Pola asuh merupakan suatu hal yang sangat penting dipelajari terutama untuk para orang tua atau calon orang tua muda di luaran sana.
Karena apa? Tentu saja untuk mengetahui bagaimana cara mendidik anak yang baik. Sebagaimana yang sudah kita semua ketahui bahwa orang tua merupakan guru pertama dalam mendidik bagi anak-anaknya.
Tapi apa sih pengertian pola asuh (parenting) yang sebenarnya? Dan apa saja sih jenis-jenis nya?
Mari disimak penjelasan berikut ini.
Menurut Baumrind pola asuh merupakan kontrol orang tua kepada anak, bagaimana orang tua mengontrol, membimbing, dan mendampingi anak dalam melaksanakan tugas perkembangan menuju proses pendewasaan.
Menurut (Wahyuning & Jash, 2003) menyebutkan bahwa pola asuh adalah sebuah cara perlakuan orang tua yang diterapkan kepada anak. Dalam bahasa Inggris Pola asuh diterjemahkan menjadi parenting.
Sedang dalam kamus oxford mengartikan “parenting yaitu be or act as a mother or father to (someone)”. Yang berarti “pola pengasuhan anak yang berlaku dalam keluarga, yaitu bagaimana keluarga membentuk perilaku generasi berikut sesuai dengan norma dan nilai yang baik sesuai dengan kehidupan masyarakat”( Hardywinoto, Toni Setiabudhi (Ed), 2003: 212).
Jadi bisa dikatakan bahwa pola asuh merupakan suatu bentuk atau sikap orang tua dalam atau ketika mendidik anak-anaknya. Seperti memberi hukuman, atau hadiah ketika mereka telah melakukan sesuatu. Memberinya perhatian dan pengarahan yang baik dan sesuai apa yang anak harapkan.
Ada beberapa jenis pola asuh yang terjadi dikalangan orang tua, misalnya:
Pola asuh secara otoriter memiliki karakteriatik dimana orang tua merancang segala ketetapan dan anak wajib mematuhinya. Membatasi dan memberi hukuman saat anak melakukan kesalahan yang tidak sesuai dengan kehendak orang tua. Biasanya, orang tua yang memiliki karakteristik ini juga tidak segan-segan memberi hukuman fisik ketika anaknya melakukan kesalahan.
Orang tua yang menerapkan pola asuh otoriter ini biasanya juga membuat anak merasa stres, terkekang, tertekan, dan terlihat kurang bahagia. Juga ketakutan dan minder dalam melakukan sesuatu karena takut salah karena akan berimbas anak itu akan mendapat hukuman.
2. Pengasuhan demokratis
Gaya pengasuhan demoktaris ini biasanya orang tua memberi kebebasan untuk anaknya melakukan sesuatu namun masih dibatasi dan diperhatikan oleh orang tua nya. Dalam melakukan sesuatu orang tua yang memiliki paham ini akan membebaskan anak berdiskusi dengan orang tua atas keinginan atau kehendak yang diinginkan sang anak. Dengan begitu, orang tua dan anak akan saling memberi kehangatan dan kasih sayang dalam berinteraksi satu sama lain.
Biasanya anak yang berada dalam pengasuhan demokratis ini akan menjadi anak yang hangat, mandiri, dan dapat bersikap dewasa.
3. Pengasuhan permisif
Gaya pengasuhan persimif ini orang tua tidak pernah berperan dalam proses kehidupan anaknya. Anak diberi kebebasan apapun melakukan sesuatu tanpa diawasi oleh orang tua. Mereka seakan lalai dalam memerhatikan dan melakukan tugas mereka yang notabene nya orang tua kepada anaknya. Orang tua seakan menutup telinga, memilih tidak peduli dan hanya mementingkan dirinya sendiri.
Anak yang berada dalam pengasuhan permisif ini akan tumbuh menjadi yang tidak dewasa, selalu melanggar aturan, memiliki kesadaran diri yang rendah, dan selalu memaksakan kehendak.
4. Pengasuhan situasional
Gaya pengasuhan situsional ini orang tua tidak terlalu terlibat dengan anak, tidak terlalu menuntut dan mengontrol. Orang tua dengan pola ini membuatkan anak melakukan sesuatu sesuai keinginannya.
Anak yang tumbuh dengan pengasuhan situasional ini memiliki dampak dimana anak akan tumbuh menjadi pribadi yang dewasa, dapat mengambil keputusan sendiri, namun suka melanggar aturan karena kurang mampu menyadari peraturan, dan sulit bersosialisasi dengan kawan sebaya sebab perilakunya yang sesuka hati.
5. Pengasuhan Overprotektif (terlalu berlebihan)
Orang tua yang melakukan gaya pola asuh seperti ini biasanya memperlakukan anak mereka secara berlebihan, terlalu mengawasi mereka, selalu ikut campur dalam memecahkan persoalan anak, dan memberi perawatan serta bantuan kepada anak mereka secara berlebihan walau sebenarnya anak mereka mampu melakukan semua itu sendiri.
Anak yang di asuh dengan pola pengasuhan overprotektif ini biasanya membuat mereka menjadi pribadi yang manja, agresif, dengki, penakut, suka melarikan diri dari masalah, mudah gugup ketika hendak melakukan sesuatu karena merasa tidak ada bantuan orang tua nya.
Jadi… dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa pola asuh orang tua kepada anaknya saat kecil hingga beranjak dewasa sangat mempengaruhi sikap dan kepribadian anak ketika mereka dewasa. Seperti apa yang di katakan oleh Sigmund Freud bahwa perilaku orang dewasa dipengaruhi oleh masa kecil mereka. Semoga artikel ini dapat membantu dan memahami Anda mana pola pengasuhan yang sedang atau akan Anda terapkan kepada anak Anda.
Fobia merupakan ketakutan yang dialami oleh manusia namun sudah dalam tahap sulit untuk dikendalikan dan…
Menikmati pemandangan alam dan menikmati udara yang menyejukan menjadi salah satu yang bisa kita rasakan…
Ada berbagai jenis dan juga tipe dari phobia atau rasa cemas, dan ketakutan berlebihan. Faktanya…
Berbicara mengenai fobia ataupun mengatasi rasa takut yang dialami oleh seseorang ada banyak sekali jenis…
Istilah Somniphobia atau dikenal dengan nama hypnophobia merupakan rasa takut yang berlebih saat seseorang jauh…
Berbicara mengenai fobia, ada beberap jenis fobia yang dikenal ditengah masyarakat. Misalnya fobia ketinggian, fobia…