Saat ini siapa saja dapat merasakan stres, tidak terkecuali pada anak. Stres merupakan kondisi yang dirasakan akibat adanya tekanan atau perubahan yang tidak menyenangkan bagi individu. Bagi anak, stres memiliki berbagai penyebab, di antaranya yakni sebagai berikut:
Setiap orang tua pasti memiliki pola asuhnya masing-masing bagi anak. Akan tetapi, pola asuh yang cenderung otoriter atau penuh dengan aturan, kaku, tidak menghargai pendapat anak, kurang adanya pengertian, dapat menjadi penyebab stres pada anak.
Selain itu, orang tua yang menaruh ekspektasi terlalu tinggi, seperti anak harus bisa ini dan itu atau anak nanti harus menjadi ini dan itu juga dapat memicu stres pada anak karena mereka khawatir tidak dapat memenuhinya dan akan mengecewakan orang tuanya.
Hubungan antara orang tua dengan anak sering kali tidak berjalan dengan lancar. Hal tersebut bisa disebabkan oleh perbedaan generasi, lingkungan, teknologi, yang pada dasarnya memang tidak bisa disamakan.
Terkadang perbedaan tersebut dapat menimbulkan konflik sebab kemauan anak dan orang tua tidak sejalan juga tidak ada upaya untuk mencari jalan tengah demi kebaikan bersama sehingga bisa saja permasalahan akan semakin larut.
Akibatnya, situasi menjadi tidak nyaman bagi anak, padahal ia juga tidak tahu pasti cara untuk menyelesaikannya. Kondisi inilah yang dapat menjadi stressor bagi anak.
Terdapat banyak permasalahan di dalam keluarga yang dapat menyebabkan stres pada anak. Contohnya, kondisi sosial ekonomi yang tidak stabil, orang tua atau anggota keluarga lain yang sakit kronis, berselisih dengan saudara, dan masih banyak lagi.
Kebanyakan masalah yang cukup berat tidak dapat diselesaikan agar kondisi segera sesuai dengan keinginan anak dengan cepat sehingga butuh kesadaran anak untuk ikut beradaptasi dengan keadaan yang sulit.
Padahal, anak juga memiliki kebutuhan yang harus dapat terpenuhi. Oleh sebab itu, kurangnya pemenuhan kebutuhan anak karena masalah pada keluarga menjadi salah satu penyebab stres.
Dari tahun ke tahun, rasanya beban akademik anak-anak yang bersekolah akan semakin berat. Banyak orang yang merasakan anak atau adiknya mendapatkan materi pelajaran yang jauh lebih maju dari apa yang mereka terima dahulu.
Akibatnya, tugas-tugas yang anak terima menjadi jauh lebih banyak dan kompleks. Belum lagi dengan adanya kemajuan zaman, variasi tugas juga semakin beragam, seperti membuat video, memasak, merancang suatu karya, bermain alat musik, dan lain-lain.
Hal tersebut membuat anak tertekan karena tidak mudah untuk menyelesaikan tugas yang cukup rumit, ditambah lagi jika anak tersebut tidak memiliki sumber yang cukup karena ada keterbatasan tertentu.
Di sekolah, kasus perundungan atau bullying sering kali terdengar dan seperti tidak pernah ada habisnya. Penyebab dari perundungan ini bisa karena perbedaan SARA, penampilan, kondisi fisik maupun mental, atau juga tingkat status sosial ekonomi anak.
Selain itu, diskriminasi dari guru atau pihak sekolah kepada anak juga menjadi permasalahan di sekolah yang dapat menimpa anak sehingga ia harus menerima perbedaan perlakuan padanya dalam konotasi yang negatif atau dengan kata lain tidak mendapatkan hak yang sama.
Saat ini beberapa orang tua mulai menuntut banyak hal pada anak, salah satunya adalah kemampuan. Tidak dapat dipungkiri bahwa akibatnya orang tua menjadwalkan beragam kegiatan tambahan untuk anak selain kehidupan di sekolah dan di rumah.
