Ilmu Psikologi

Kedudukan Psikologi Perkembangan Dalam Sistematika Psikolog

Psikologi adalah ilmu yang mempelajari jiwa dan tingkah laku manusia, sejak dari bayi hingga dewasa yang mempelajari aktivitas respon individu terhadap lingkungannya sehingga diketahui pengaruh fisik dan psikis manusia yang berpengaruh terhadap perilakunya.

Perkembangan adalah perubahan-perubahan psikofisis (mahluk hidup yang terdiri dari satu kesatuan jasmani dan rohani) sebagai hasil proses pematangan fungsi-fungsi psikis dan fisis pada diri anak yang ditunjang oleh faktor lingkungan dan proses belajar dalam jangka waktu tertentu guna menuju kedewasaan. (Baca juga perkembangan moral dalam psikologi pendidikan)

Jadi perkembangan adalah perubahan menuju ke arah yang lebih maju, lebih dewasa, bukan perubahan menuju kemunduran. Setiap perubahan yang terjadi bertumpu pada perubahan yang terdahulu dan selanjutnya perubahan yang baru terjadi, akan mempengaruhi perubahan yang akan terjadi berikutnya.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Psikologi Perkembangan adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dalam perkembangannya dan latar belakang yang mempengaruhinya dari bayi hingga dewasa yang meliputi prubahan-prubahan psikofis, psikis, dan fisis pada anak yang akan mempengaruhi prilaku sang anak. (Baca juga perkembangan psikologi masa dewasa dini)

Pentingnya mempelajari psikologi perkembangan

Psikologi perkembangan atau sering juga disebut psikologi genetis merupakan cabang dari psikologi umum yang mendapat kedudukan khusus. Hal ini tidak lain disebabkan karena manusia itu mempunyai karakteristik tertentu dalam setiap perkembangannya. Seperti masa kanak-kanak bereda dengan masa sekolah, masa sekolah  berbeda dengan masa dewasa dan seterusnya.

Perbedaan karakteristik dari setiap perkembangan manusia tersebut, menjadikan psikologi perkembangan penting untuk dipelajari oleh setiap orang tua, khususnya para pendidik, karena ketidaktahuan terhadap perbedaan karakteristik perkembangan manusia tersebut, dapat menimbulkan kekeliruan dalam perlakuan terhadap anak, sehingga dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak itu sendiri. (Baca juga perkembangan psikologi pada masa pra sekolah)

Banyak sekali faedah atau kegunaan seseorang mempelajari psikologi perkembangan dalam mendeskripsikan, memahami prilaku diri sendiri dan orang lain, terutama akan sangat perlu penguasaan ilmu ini bagi seseorang yang selalu mengadakan komunikasi dengan orang lain, misalnya orang tua sebagai pemimpin keluarga, guru/pendidik, dan lain sebagainya.

Faedah praktis mempelajari psikologi perkembangan yang dapat dikemukakan disini antara lain:

  • Untuk memehami garis besar, pola umum perkembangan, dan pertumbuhan anak pada tiap-tiap fasenya. (Baca juga proses perkembangan siswa dalam psikologi pendidikan)
  • Dapat memunculkan sikap senang bergaul dengan orang lain terutama anak-anak, remaja, dengan penuh perhatian kepada mereka baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, ataupun masyarakat
  • Dapat mengarahkan seseorang untuk berbuat dan berprilaku yang selaras dengan tingkat perkembangan orang lain
  • Khususnya bagi pendidik dapat memehami dan memberikan bimbingan kepada anak, sesuai dengan taraf perkembangan anak,didiknya, sehingga proses pendidikan akan berjalan dengan sukses dalam mencapai tujuannya.

Jadi, ilmu psikologi perkembangan sangat penting untuk di pelajari dan difahami, sehingga pertumbuhan dan perkembangan anak dapat berjalan sesuai yang diharapkan. Khususnya terhadap para pendidik dan orang tua dengan psikologi perkembangan dapat memahami perkembangan dan pertumbuhan anak pada setiap fasenya sehingga dalam mengarahkan dam membimbing anak dapat berjalan dengan baik sesuai fase anak pada saat itu.

Bagaimana letak psikologi dalam sistematika ilmu? Untuk menjawab pertanyaan ini tidak dapat lepas dari perkembangan ilmu pada umumnya. Untuk meninjau ini secara mendalam dapat dipelajari dalam sejarah psikologi. Tetapi dalam kesempatan ini bukanlah maksud penulis untuk mengemukakan tentang sejarah psikologi, namun hanya untuk sekedar memberikan gambaran sekilas tentang perkembangan psikologi.

Ditinjau secara historis dapat dikemukakan bahwa ilmu yang tertua adalah ilmu filsafat. Ilmu-ilmu yang lain tergabung dalam filsafat, dan filsafat merupakan satu-satunya ilmu pada waktu itu. Karena itu ilmu-ilmu yang tergabung dalam filsafat akan dipengaruhi oleh sifat-sifat dari filsafat. Demikian pula halnya dengan psikologi.

Tetapi lama kelamaan disadari bahwa filsafat sebagai satu-satunya ilmu kurang dapat memenuhi kebutuhan manusia. Disadari bahwa hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan tidak cukup lagi hanya diterangkan dengan filsafat.

Dengan demikian maka kemudian ilmu pengetahuan alam misalnya memisahkan diri dari filsafat, dan berdiri sendiri sebagai ilmu yang mandiri (Marx, 1976). Hal ini disebabkan karena ilmu pengetahuan alam membutuhkan hal-hal yang bersifat objektif, yang bersifat positif dan ini tidak dapat dicapai dengan menggunakan filsafat.

