Terkadang, setiap anak muda pasti pernah merasa kesal akibat perilaku yang ditunjukkan oleh orang tua. Seperti misalnya apabila melihat orang tua yang melanggar peraturan di jalanan, dan saat menegurnya orangtua malah balik memarahi. Atau misalnya hal itu terjadi pada orang tua sendiri saat di rumah, ketika orang tua lupa membeli beberapa bahan makanan yang akan di masak malah akan menyalahkan sebab tidak membelinya.
Tentu saja sikap orang tua yang selalu merasa bahwa dirinya benar pasti pernah membuat kesal, akan tetapi tidak bisa marah sebab berpikir bahwa orang tua haruslah selalu dihormati. Menghadapi orang tua memang tidak mudah, terkadang saat menegur kesalahan orangtua , orang tua akan merasa bahwa tidak menghargai mereka. Mungkin saja hal itu terjadi karena cara berkomunikasi kalian yang salah dan malah berakhir dengan pertengkaran.
Pemikiran orang tua yang selalu berpikir bahwa tindakan mereka selalu benar, serta keteguhan argumen yang menegaskan hanya akan membuat anak dan orang tua semakin memburuk. Lalu, bagaimana cara yang seharusnya digunakan saat menghadapi orang tua yang selalu merasa bahwa dirinya benar? Berikut penjelasannya di bawah ini.
Saat berbicara dengan orang tua, entah itu saat sedang marah atau saat sedang menegur orangtua, usahakan untuk jaga intonasi suara agar tidak terdengar membentak. Sebab penggunaan nada suara yangdigunakan akan menimbulkan kesalahpahaman apabila nada suara dan inti dari maksud yang ingin disampaikan sebenarnya memiliki makna yang berbeda.
Misalnya anak yang kelepasan menggunakan nada tinggi saat berbicara dengan orang tua, maka orangtua akan menganggap bahwa tidak sopan dan tidak menghargai mereka. Apabila hal itu terjadi, maka bukannya menemukan solusi, yang ada malah membuatnya salah paham akibat nada suara yang digunakan.
Jadi, saat anak berbicara atau menegur orangtua usahakanlah untuk selalu menggunakan bahasa yang sopan dan nada bicara yang lembut, agar makna dari apa yang ingin disampaikan kepada orang tua akan diterima dengan baik. Cara ini akan sangat aman digunakan saat berbicara dengan orang tua yang selalu merasa dirinya benar. Sebab tidak akan menimbulkan dampak pertengkaran orang tua bagi anak, kesalahpahaman, dan malah akan membuat pikiran orangtua terbuka dan mau memikirkan kata-kata yang akan diucapkan.
Orang tua jelas telah mempunyai pengalaman hidup yang banyak jika dibandingkan dengan anak-anaknya. Mereka telah mencicipi asam garam sebuah kehidupan. Maka dengan demikian, mereka pasti memiliki alasan kenapa mereka selalu merasa benar walaupun terkadang anak masih sulit memahami apa maksudnya.
Jadi, sebelum berdebat atau menegur orangtua, ada baiknya untuk memahami dulu alasan orangtua bertindak seperti itu. Pahami alasan mengapa orangtua merasa bahwa apapun tindakannya akan selalu merasa benar terlebih jika itu untuk anak-anaknya. Namun apabila belum memahami apa alasan mereka, cobalah untuk menanyakannya dengan selembut dan sesopan mungkin.
Mintalah orangtua menjelaskan alasan mengapa mereka selalu merasa benar. Sebab percayalah bahwa tidak ada orang tua yang ingin menjerumuskan anaknya kepada hal yang buruk. Sebaiknya, apapun yang orang tua lakukan pasti mereka merasa bahwa itu merupakan hal yang terbaik untuk anak mereka.
Menghadapi orang tua yang berasa benar memang tidak mudah. Adakalanya anak akan tersulut emosinya. Apalagi jika orang tua sudah mulai keras kepala dan tetap teguh pada pendiriannya. Namun, ada baiknya untuk tetap mengontrol emosi dengan sebaik mungkin, sebab apapun hal yang disampaikan saat sedang emosi tidak akan berakhir dengan baik.
Apalagi saat berbicara dengan orang tua, mereka tidak akan mengerti dengan apa yang sebenarnya ingin disampaikan. Dan emosi yang salurkan kepada orangtua hanya akan membuat mereka marah dan malah tidak menyetujui segala ucapan.
Jadi, cobalah untuk mengatur emosi sebaik mungkin, dan apabila kesulitan berkompromi dengan orang tua tanpa emosi, cobalah untuk meminta bantuan dari salah satu keluarga atau seorang konselor psikologi keluarga untuk menemaniberbicara dengan orang tua supaya saat emosi mulai tersulut, akan ada yang menenangkan dan mengingatkan bahwa saat ini sedang berbicara dengan orang tua.
