang ditimbulkan akan membuat sang pengguna akan semakin menderita.
Dengan gejala-gejala tersebut juga memudahkan masyarakat dalam mengenali dan mendeteksi secara dini terhadap anggota masyarakat di sekitar. Selain itu, juga dapat mencegah dari pemakaian dan ketergantungan penggunaan zat adiktif bagi masyarakat karena dilihat dari gejala yang ditimbulkannya akan merusak kehidupan seseorang.
Demikian artikel kali ini, semoga menjadi wawasan yang bermanfaat untuk anda, terima kasih, salam hangat dari penulis.
Fobia merupakan ketakutan yang dialami oleh manusia namun sudah dalam tahap sulit untuk dikendalikan dan…
Menikmati pemandangan alam dan menikmati udara yang menyejukan menjadi salah satu yang bisa kita rasakan…
Ada berbagai jenis dan juga tipe dari phobia atau rasa cemas, dan ketakutan berlebihan. Faktanya…
Berbicara mengenai fobia ataupun mengatasi rasa takut yang dialami oleh seseorang ada banyak sekali jenis…
Istilah Somniphobia atau dikenal dengan nama hypnophobia merupakan rasa takut yang berlebih saat seseorang jauh…
Berbicara mengenai fobia, ada beberap jenis fobia yang dikenal ditengah masyarakat. Misalnya fobia ketinggian, fobia…