Teori Psikologi

Teori Gaya Hidup Dalam Psikologi

Teori Gaya Hidup Dalam Psikologi menjadi kajian yang menarik untuk dibahas terutama ditengah perkembangan dan modernisasi di era milenial ini.

Gaya hidup atau yang dikenan dengan Lifestyle adalah gambaran tingkah laku, pola dan cara hidup yang ditunjukkan bagaimana aktivitas seseorang, minat dan ketertarikan serta apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri sehingga gaya hidup akan dapat  membedakan statusnya dari orang lain dan lingkungan melalui lambang-lambang sosial yang mereka miliki sebgaimana  psikologi komunikasi.

Gaya hidup merupakan  seni yang dibudayakan oleh setiap orang. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), Gaya hidup adalah pola tingkah laku sehari-hari segolongan manusia dalam masyarakat. Dari sisi ekonomi, gaya hidup merupakan perilaku seseorang dalam membelanjakan uangnya serta bagaimana mengalokasikan waktunya. Gaya hidup sangat berkaitan erat dengan perkembangan zaman dan teknologi sebgaimana juga  teori dorongan dalam psikologi.

Gaya hidup merupakan upaya untuk membuat diri menjadi eksis dengan cara tertentu dan berbeda dari kelompok lain.

Berdasarkan pengalaman sendiri yang kemudian dibandingkan dengan realitas sosial, setiap individu akan memilih rangkaian tindakan dan penampilan mana yang menurutnya sesuai dan mana yang tidak sesuai untuk ditampilkan dengan ruang sosial. perbedaan gaya hidup tentu akan mempengaruhi kehidupan sosial setiap orang, nah untuk membahsnya lebih jauh maka berikut akan diuraikan mengenai Teori Gaya Hidup Dalam Psikologi.

Sebelum mengulas lebih jauh, berikut pengertian dan definisi gaya hidup yang dikutip dari berbagai sumber :

  • Menurut Sumarwan (2011:57), Gaya hidup digambarkan dengan kegiatan, minat dan opini dari seseorang (activities, interests, and opinions). Gaya hidup seseorang biasanya tidak permanen dan akan cepat berubah. Seseorang mungkin dengan cepat mengganti model dan merek pakaiannya karena menyesuakan dengan perubahan hidupnya yang pastinya kan selalu berubah.
  • Menurut Weber (Damsar, 2002:120), gaya hidup merupakan bentuk dari selera pengikat kelompok dalam (in group) antara aktor-aktor kolektif atau kelompok status, dan aling berkompetisi ditandai dengan kemampuan untuk memonopoli sumber-sumber budaya.
  • Menurut Plummer (1983:131), gaya hidup merupakan cara hidup individu yang diidentifikasikan dengan bagaimana orang tersebut menghabiskan waktu mereka (aktivitas), apa yang mereka anggap penting dalam hidupnya (ketertarikan) dan apa yang mereka pikirkan tentang dunia sekitarnya.
  • Menurut Kotler dan Keller (2012:192), Gaya hidup merupakan pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan dari diri seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Gaya hidup juga menggambarkan seluruh pola seseorang dalam beraksi dan berinteraksi di dunia dan sekitarnya.

Menurut Mowen dan Minor, kurang lebih terdapat sembilan jenis gaya hidup yaitu sebagai berikut :

  1. Funcionalists. Merupakan gaya hidup dimana seseorang menghabiskan uang untuk hal-hal yang penting. Pendidikan rata-rata, pendapatan rata-rata, kebanyakan pekerja kasar (buruh). Memiliki usia kurang dari 55 tahun dan telah menikah serta memiliki anak.
  2. Nurturers. Muda dan berpendapatan rendah. Merupakan gaya hidup dimana seseorang  dimana Mereka berfokus pada membesarkan anak, baru membangun rumahtangga dan nilai-nilai keluarga. Pendidikan diatas rata-rata.
  3. Aspirers. Berfokus terhadap menikmati gaya hidup tinggi dengan membelanjakan sejumlah uang di atas rata-rata untuk barang-barang berstatus, khususnya tempat tinggal. Memiliki karakteristik Yuppie klasik. Memiliki Pendidikan tinggi, serta pekerja kantor, menikah tanpa anak.
  4. Experientials.mampu membelanjakan jumlah di atas rata-rata terhadap barang barang yang sifatnya  hiburan, hobi, dan kesenangan (convenience). Memilki  pendidikan rata-rata, tetapi pendapatannya diatas rata-rata karena mereka adalah pekerja kantor.
  5. Succeeders. Rumah tangga yang mapan. Memiliki rentang usia setengah baya dan berpendidikan tinggi. Memiliki Pendapatan tertinggi dari kesembilan kelompok. Menghabiskan banyak waktu pada pendidikan dan kemajuan diri. Menghabiskan uang di atas rata-rata untuk hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaannya.
  6. Moral majority. Dimana Pengeluaran yang besar untuk organisasi pendidikan, masalah politik dan gereja. Kelompok ini Berada pada tahap empty-nest. Memiliki Pendapatan tertinggi kedua. Pencari nafkah tunggal.
  7. The golden years. Kebanyakan adalah para pensiunan, tetapi memiliki pendapatan tertinggi ketiga. Mampu Melakukan pembelian tempat tinggal kedua. Serta mampu Melakukan pengeluaran yang besar pada produk-produk padat modal dan hiburan.
  8. Sustainers. Merupakan kelompok orang dewasa dan tertua. telah pensiun. Memiliki tingkat pendapatan terbesar dibelanjakan untuk kebutuhan sehari-hari dan alkohol. Pendidikan rendah, pendapatan terendah kedua.
  9. Subsisters. Tingkat sosial ekonomi rendah.Dengan ersentase kehidupan pada kesejahteraan di atas rata-rata. Kebanyakan merupakan keluarga-keluarga dengan pencari nafkah dan orang tua tunggal jumlahnya di atas rata-rata kelompok minoritas dan memiliki gaya hidup superior.

