Trauma

Trauma Healing : Pengertian, Fase, dan Metodenya

Kamus psikologi menjelaskan bahwa trauma adalah setiap cedera, rasa sakit atau goncangan, seringkali  fisik atau struktural atau juga mental dalam bentuk goncangan gangguan emosional yang menyebabkan sedikit banyak gangguan termasuk pada ketahanan fungsi mental.

Pengertian trauma healing

Trauma Healing adalah gangguan psikologis yang dialami sebagian besar anak atau masyarakat akibat bencana alam yang dialami mereka. Trauma terjadi karena tidak adanya kesiapan menghadapi peristiwa tersebut. Akibatnya, anak trauma butuh bantuan healing secara harfiah berarti penyembuhan.

Menurut Arthur S. Reber dan Emily Reber dalam The Penguin Dictionary of Psychology Edisi Ketiga, trauma healing adalah menjaga segala sesuatu yang menimbulkan trauma. Trauma healing ini bisa dilakukan pada seseorang yang mengalami cedera atau trauma yang relatif kecil.

Beberapa menggunakan trauma healing sebagai jenis terapi gangguan psikologis untuk membantu proses penyembuhan. Oleh karena itu, trauma healing adalah  metode pengobatan untuk gangguan psikologis yang dialami  seseorang akibat penanganan fungsi mental yang buruk.

Fase Trauma Healing

1. Keamanan dan stabilitas

Dokter spesialis yang kita kunjungi akan menyediakan obat-obatan dan keperluan lainnya untuk pemulihan diri sendiri. Penting untuk mengikuti perintah dokter dan bersabar dengan diri sendiri karena pemulihan membutuhkan waktu.  Seorang profesional kesehatan mental dapat membantu penderita trauma healing menjalani fase pertama trauma healing.

Kita akan  belajar bagaimana cara mengatasi emosi yang berlebihan, mengatur emosi, mengelola rasa takut dan menstabilkan diri saat menghadapi trauma. 

2. Kenangan dan Duka

Setelah kita mendapatkan kembali rasa aman dan stabilitas setelah peristiwa traumatis, ahli kesehatan mental akan mendorong kita untuk memproses trauma dan mengalami kehilangan trauma. Ini berarti diri kita memeriksa peristiwa ini dan menautkannya ke lingkungan yang aman.

Trauma healing dalam psikologis ini sering berjalan seiring dengan penyembuhan fisik. Rasa sakit atau kemunduran fisik dapat memperlambat pemulihan mental dan emosional kita dan bahkan menjadi sumber pemicu. Profesional kesehatan mental seseorang dapat membantu seseorang menavigasi proses ini. 

3. Membangun Kembali Hubungan

Fase terakhir pemulihan trauma healing adalah  membangun kembali hubungan dengan melakukan interaksi antar sesama, memperbanyak relasi dan membangun komunikasi kembali. Seorang penderita trauma mungkin khawatir bahwa dirinya bukanlah diri yang sebelum peristiwa traumatis itu terjadi.

Tetapi, penting untuk diingat bahwa trauma yang kita alami belum tentu menentukan siapa diri kita. Jika kita hidup dengan trauma, ingatlah bahwa kita tidak sendirian. Bantuan yang tepat akan memungkinkan kita untuk pulih dari trauma  healing itu.

Metode Trauma Healing

Peristiwa traumatis bisa disembuhkan melalui metode terapi trauma healing mulai dari trauma ringan sampai trauma berat namun harus dilakukan secara rutin. Kegiatan yang sering digunakan dalam penanganan trauma adalah terapi. Beberapa cara dapat digunakan untuk mengatasi perasaan traumatis tersebut, antara lain:

1. Terapi Perilaku Kognitif (CBT)

Terapi perilaku kognitif ini berfokus pada mengatasi dan mengubah pola pikir yang bermasalah dan pada akhirnya  mengubah pola perilaku. Prosedur ini harus dilakukan seminggu sekali agar pasien mempelajari kemampuannya untuk mengendalikan gejalanya. CBT biasanya dilakukan selama 12-16 minggu tergantung kemajuan penyembuhan.

2. Terapi paparan jangka panjang

Terapi paparan jangka panjang merupakan salah satu metode terapi dalam trauma healing. Metode terapi ini sama hal nya dengan metode terapi lain yang mana tujuannya adalah untuk menghilangkan trauma atau ketakutan pada diri seseorang.

Namun, pada prakteknya terapi paparan jangka panjang ini lebih diarahkan pada aspek yaitu :

  • Emosional
  • Respon sikap
  • Tindakan
  • Kebiasaan sehari-hari, dan
  • Perubahan yang terjadi selama masa terapi ini dari penderita traumatis.