Agar emosi terkontrol saat menghadapi orang tua yang merasa benar, anak harus tahu kapan dan dimana anak harus mengalah pada orangtua. Apabila anak dapat memahami dan bisa mengerti kenapa mereka bersikap begitu, cobalah untuk menekan ego untuk tidak menegur dan tidak harus melakukan apapun.
Namun, apabila anak merasa bahwa tindakan orangtua sudah tidak bisa dipahami. Disaat itulah sebagai seorang anak harus mulai mempertimbangkan rasa mengalah dan bisa menegur atau bertanya mengenai masalah yang sedang dihadapi.
Dengan segala sikap atau tindakan orangtua yang selalu merasa benar, pasti adakalanya pernah membuat berpikir bahwa mereka adalah orang yang egois dan keras kepala. Oleh sebab itu, apabila orang tua mulai bersikap tidak ingin disalahkan dan malah menyalahkan anaknya. Janganlah menuding dan mengeluarkan kata-kata seperti “sebagai orang tua terlalu egois” atau “sebagai orang tua selalu ingin di dengar dan selalu menyalahkan anaknya”.
Karena ungkapan-ungkapan seperti itu hanya akan menyulut emosi diantara anak dan orang tua. Jadi, bukannya mengatasi masalah dalam hubungan dengan orang tua yang ada anak dan orang tua malah bertengkar dan berakhir masalah akan semakin runyam.
Cobalah untuk berpikir bahwa perbedaan pendapat antara orang tua dan anak adalah hal yang wajar. Jadi, apabila sebagai anak keberatan dengan apa yang dilakukan orangtua, sebaiknya renungkan terlebih dahulu dan bicarakan apa yang mengganggu pikiran orangtua dengan suasana yang tenang.
Dari pada memilih untuk menuding orangtua dengan kata-kata egois, keras kepala, hanya ingin dimengerti dan didengar sendiri tanpa memedulikan anaknya. Ingatlah selalu bahwa komunikasi yang baik antara orang tua dan anak adalah kunci hubungan selalu baik dan salah satu cara menjaga kerukunan dalam keluarga.
Bersabar dan menerima sebuah keputusan yang telah diambil oleh orang tua memang salah satu kunci agar bisa tetap menangani sikap orang tua yang merasa benar. Apalagi cara ini bisa digunakan saat sudah tidak bisa mengelak atau menolak segala keputusan yang sudah ditetapkan oleh orang tua.
Karena sebenarnya, tidak ada salahnya untuk bersabar dan menuruti kemauan orangtua. Sebab, yakinlah bahwa orangtua yang sudah pernah melewati segala pahit manisnya kehidupan akan membuat keputusan yang baik untuk anak-anaknya. Dan lagi, menuruti kemauan orangtua merupakan tanda bahwa anak yang berbakti kepada orang tuanya.
Tetapi, ketika anak merasa tidak sanggup sampai membuat terkena stress kronis atau depresi akibat berat saat menjalani segala pilihan yang telah dipilihkan oleh orang tua, anak bisa untuk menolak dengan tegas pilihan tersebut namun dengan syarat harus memberi alasan yang logis mengapa menolak pilihan tersebut.
Cara menghadapi orangtua yang merasa benar memang gampang-gampang susah. Sebagai anak, harus bisa menekan ego dan emosi saat sedang berhadapan dengan orangtua. Anak juga harus berbicara yang sopan dan menurunkan nada bicara agar orang tua tidak salah paham dengan maksud yang ingin diutarakan.
Selain itu, selalu bersabar dan mengetahui waktu kapan dan dimana saatnya mengalah kepada orangtua juga dapat mengontrol komunikasi yang baik dan efektif antara anak dan orangtua.
Fobia merupakan ketakutan yang dialami oleh manusia namun sudah dalam tahap sulit untuk dikendalikan dan…
Menikmati pemandangan alam dan menikmati udara yang menyejukan menjadi salah satu yang bisa kita rasakan…
Ada berbagai jenis dan juga tipe dari phobia atau rasa cemas, dan ketakutan berlebihan. Faktanya…
Berbicara mengenai fobia ataupun mengatasi rasa takut yang dialami oleh seseorang ada banyak sekali jenis…
Istilah Somniphobia atau dikenal dengan nama hypnophobia merupakan rasa takut yang berlebih saat seseorang jauh…
Berbicara mengenai fobia, ada beberap jenis fobia yang dikenal ditengah masyarakat. Misalnya fobia ketinggian, fobia…