Demikianlah maka kemudian ilmu-ilmu yang lain juga memisahkan diri dari filsafat termasuk pula psikologi. Psikologi yang mula-mula tergabung dalam filsafat, akhirnya memisahkan diri dan berdiri sendiri sebagai ilmu yang mandiri. Hal ini adalah jasa dari Wilhelm Wundt yang mendirikan laboratorium psikologi yang pertama-tama pada tahun 1879 di Leipzig untuk meneliti peristiwa-peristiwa kejiwaan secara eksperimental.

Wundt sebenarnya bukan seorang ahli dalam bidang psikologi melainkan seorang fisiologi haruslah berdiri sendiri sebagai suatu ilmu pengetahuan yang tidak tergabung atau tergantung kepada ilmu-ilmu yang lain. Di dalam laboraturiumnya, Wundt mengadakan eksperimen-eksperimen dalam rangka penelitian-penelitiannya, sehingga beliau dipandang sebagai bapak dari psikologi eksperimental.

Tetapi ini tidak berarti bahwa baru pada Wundt-lah dimulai eksperimen-eksperimen, sebab telah ada ahli ahli lain yang merintisnya antara lain Fechner dan Helmholtz. Namun demikian baru pada Wundt-lah penelitian dilakukan secara laboratorium eksperimental yang lebih intensif dan sistematis. Laboratorium Wundt kemudian menjadi pusat penelitian dari banyak ahli untuk mengadakan kemudian menjadi pusat penelitian dari banyak ahli untuk mengadakan eksperimen-eksperimen antara lain Kraeplin, Kulpe, Meummann, Marbe.

Dengan perkembangan ini maka berubahlah psikologi yang tadinya bersifat filosofis menjadi psikologi yang bersifat empiris. Kalau mula-mula psikologi kemudian mendasarkan atas hal-hal yang objektif. Hal-hal yang positif, dan kemudian makin berkembanglah psikologi empiris itu. Perkembangan ilmu fisika (physical science) dan ilmu kimia (chemistry) mempengaruhi timbulnya ilmu biologi (biological science).

Sebab satu dari ilmu biologi adalah ilmu perilaku (behavioral science) dalam kaitan ini, maka psikologi merupaka salah satu yang termasuk dalam ilmu perilaku, di samping antropologi dan sosiologi (Marx, 1976). Dengan demikian maka akan jelas bahwa psikologi sebagai suatu ilmu, merupakan ilmu tentang perilaku dan merupakan ilmu yang berdiri sendiri tidak tergabung dalam ilmu-ilmu yang lain.

Hubungan Psikologi dengan Ilmu Lainnya

Psikologi beserta sub-sub ilmunya, pada dasarnya mempunyai hubungan yang sangat erat dengan ilmu-ilmu lain. Hubungan itu biasanya bersifat timbale balik. Psikologi memerlukan bantuan ilmu-ilmu lain, dan sebaliknya, ilmu-ilmu lain juga memerlukan bantuan psikologi.

Psikologi merupakan ilmu yang telah mandiri, tidak tergabung dengan ilmu-ilmu lain. Namun demikian tidak boleh dipandang bahwa psikologi itu sama sekali terlepas dari ilmu-ilmu lain. Dalam hal ini psikologi masih mempunyai hubungan dengan ilmu-ilmu tersebut.

Psikologi sebagai ilmu yang meneropong atau mempelajari keadaan manusia, sudah tentu psikologi mempunyai hubungan dengan ilmu-ilmu lain yang sama-sama mempelajari tentang keadaan manusia. Hal ini akan memberi gambaran bahwa manusia sebagai makhluk hidup tidak hanya dipelajari oleh psikologi saja, tetapi juga dipelajari oleh ilmu-ilmu lain.

Manusia sebagai makhluk budaya maka psikologi akan mempunyai hubungan dengan ilmu-ilmu kebudayaan, dengan filsafat, dengan antropologi. Berikut penjelasan mengenai hubungan psikologi dengan beberapa ilmu pengetahuan.

Share
Published by
Arby Suharyanto

Recent Posts

Chrometophobia (Fobia Uang): Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Fobia merupakan ketakutan yang dialami oleh manusia namun sudah dalam tahap sulit untuk dikendalikan dan…

8 months ago

Anemophobia : Pengertian, Gejala, Penyebab, dan Cara Pengobatannya

Menikmati pemandangan alam dan menikmati udara yang menyejukan menjadi salah satu yang bisa kita rasakan…

8 months ago

Pantophobia : Pengertian, Gejala, Penyebab dan Cara Pengobatannya

Ada berbagai jenis dan juga tipe dari phobia atau rasa cemas, dan ketakutan berlebihan. Faktanya…

9 months ago

Heliophobia : Pengertian, Penyebab, Gejala, Komplikasi dan Pengobatannya

Berbicara mengenai fobia ataupun mengatasi rasa takut yang dialami oleh seseorang ada banyak sekali jenis…

9 months ago

Somniphobia : Gejala, Penyebab dan Cara Pengobatannya

Istilah Somniphobia atau dikenal dengan nama hypnophobia merupakan rasa takut yang berlebih saat seseorang jauh…

9 months ago

Cibophobia : Pengertian, Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

Berbicara mengenai fobia, ada beberap jenis fobia yang dikenal ditengah masyarakat. Misalnya fobia ketinggian, fobia…

9 months ago