Psikologi Keluarga

9 Penyebab Ayah Tidak Dekat dengan Anak dan Cara Mengatasinya

Dalam suatu keluarga, umumnya terdiri atas suami istri sebagai orang tua dan anak. Setiap anggota keluarga memiliki perannya masing-masing yang sama-sama penting. Untuk ayah, pada umumnya bertanggung jawab dalam mencari nafkah, sedangkan ibu bertanggung jawab mengurus rumah tangga. 

Akan tetapi, terkadang tugas-tugas tersebut diterima secara mentah-mentah sehingga perannya menjadi berat sebelah, salah satunya dalam pengasuhan anak yang hanya diberikan pada ibu. Padahal, ayah juga memiliki peran penting untuk mengasuh anak sehingga hubungannya dengan anak kurang dekat.

Terdapat banyak faktor yang menyebabkan hubungan ayah dan anak tidak dekat. Berikut adalah beberapa penyebab tersebut, di antaranya yaitu:

1. Pengasuhan Anak Diserahkan Seluruhnya pada Istri

Ungkapan perempuan harus dapat mengurus rumah tangga terkadang disalahartikan maknanya. Beberapa orang justru merasa pengasuhan anak sepenuhnya adalah tanggung jawab istri. Bahkan di Indonesia, hal tersebut sudah menjadi budaya yang masih terus digunakan dari dulu hingga saat ini.

Pada kenyataannya, pikiran seperti itu sepenuhnya salah dan justru membuat hubungan ayah dan anak menjadi kurang dekat. Pada kenyataannya, baik ayah maupun ibu memiliki perannya masing-masing dalam mengasuh anak dan tidak dapat berat sebelah. 

2. Jarang Bermain Bersama Anak

Terkadang ada ayah yang tidak meluangkan waktu dengan anak. Hal tersebut menjadi salah satu penyebab momen-momen bermain bersama anak juga berkurang. Padahal, bermain bersama anak bisa menjadi cara yang efektif untuk mengenali anak, termasuk potensi yang dimilikinya.

3. Kurangnya Waktu Bersama Keluarga

Terdapat berbagai cara untuk membangun hubungan yang erat dari orang tua ke anak, termasuk dengan menyediakan quality time yang khusus untuk melakukan kegiatan bersama keluarga. Di saat-saat bersama ini, ayah dan anak yang biasanya sibuk dengan kegiatan masing-masing memiliki waktu lebih untuk menjalin kedekatan. 

Akan tetapi, jika kondisi keluarga justru sebaliknya, yaitu tidak ada waktu yang diluangkan untuk menghabiskan hari bersama, kedekatan ini juga dapat merenggang. Begitu pula pada hubungan antara ayah dengan anak.

4. Kurang Aktif Terlibat dalam Aktivitas Sekolah Anak

Mungkin beberapa ayah akan merasa malu untuk datang ke sekolah anak atau mengurus kebutuhan sekolah anak. Salah satu penyebabnya bisa jadi karena terbiasa melihat ibu-ibu yang melakukan kegiatan tersebut. Misalnya membeli seragam, alat tulis, hingga mengambil rapor anak atau berkonsultasi dengan guru anak di sekolah. Hal tersebut tidak jauh dari berbeda dari pengasuhan yang dilimpahkan ke ibu saja sehingga kurang terlibat dengan kegiatan sekolah anak. 

5. Kurang Mendengarkan Cerita Anak

Dalam berkomunikasi, tidak hanya ada yang bicara, tetapi juga ada yang mendengarkan. Namun, terkadang ayah terlalu sibuk bekerja sehingga tidak meluangkan waktu untuk mendengar cerita anak atau bahkan lebih memilih menyibukkan diri dengan kegiatan lain. Apabila hal tersebut terus terjadi, tidak heran jika anak juga lama kelamaan malas untuk berkomunikasi dengan ayahnya.

6. Kurang Peduli dengan Kondisi Anak

Masih berkaitan dengan pengasuhan yang dilimpahkan pada ibu, mungkin ayah juga menjadi kurang peduli dengan perkembangan anaknya. Hal tersebut bisa saja disebabkan karena ayah kurang memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai pentingnya peran kedua orang tua bagi tumbuh kembang anak. Di sisi lain bisa juga karena ayah terlalu sibuk sehingga tidak ada waktu untuk melihat kondisi sang anak.

7. Terlalu Memaksakan Kehendak pada Anak

Setiap orang tua pasti mengharapkan yang terbaik untuk anaknya dalam hal apa pun. Akan tetapi, tidak semua yang terbaik menurut orang tua memang tepat untuk anak sehingga penting bagi orang tua, dalam hal ini ayah, untuk berkomunikasi terkait pilihan yang terbaik.

