Manusia cenderung untuk meniru perbuatan orang lain, semata mata karena hal itu merupakan bagian dari sifat biologis mereka untuk melakukan hal tersebut. Semua orang memiliki kecenderungan yang kuat untuk menandingi (menyamai atau melebihi) tindakan di sekitarnya (Tarde, 1903). Imitasi memainkan peranan yang sentral dalam transmisi kebudayaan dan pengetahuan dari satu generasi ke generasi yang berikutnya (Tarde, 1903)
Teori imitasi yang alamiah ini dalam perkembangannya secara bertahap ditinggallkan oleh para ahli psikologi dan digantikan dengan sejumlah kerangka teoritis yang mengemukakan bahwa kecenderungan untuk meniru orang lain adalah sesuatu yang dipelajari (learned) atau diperoleh melalui suatu proses pengkondisian agar orang melakukan peniruan terhadap perilaku tertentu
Salah satu problem mengenai teori imitasi ini adalah berkaitan dengan “bukti” penelitian yang ternyata diperoleh dalam situasi laboratory atau studi yang bersifat eksperimen. Jadi studi yang dimaksud tidak dilakukan dalam situasi kehidupan nyata. Berikut selengkapnya tentang Teori Imitasi dalam Psikologi.
Pengertian
Meniru berasal dari bahasa Yunani, yang artinya ‘Imitasi’, ‘copy’ , ‘representasi’, ditemukan di mana mana di filsafat psikologi dan memiliki representasi bermacam macam. Sesuatu dibilang karya psikologi yang bagus apabila semakin mendekati realita. Realita yang seperti apa? Realita yang bisa kita indrai atau kita lihat, kita rasakan dan kita dengar. (Baca juga mengenai teori john dewey )
Pada tahun 1941, dua orang ahli psikologi, yaitu Neil Miller dan John Dollard dalam laporan hasil eksperimennya mengatakan bahwa peniruan ( imitation ) merupakan hasil proses pembelajaran yang ditiru dari orang lain. Proses belajar tersebut dinamakan “ social learning “ – “pembelajaran social “ . (Baca juga mengenai teori kurt lewin )
Perilaku peniruan manusia terjadi karena manusia merasa telah memperoleh tambahan ketika kita meniru orang lain, dan memperoleh hukuman ketika kita tidak menirunya. Menurut Bandura, sebagian besar tingkah laku manusia dipelajari melalui peniruan maupun penyajian, (Baca juga mengenai teori frustasi )
contoh tingkah laku ( modeling ). Dalam hal ini orang tua dan guru memainkan peranan penting sebagai seorang model atau tokoh bagi anak – anak untuk menirukan tingkah laku membaca. (Baca juga mengenai teori disiplin )
Dua puluh tahun berikutnya ,” Albert Bandura dan Richard Walters ( 1959, 1963 ) telah melakukan eksperimen pada anak – anak yang juga berkenaan dengan peniruan. Hasil eksperimen mereka mendapati, bahwa peniruan dapat berlaku hanya melalui pengamatan terhadap perilaku model (orang yang ditiru) meskipun pengamatan itu tidak dilakukan terus menerus. (Baca juga mengenai teori empati )
Proses belajar semacam ini disebut “observationallearning” atau pembelajaran melalui pengamatan. Bandura (1971), kemudian menyarankan agar teori pembelajaran sosial diperbaiki memandang teori pembelajaran sosial yang sebelumnya hanya mementingkan perilaku tanpa mempertimbangan aspek mental seseorang.
Konsep
Bila anak anak atau remaja, maka motivasi untuk mengidentifikasi diri adalah :
Mischel ( 1971) menjelaskan bahwa teori perilaku memberi peran penting bagi penegakan dan imbalan.Pentingnya peran tersebut dapat dipahami karena dua alasan :
Penerapan
Miller dan Dolland (1941) memerinci kerangka teori tentang suatu kondisi dan mengemukakan ada tiga kelas utama penerapan perilaku yang seringkali diberi label “imitasi “
Bandura ( 1969) mengidentifikasi efek efek yang ditimbulkan oleh eksposure terhadap perilaku dan hasil perbuatan orang lain adalah Inhibitory dan Disinhibitory Effect. Inhibitory merupakan efek yang menyebabkan orang lain yang menyaksikan perilaku tertentu menjadi malu atau menahan diri untuk melakukan atau mengulangi perbuatan yang dilihatnya
Sedangkan efek disinhibitory merupakan efek yang menyebabkan orang tidak malu atau untuk melakukan perbuatan yang dilihatnya. Response facilitating effects yakni bahwa kesempatan untuk melihat kepada tindakan orang lain dapat berfungsi memudahkan penampilan bermacam macam perilaku yang menurut biasanya tidak dilarang
Observational learning yakni Bila seseorang yang melihat dikenai perilaku dari suatu model sosial, maka dapat terjadi efek observational learning. Dalam arti yang lebih spesifik observer tadi dapat memperoleh bentuk perilaku baru semata mata dengan melihat atau mengamati tindakan model tanpa secara terbuka menunjukkan response di hadapan model yang ditirunya.
Saran
Karya psikologi tidak lebih dari sebuah imitasi dari imitasi lainnya, atau tiruan dari tiruan, dan psikolog itu sendiri tidak lebih dari seorang imitator dari imitasi, dan derajatnya tinggi jika mampu meniru namun memiliki ciri khas tersendiri sebab psikologi berhubungan dengan individu secara langsung.
Kelebihan teori imitasi :
Kekurangan teori imitasi :
Itulah yang dapat penulis jelaskan tentang teori imitasi yang dipahami dari sudut pandang psikologi, smeoga mudah dipahami oleh sobat pembaca semua. Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga bermanfaat, sampai jumpa di artikel berikutnya, teria kasih.
Fobia merupakan ketakutan yang dialami oleh manusia namun sudah dalam tahap sulit untuk dikendalikan dan…
Menikmati pemandangan alam dan menikmati udara yang menyejukan menjadi salah satu yang bisa kita rasakan…
Ada berbagai jenis dan juga tipe dari phobia atau rasa cemas, dan ketakutan berlebihan. Faktanya…
Berbicara mengenai fobia ataupun mengatasi rasa takut yang dialami oleh seseorang ada banyak sekali jenis…
Istilah Somniphobia atau dikenal dengan nama hypnophobia merupakan rasa takut yang berlebih saat seseorang jauh…
Berbicara mengenai fobia, ada beberap jenis fobia yang dikenal ditengah masyarakat. Misalnya fobia ketinggian, fobia…