Misalnya, anak harus ikut les alat musik, lalu ikut les akademik, ditambah ekskul di sekolah, juga diikutsertakan pada lomba-lomba, atau bahkan masih diminta untuk menjadi pengurus organisasi di sekolahnya sehingga menyebabkan anak merasa stres.
Padatnya jadwal anak menyebabkan waktu istirahatnya berkurang. Pada dasarnya, tanpa ada banyak kegiatan tambahan pun anak sudah merasa cukup kelelahan dengan berbagai tugas dan tanggung jawab dari rumah maupun sekolah.
Hal tersebut menyebabkan anak kekurangan waktu istirahat, termasuk waktu untuk tidur di malam hari. Kondisi itu membuat anak tidak memiliki waktu untuk mengistirahatkan tubuh dan pikirannya dengan maksimal dan dapat menjadi sumber stres karena terlalu kelelahan.
Anak-anak saat ini sering kali mengonsumsi makanan cepat saji, makanan yang mengandung banyak gula, sekaligus makanan yang gizinya sedikit, atau bahkan makanan yang tanpa disadari memiliki pengaruh negatif bagi tubuh.
Dilansir dari situs Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI, kondisi tersebut dapat menjadi salah satu penyebab stres yang dirasakan oleh anak.
Bencana alamiah maupun bencana nonalamiah yang dialami anak sering kali terjadi begitu saja, tanpa ada persiapan sebelumnya. Misalnya seperti, terkena banjir, longsor, tsunami, kebakaran, gempa, dan sebagainya.
Kondisi ini merupakan salah satu bentuk dari perubahan dalam waktu singkat yang terkadang sulit untuk dapat dihadapi oleh anak. Jika tidak ada bantuan dari orang di sekitar untuk membantu anak melewatinya, anak mungkin akan merasa stres.
Tidak sedikit anak yang lahir atau tumbuh dengan penyakit kronis maupun gangguan secara psikologis, seperti masalah pada jantung, paru-paru, sistem imun, atau memiliki gangguan seperti ADHD, autisme, maupun ketidakmampuan lainnya terkait perkembangan.
Adanya penyakit atau gangguan tersebut tentunya membuat anak tidak bisa menjalani kehidupan sehari-hari dengan normal seperti anak-anak pada umumnya. Dengan demikian, mereka perlu lebih cepat beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Hal itu dapat menjadi pemicu stres pada anak karena memang berat atau perlu waktu untuk menerima kondisi yang dialami. Selain itu, terkadang ada saja lingkungan yang tidak bisa memberi dukungan pada anak yang memiliki kondisi berbeda.
Demikianlah 10 penyebab stres pada anak. Kesimpulannya, anak dapat merasa stres karena tekanan yang diberikan oleh orang tua, bertengkar dengan orang tua, permasalahan pada keluarga, permasalahan pada keluarga, atau mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan di sekolah.
Di sisi lain, kegiatan yang terlalu padat, kurangnya waktu istirahat, terlalu banyak konsumsi makanan yang tidak sehat, berada dalam bencana, serta mengalami penyakit tertentu juga dapat menjadi faktor penyebab stres yang dialami oleh anak-anak.
Maka dari itu, diperlukan andil besar dari orang tua, guru, serta lingkungan untuk melihat lebih jelas mengenai kondisi dan kebutuhan anak. Jangan sampai mereka merasa terlalu terbebani sehingga merasa stres.
Fobia merupakan ketakutan yang dialami oleh manusia namun sudah dalam tahap sulit untuk dikendalikan dan…
Menikmati pemandangan alam dan menikmati udara yang menyejukan menjadi salah satu yang bisa kita rasakan…
Ada berbagai jenis dan juga tipe dari phobia atau rasa cemas, dan ketakutan berlebihan. Faktanya…
Berbicara mengenai fobia ataupun mengatasi rasa takut yang dialami oleh seseorang ada banyak sekali jenis…
Istilah Somniphobia atau dikenal dengan nama hypnophobia merupakan rasa takut yang berlebih saat seseorang jauh…
Berbicara mengenai fobia, ada beberap jenis fobia yang dikenal ditengah masyarakat. Misalnya fobia ketinggian, fobia…