Amstrong berpebdapat bahwa  gaya hidup seseorang dapat dilihat dari perilaku yang dilakukan oleh individu seperti kegiatan-kegiatan untuk mendapatkan atau mempergunakan barang-barang dan jasa sebgaimana juga  teori aus dalam komunikasi interpersonal, termasuk didalamnya terdapat proses pengambilan keputusan pada penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.

Lebih lanjut menurut Amstrong bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup seseorang ada 2 faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu (internal) dan faktor yang berasal dari luar (eksternal) seperti juga pada  teori bawaan manusia dalam psikologi antropologi .

Faktor internal tersebut antara lain meliputi sikap, pengalaman dan pengamatan, kepribadian, konsep diri, motif , dan persepsi. Sedangkan faktor eksternal meliputi kelompok referensi, keluarga, yang berasal kelas sosial, dan kebudayaan.

Dimana Orang-orang yang berasal dari sub-budaya, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama dapat memiliki gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam bentuk aktivitas, minat, dan opininya.

Gaya hidup menggambarkan “keseluruhan diri seseorang” yang berinteraksi dengan lingkungan dan sekitarnya  seperti juga pada teori citra dalam komunikasi perusahaan.

Menurut pemdapat Sunarto, indikator gaya hidup seseorang dapat dilihat dari beberapa hal beriut ini :

  1. Kegiatan (Activity) merupakan apa yang dikerjakan konsumen, produk apa yang dibeli atau digunakan, kegiatan apa yang dilakukan untuk mengisi waktu luang. Meskipun  kegiatan tersebut biasanya dapat diamati, alasan untuk tindakan tersebut jarang dapat diukur secara langsung.
  2. Minat (Interest) merupakan objek peristiwa, atau topik dalam tingkat kegairahan yang menyertai perhatian khusus maupun terus-menerus kepadanya. Interest dapat digunakan berupa kesukaan, kegemaran dan prioritas dalam hidup konsumen tersebut. Minat merupakan apa yang ia anggap menarik untuk dapat meluangkan waktu dan mengeluarkan uang. Minat dilandaskan pada faktor pribadi konsumen dalam mempengaruhi proses pengambilan keputusan.
  3. Opini (Opinion) merupakan pandangan dan perasaan konsumen dalam menanggapi isu-isu global, lokal oral ekonomi dan sosial. Dimana opini digunakan untuk mendeskripsikan penafsiran, harapan dan evaluasi, seperti kepercayaan mengenai maksud orang lain, antisipasi berhubungan dengan peristiwa di masa datang dimana penimbangan konsekuensi yang memberi ganjaran atau menghukum dari jalannya tindakan alternatif.

Pengukuran gaya hidup dapat dilakukan melalui metode psikografik (psychographic). Menurut pendapat Sumarwan , psikografik merupakan  suatu instrumen untuk mengukur gaya hidup yang bisa memberikan angka pengukuran kuantitatif sehingga  bisa dipakai untuk menganalisis data yang sangat besar.

Analisis psikografik dapat digunakan untuk melihat segmen pasar dan segmen konsumen dalam kehidupan mereka, pekerjaan dan aktivitas lainnya. Psikografik sering diartikan sebagai sebuah pengukuran AIO (activity, interest, opinion) atau pernyataan yang menggambarkan aktifitas, minat, dan opini konsumen.

Itulah tadi, Teori Gaya Hidup Dalam Psikologi. Semoga dapat bermanfaat.

Share
Published by
Corriana

Recent Posts

Chrometophobia (Fobia Uang): Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Fobia merupakan ketakutan yang dialami oleh manusia namun sudah dalam tahap sulit untuk dikendalikan dan…

8 months ago

Anemophobia : Pengertian, Gejala, Penyebab, dan Cara Pengobatannya

Menikmati pemandangan alam dan menikmati udara yang menyejukan menjadi salah satu yang bisa kita rasakan…

8 months ago

Pantophobia : Pengertian, Gejala, Penyebab dan Cara Pengobatannya

Ada berbagai jenis dan juga tipe dari phobia atau rasa cemas, dan ketakutan berlebihan. Faktanya…

9 months ago

Heliophobia : Pengertian, Penyebab, Gejala, Komplikasi dan Pengobatannya

Berbicara mengenai fobia ataupun mengatasi rasa takut yang dialami oleh seseorang ada banyak sekali jenis…

9 months ago

Somniphobia : Gejala, Penyebab dan Cara Pengobatannya

Istilah Somniphobia atau dikenal dengan nama hypnophobia merupakan rasa takut yang berlebih saat seseorang jauh…

9 months ago

Cibophobia : Pengertian, Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

Berbicara mengenai fobia, ada beberap jenis fobia yang dikenal ditengah masyarakat. Misalnya fobia ketinggian, fobia…

9 months ago