Hal ini dilakukan secara bertahap dalam kurun waktu sekitar lebih dari 6 bulan. Terapi ini menggunakan alat-alat terapi seperti terapi paparan marjinal yang digunakan dalam dunia medis dan kesehatan.

3. Terapi pemrosesan kognitif

Kegiatan terapi pemrosesan kognitif hampir sama dengan jenis terapi perilaku kognitif namun terapi ini lebih mengarahkan pada evaluasi ingatan kembali tentang kejadian atau peristiwa traumatis yang dialami seseorang. Terapi ini berfokus pada bagaimana penderita melihat dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan di sekitarnya.

Metode ini sering dipilih untuk memperbaiki pemikiran yang bermasalah atau irasional. CPT membantu seseorang  menilai trauma yang mereka alami dan pengaruhnya terhadap pikiran mereka. Prosedur ini biasanya dipilih untuk orang yang  malu dengan peristiwa traumatis.

4. Terapi perilaku kognitif berfokus pada trauma

Metode terapi perilaku kognitif berfokus pada trauma merupakan metode dalam trauma healing dimana metode ini lebih sering diarahkan pada anak-anak usia dini yang mengalami traumatis seperti, perilaku bullying, kecelakaan, atau pengalaman traumatis lainnya yang mengganggu mental anak.

Terapi perilaku kognitif yang berfokus pada trauma ini bagi anak-anak harus didampingi oleh orang tuanya/wali nya. Disini mereka berperan sebagai support system dari anak sekaligus sebagai bahan evaluasi bagi orang tua anak yang mengalami traumatis.

Disisi lain juga, terapi ini berlaku bagi orang dewasa yang mengalami PTSD seperti, trauma, depresi, dan halusinasi berat. Pada terapi ini sebaiknya dilakukan selama 3 bulan dengan berbagai tahapan supaya perkembangan/perubahan secara kognitifnya bisa terlihat. Namun, jika selama itu belum ada perubahan wajib konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang lebih intensif dan penyembuhan yang baik.

5. Desensitisasi Gerakan Mata dan Terapi Pemrosesan Ulang (EMDR)

Penderita trauma disarankan untuk melakukan terapi EDMR dengan memanfaatkan sebuah gambar sebagai objek ingatan dari pengalaman traumatis dimana penderita diarahkan untuk melakukan ketukan mata atau gerakan mata sebagai bentuk terapinya.

Terapi ini dapat membuat otak manusia dapat melalui proses penyembuhan alaminya. Tidak seperti perawatan lain, prosedur ini dirancang untuk membantu seseorang dengan cepat memproses ingatan yang terkait dengan perasaan traumatis. Bahkan, terapi ini dinilai efektif karena bisa sembuh dalam sesi yang lebih sedikit dibandingkan terapi bicara lainnya.

Teknik berikut adalah beberapa teknik terapi trauma  yang dapat digunakan untuk mengatasi ketakutan tertentu. Jika kita mengalami trauma dan hal tersebut mengganggu pikiran kita sebaiknya kita segera memeriksakan diri ke dokter.

Share
Published by
Titi Rahmah

Recent Posts

Chrometophobia (Fobia Uang): Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Fobia merupakan ketakutan yang dialami oleh manusia namun sudah dalam tahap sulit untuk dikendalikan dan…

8 months ago

Anemophobia : Pengertian, Gejala, Penyebab, dan Cara Pengobatannya

Menikmati pemandangan alam dan menikmati udara yang menyejukan menjadi salah satu yang bisa kita rasakan…

8 months ago

Pantophobia : Pengertian, Gejala, Penyebab dan Cara Pengobatannya

Ada berbagai jenis dan juga tipe dari phobia atau rasa cemas, dan ketakutan berlebihan. Faktanya…

9 months ago

Heliophobia : Pengertian, Penyebab, Gejala, Komplikasi dan Pengobatannya

Berbicara mengenai fobia ataupun mengatasi rasa takut yang dialami oleh seseorang ada banyak sekali jenis…

9 months ago

Somniphobia : Gejala, Penyebab dan Cara Pengobatannya

Istilah Somniphobia atau dikenal dengan nama hypnophobia merupakan rasa takut yang berlebih saat seseorang jauh…

9 months ago

Cibophobia : Pengertian, Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

Berbicara mengenai fobia, ada beberap jenis fobia yang dikenal ditengah masyarakat. Misalnya fobia ketinggian, fobia…

9 months ago