Psikologi Anak

7 Dampak Psikologi Anak yang Ditinggal Mati Ayahnya dan Tips Cara Mengatasinya

Dalam proses tumbuh kembang anak, peran ayah dan ibu sebagai orang tua sangatlah penting. Sayangnya, beberapa anak ‘dipaksa’ harus menerima kenyataan bahwa ia tidak dapat merasakan kasih sayang, perhatian, bimbingan, serta kebahagiaan lain dengan sang ayah karena meninggal dunia. 

Terdapat berbagai faktor yang dapat menyebabkan kepergian ayah untuk selama-lamanya, seperti memiliki penyakit, kecelakaan, atau memang sudah takdir Tuhan. Siap tidak siap, anak pasti akan merasa sangat sedih dan dapat berdampak pada kondisi psikologisnya. Akan tetapi, dampak tersebut dapat dicegah dan diatasi dengan bantuan keluarga dan lingkungan.

Beberapa dampak psikologi yang muncul karena ayah meninggal dunia dapat bersifat ringan, hingga sangat berat. Berikut adalah beberapa di antaranya:

1. Kurangnya Rasa Percaya Diri

Tingkat kepercayaan diri seorang anak yang rendah menjadi hal salah satu dampak psikologis ketika ayahnya meninggal dunia. Hal ini dikarenakan sosok ayah memiliki peran penting untuk menumbuhkan rasa percaya diri anak untuk melakukan banyak hal. Kurangnya rasa percaya diri ini juga dapat berpengaruh pada rendahnya kemampuan anak dalam bertanggung jawab karena ragu dengan kemampuan dirinya.

2. Kemampuan Akademik Rendah

Ayah sebagai orang tua memiliki peran penting pada pendidikan anak, termasuk berbagai kemampuan yang menyertainya. Terlebih pada anak yang ditinggalkan oleh ayahnya sejak dini juga dapat kekurangan sumber pengetahuan dasar. Contohnya ketika anak masih duduk di bangku sekolah dasar, ia mungkin akan kesulitan membaca sehingga tidak dapat mengikuti pelajaran dengan maksimal.

3. Munculnya Gejala Depresi

Depresi pada anak karena ditinggal mati oleh ayah tidak muncul begitu saja, melainkan karena ada stres dan tekanan emosional yang dirasakan secara terus menerus, terlebih karena harus menerima hidup tanpa sosok ayah. Rasa stres tersebut tidak dapat diatasi sendiri oleh anak dan ketika tidak teratasi dapat menyebabkan munculnya gejala depresi pada anak, seperti kesedihan mendalam, sulit berkonsentrasi, serta gangguan nafsu makan.

4. Gangguan Post Traumatic Stress Disorder

Kepergian ayah untuk selama-lamanya dapat menjadi salah satu penyebab munculnya gejala Gangguan Stres Pascatrauma (PTSD) atau gangguan stres pascatrauma. Gangguan ini mengakibatkan anak merasakan tekanan secara emosional dan fisik ketika harus kembali berhadapan dengan situasi yang mengingatkan pada peristiwa traumatis.

Dalam hal ini, momen di saat ayah meninggal, seperti di rumah sakit atau bahkan ketika kecelakaan terus menghantui pikiran anak. Akibatnya, anak mungkin sering mengalami mimpi buruk ketika tidur dan muncul ingatan-ingatan yang mengganggu di siang hari sehingga ia tidak dapat menjalani kehidupan sehari-hari dengan normal.

5. Potensi Kenakalan Remaja

Dampak lain yang dapat muncul karena anak ditinggal mati ayahnya adalah potensi perilaku kenakalan remaja. Di satu sisi, kenakalan remaja pada anak dapat muncul karena kurangnya pengawasan dan bimbingan sehingga ia mudah terbawa oleh pengaruh lingkungan yang cenderung negatif sehingga menjadi anak nakal. Misalnya mencuri, tawuran, atau bahkan balapan liar yang dapat membawa pengaruh negatif kenakalan remaja dalam masyarakat.

6. Perilaku Seksual Berisiko

Selain perilaku nakal yang umum dilihat pada anak remaja, kepergian ayah juga dapat menyebabkan munculnya perilaku seksual berisiko, seperti kecanduan konten pornografi, melakukan onani, hingga melakukan hubungan di luar nikah. Perilaku seksual tersebut dapat mengakibatkan munculnya penyakit menular seksual atau bahkan dampak psikologis anak perempuan tanpa ayah dapat terjadi kehamilan di luar nikah.

