Pelecehan seksual dapat menimpa siapa saja, dari berbagai usia, jenis kelamin, suku, ras, bahkan status ekonomi (Rahmi, Gustini, Purwandi, & Puspita, 2015). Meskipun tindakan tersebut telah lama menjadi fenomena besar yang ada di masyarakat dan sudah dilakukan berbagai upaya pencegahan serta edukasi, nyatanya kasus pelecehan seksual masih belum dapat berkurang.
Adrina (1995) dalam Wardhani dan Lestari (2007), mengatakan bahwa pelecehan seksual merupakan bentuk perhatian seksual secara verbal, nonverbal, atau fisik pada perempuan, tetapi tidak dengan persetujuan perempuan tersebut. Individu yang mengalami pelecehan seksual dapat merasakan dampak negatif terutama pada kondisi pskikologisnya.
Center for Victim Advocacy and Violence Prevention menyebutkan terdapat tiga macam dampak dari pelecehan seksual yang dapat dirasakan oleh korban, yaitu secara fisiologis, psikologis, serta karier. Korban pelecehan seksual sangat rentan mengalami dampak psikologis. Apabila kondisi mental korban menjadi tidak stabil, hal ini dapat membahayakan dirinya dan orang lain sebab kondisi tersebut bisa saja membawa korban pada dampak fisiologis atau gangguan mental yang lebih buruk. Berikut adalah 8 dampak psikologis korban pelecehan seksual:
Ketika mengalami pelecehan seksual, korban akan memikirkan banyak hal negatif yang bisa saja terjadi, misalnya perubahan kondisi fisik, penolakan dari lingkungan, atau tanggapan orang lain yang buruk. Kekhawatiran tersebut dapat membawa korban pada stres yang jika tidak segera diatasi, berisiko membuat korban merasa depresi. Menurut Terpstra dan Baker (1986) dalam Kurnianingsih (2003), individu yang memandang pelecehan seksual sebagai serangan terhadap dirinya dapat menyebabkan depresi. Lihat juga Perbedaan Stres dan Depresi yang Perlu Dipahami.
Tindakan pelecehan seksual terjadi di luar keinginan korban sehingga memunculkan amarah dalam diri korban. Namun, rasa marah ini terkadang tidak dapat diekspresikan dengan baik. Pelaku pelecehan bisa saja memberikan ancaman-ancaman jika korban tidak menuruti apa yang diperintahkan. Kondisi ini dapat menyebabkan korban merasa frustrasi.
Pelecehan seksual dapat menyebabkan korban merasa tidak aman di dunia ini sebab ia takut suatu saat akan mendapat perlakuan yang sama atau rasa takut yang muncul karena pikiran tidak ada lagi orang yang mau dekat dengannya. Ketakutan ini juga ditambah dengan rasa malu dan dikhianati sehingga korban semakin berusaha untuk menarik diri dari lingkungan sosialnya.
Korban pelecehan seksual bisa saja merasa dirinya tidak lagi berharga pun dunianya sudah hancur. Pikiran seperti ini dapat muncul karena hilangnya rasa percaya diri korban bahwa ia sebenarnya mampu perlahan melewati masa sulit dan berusaha menemukan kehidupannya yang baik. Menurunnya rasa percaya diri dapat mengakibatkan perilaku tak terduga, seperti menyakiti diri sendiri atau bahkan muncul keinginan untuk bunuh diri. Lihat juga 13 Cara Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri.
Stigma yang beredar di masyarakat bahwa korban pelecehan seksual tidak dapat menjaga dirinya, perempuan yang tidak baik, sudah tidak perawan lagi, dan sebagainya membuat korban semakin merasa tidak berguna dan takut untuk lebih terbuka. Padahal, apa pun yang terjadi, pelecehan seksual adalah tindakan tanpa persetujuan kedua belah pihak dan kita wajib melindungi korban terlebih dahulu, bukan justru menyudutkannya.
Masalah seksualitas bagi korban pelecehan seksual terbagi menjadi dua. Pertama, korban akan bersikap menolak dan merasa takut untuk melakukan hubungan seksual di masa yang akan datang sehingga menimbulkan masalah keintiman yang lebih berat. Kedua, beberapa korban justru menanggapi pengalaman tersebut secara berlebihan atau hypersexual, seperti dengan masuk ke dalam pergaulan bebas sebab muncul pikiran bahwa mereka akan dihargai atau dicintapi jika mereka memberi kepuasan seksual pada orang lain (Nabilah, 2019). Lihat juga 15 Cara Menghindari Pergaulan Bebas pada Remaja.
Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) atau gangguan stres pascatrauma sering kali dialami oleh individu yang menjadi korban pelecehan seksual. Menurut Kaplan (1998) dalam Wardhani dan Lestari (2007), PTSD adalah sindrom kecemasan serta emosi dari pengalaman buruk karena stres fisik atau mental yang dirasakan individu melebihi dari batas kemampuannya. Pelecehan seksual dapat menjadi faktor besar munculnya gangguan PTSD ini dan perlu penanganan dari ahli untuk mengatasinya.
Berbagai permasalahan hidup mungkin akan datang secara bertubi-tubi setelah seseorang menjadi korban pelecehan seksual. Apabila korban tidak dapat mengatasi masalah tersebut dan juga tidak mendapatkan intervensi yang baik dari psikolog atau pemberi bantuan lainnya, pikiran untuk bunuh diri dapat muncul. Selain itu, korban juga bisa melukai diri sendiri atau self-harm sebagai upaya melampiaskan emosi yang dirasakan. Lihat juga 25 Ciri-Ciri Orang Ingin Melakukan Bunuh Diri.
Demikian 8 dampak psikologis korban pelecehan seksual yang dapat dirasakan. Akan tetapi, tidak semua korban merasakan seluruh dampak tersebut dan mungkin juga merasakan dampak lainnya. Pastikan menghubungi orang lain yang dapat membantu mengatasi dampak yang mengganggu kehidupan sehari-hari sehingga tidak menyebabkan gangguan yang lebih berbahaya.
Fobia merupakan ketakutan yang dialami oleh manusia namun sudah dalam tahap sulit untuk dikendalikan dan…
Menikmati pemandangan alam dan menikmati udara yang menyejukan menjadi salah satu yang bisa kita rasakan…
Ada berbagai jenis dan juga tipe dari phobia atau rasa cemas, dan ketakutan berlebihan. Faktanya…
Berbicara mengenai fobia ataupun mengatasi rasa takut yang dialami oleh seseorang ada banyak sekali jenis…
Istilah Somniphobia atau dikenal dengan nama hypnophobia merupakan rasa takut yang berlebih saat seseorang jauh…
Berbicara mengenai fobia, ada beberap jenis fobia yang dikenal ditengah masyarakat. Misalnya fobia ketinggian, fobia…