Sayangnya, ada ayah yang memang gaya pengasuhannya otoriter dan cenderung memaksakan keinginannya tanpa mau mendengarkan perspektif sang anak terlebih dahulu. Jika kondisi ini terjadi terus menerus, di masa selanjutnya anak bisa jadi lebih memilih untuk tidak mau lagi mengkomunikasikan pendapatnya sehingga hubungan ayah-anak ini akan merenggang. 

8. Cenderung Memberi Judgement Dibanding Apresiasi

Meskipun terlihat sederhana, tetapi apresiasi sesederhana ucapan dari ayah ketika anak memiliki pencapaian sekecil apa pun pasti sangat bermakna bagi anak. Dengan adanya apresiasi secara langsung, anak tahu bahwa usahanya selama ini berharga sehingga muncul motivasi lagi untuk meningkatkan prestasinya.

Terkadang, karena dianggap hal sederhana atau mungkin merasa terlalu canggung untuk menyampaikannya, apresiasi ini tidak tersampaikan. Justru terkadang yang disampaikan malah judgement atau penilaian mengenai kekurangan-kekurangan anak saja, padahal anak juga memiliki prestasi yang patut dilihat.

9. Hubungan Bermasalah dengan Istri

Ketika menjalin hubungan rumah tangga, perselisihan antara ayah dan ibu merupakan hal yang wajar terjadi asalkan pada akhirnya masalah dapat diselesaikan dengan baik-baik. Namun pada kenyataannya, ayah sebagai kepala rumah tangga tidak dapat menghadapi konflik dengan bijak sehingga bisa menyakiti ibu baik secara langsung maupun tidak langsung.

Kondisi tersebut dapat menimbulkan rasa tidak suka anak kepada ayah sebab bagaimanapun, ibu juga menjadi orang terpenting di hidup anak karena telah melahirkan dan membesarkannya. Hal ini akhirnya dapat berdampak pada kedekatan ayah dan anak yang akan semakin berkurang.

Cara Mengatasi Hubungan Ayah tidak dekat dengan Anak

Apabila hubungan ayah dan anak tidak dekat, akan lebih baik jika segera diperbaiki agar tidak semakin renggang. Terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan oleh ayah. Salah satu yang terpenting adalah meluangkan tidak hanya waktu, tetapi juga pikiran pada anak. Meluangkan pikiran juga penting karena meski sudah berada satu tempat dengan anak, tetapi sibuk dengan urusan masing-masing juga kurang membangun hubungan yang dekat.

Selain itu, ayah juga dapat lebih aktif lagi mengurus kebutuhan anak dan memperhatikan kondisinya, termasuk bagaimana perasaannya, apa kegiatan yang sedang dilakukan, seperti apa hubungan dengan teman-temannya, apakah ada kendala di sekolah, dan sebagainya. Hal ini dikarenakan beberapa anak kurang terbuka jika tidak ‘dipancing’ terlebih dahulu sehingga ayah memiliki peran penting untuk aktif.

Masalah-masalah tersebut dapat diatasi dengan berbagai cara membangun hubungan dengan anak agar dapat dekat kembali, yakni dengan meluangkan waktu dan pikiran pada anak serta lebih meningkatkan keaktivan dalam memperhatikan anak serta mengetahui kondisinya.

Share
Published by
Gendis Hanum Gumintang

Recent Posts

Chrometophobia (Fobia Uang): Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Fobia merupakan ketakutan yang dialami oleh manusia namun sudah dalam tahap sulit untuk dikendalikan dan…

8 months ago

Anemophobia : Pengertian, Gejala, Penyebab, dan Cara Pengobatannya

Menikmati pemandangan alam dan menikmati udara yang menyejukan menjadi salah satu yang bisa kita rasakan…

8 months ago

Pantophobia : Pengertian, Gejala, Penyebab dan Cara Pengobatannya

Ada berbagai jenis dan juga tipe dari phobia atau rasa cemas, dan ketakutan berlebihan. Faktanya…

9 months ago

Heliophobia : Pengertian, Penyebab, Gejala, Komplikasi dan Pengobatannya

Berbicara mengenai fobia ataupun mengatasi rasa takut yang dialami oleh seseorang ada banyak sekali jenis…

9 months ago

Somniphobia : Gejala, Penyebab dan Cara Pengobatannya

Istilah Somniphobia atau dikenal dengan nama hypnophobia merupakan rasa takut yang berlebih saat seseorang jauh…

9 months ago

Cibophobia : Pengertian, Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

Berbicara mengenai fobia, ada beberap jenis fobia yang dikenal ditengah masyarakat. Misalnya fobia ketinggian, fobia…

9 months ago