7. Penyalahgunaan Obat dan Zat

Anak yang ditinggal mati oleh sang ayah dapat terjerumus pada penyalahgunaan obat dan zat terlarang, seperti narkoba maupun minuman beralkohol tidak hanya karena berkurangnya pengawasan, tetapi juga sebagai bentuk pelarian dari rasa sedih, kecewa, tidak terima, dan lain sebagainya yang muncul karena sudah tidak memiliki ayah.

Efek dari penggunaan narkoba atau alkohol yang dapat meningkatkan rasa senang, nyaman, rileks, bahkan lebih percaya diri dirasa efektif untuk menghilangkan kesedihan, padahal efek-efek tersebut hanya bersifat sementara dan justru dapat berakibat buruk pada kondisi psikis maupun fisik jika sudah ketergantungan. Lebih dari itu, terdapat berbagai dampak negatif narkoba terhadap generasi muda.

Tips Cara Mengatasi Dampak Psikologi Anak yang Ditinggal Mati Ayahnya

Apa pun penyebab kematian ayah, setiap anak rentan mengalami dampak secara psikologis. Meskipun demikian, terdapat berbagai cara untuk mengatasi yang dapat dilakukan oleh keluarga juga orang-orang di sekitarnya, yaitu sebagai berikut: 

  • Menemukan Sosok Figur Pengganti Ayah

Walaupun tidak akan terasa sama, tetapi anak tetap bisa mendapatkan sosok figur ayah dari orang lain yang mampu memberikannya bimbingan, arahan, perhatian, serta kasih sayang yang penuh kepadanya. Paman, kakek, guru, atau mungkin ayah tiri dapat menjadi sosok pengganti tersebut sehingga anak tidak merasa kekurangan meski kondisinya sudah berbeda.

  • Berada dalam Lingkungan yang Sehat

Lingkungan yang sehat juga dapat mengatasi berbagai dampak psikologi akibat ditinggal mati oleh ayah. Keluarga yang suportif dan dapat saling menguatkan satu sama lain sangat mampu mencegah atau juga mengurangi masalah-masalah karena kepergian ayah. Selain itu, tetangga maupun teman sekolah yang baik juga dapat membantu anak untuk terhindar dari dampak yang negatif.

Di sisi lain, jika memang kebetulan anak tidak berada di lingkungan yang baik, ciptakan lingkungan sehat tersebut dengan cara memberikan perhatian, kasih sayang, serta dukungan yang penuh pada anak sehingga ia dapat termotivasi untuk tetap menjadi pribadi yang baik dan tidak mudah terpengaruh hal-hal negatif.

  • Meningkatkan Kepercayaan Diri

Orang tua, keluarga, tetangga, guru, bahkan teman-teman di sekolah sangat berpengaruh terhadap bagaimana anak menghadapi kepergian ayahnya. Mereka semua dapat membantu anak untuk mengembalikan rasa percaya diri anak agar ia dapat tumbuh menjadi orang yang pemberani dan bertanggung jawab.

Cara yang dapat dilakukan adalah memberikan support pada aktivitas-aktivitas positif yang digemari oleh anak. Dengan demikian, anak akan merasa yakin bahwa hidupnya kelak tetap dapat berjalan dengan baik bahkan sukses walau tanpa kehadiran ayah.

Share
Published by
Gendis Hanum Gumintang

Recent Posts

Chrometophobia (Fobia Uang): Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Fobia merupakan ketakutan yang dialami oleh manusia namun sudah dalam tahap sulit untuk dikendalikan dan…

8 months ago

Anemophobia : Pengertian, Gejala, Penyebab, dan Cara Pengobatannya

Menikmati pemandangan alam dan menikmati udara yang menyejukan menjadi salah satu yang bisa kita rasakan…

8 months ago

Pantophobia : Pengertian, Gejala, Penyebab dan Cara Pengobatannya

Ada berbagai jenis dan juga tipe dari phobia atau rasa cemas, dan ketakutan berlebihan. Faktanya…

9 months ago

Heliophobia : Pengertian, Penyebab, Gejala, Komplikasi dan Pengobatannya

Berbicara mengenai fobia ataupun mengatasi rasa takut yang dialami oleh seseorang ada banyak sekali jenis…

9 months ago

Somniphobia : Gejala, Penyebab dan Cara Pengobatannya

Istilah Somniphobia atau dikenal dengan nama hypnophobia merupakan rasa takut yang berlebih saat seseorang jauh…

9 months ago

Cibophobia : Pengertian, Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

Berbicara mengenai fobia, ada beberap jenis fobia yang dikenal ditengah masyarakat. Misalnya fobia ketinggian, fobia…

9 months ago