Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Sosial » Sejarah Perkembangan ICD 11 Dalam Dunia Pengobatan

Sejarah Perkembangan ICD 11 Dalam Dunia Pengobatan

by Devita Retno

ICD 11 atau International Statistic Classification of Disease and Related Health Problem yang diterbitkan oleh WHO (World Health Organization) adalah klasifikasi inti yang digunakan di seluruh dunia dan dikelola dari WHO Family of International Classification (WHO-FIC). Fungsi klasifikasi ini digunakan untuk acuan morbiditas, statistik kematian, sistem penggantian, dan pendukung keputusan otomatis dalam dunia kedokteran. Kode pengklasifikasian yang terdiri dari berbagai gejala, tanda, penemuan abnormal, keluhan, situasi sosial, faktor eksternal dari cedera atau penyakit yang diderita .

Rancangan sistem ini dibuat untuk menjadi standar internasional dalam mengumpulkan, mengolah, memberi klasifikasi dan menyajikan statistik. Setiap kondisi kesehatan bisa dimasukkan dalam berbagai kategori yang berbeda dan  diberi kode hingga mencapai enam karakter, dan dapat mencakup serangkaian penyakit yang sama. Dengan kata lain, ICD adalah alat diagnosa standar untuk menentukan epidemologi, manajemen kesehatan dan digunakan untuk tujuan klinis.

Sejarah Klasifikasi Penyakit

ICD merupakan panduan yang disusun dengan melalui revisi berkala dan berjumlah sepuluh. Revisi satu hingga lima berupa daftar penyebab kematian atau International List Causes of Death (ILCD), sementara revisi keenam hingga kesepuluh lebih mengacu kepada klasifikasi ICD. Hingga Revisi ILCD keempat, daftar penyakit serta daftar penyebab kematian menggunakan pandangan yang berbeda dan terpisah sepenuhnya, yaitu register penyebab kematian adalah kumpulan daftar penyakit yang menyebabkan kematian, sementara register penyakit adalah daftar penyakit yang tidak akan menyebabkan kematian namun tetap dapat mengganggu kesehatan.

Konferensi revisi kelima mengawali pemikiran yang berbeda pendekatan ini dan pada tahun 1945 didirikan United States Committee on Joint Causes of Death, yang mengakui bahwa daftar penyakit dan daftar penyakit penyebab kematian tidak seharusnya kompatibel, melainkan perlu adanya daftar umum tersendiri untuk daftar penyakit dan kematian. Hal ini kemudian direalisasikan saat Konvensi Revisi Keenam yang mengembangkan International Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems (ICD).

Perkembangan ILCD

Untuk mengetahui sejarah perkembangan ICD 11, perlu ditelusuri sejak masih terbentuknya konferensi revisi yang membahas ILCD. Perkembangan ILCD dapat dilihat melalui garis waktu yang dapat ditelusuri sejak abad ke 19 yaitu:

  • Tahun 1853

Di Brussel diadakan Kongres Statistik International pertama dimana kedua perintis statistik pertama bertemu. Farr dan d’Espine ditugaskan untuk mengembangkan nomenklatur internasional mengenai penyebab kematian. Pada tahun 1855, Farr dan d’Espine kemudian mengajukan dua daftar penyebab kematian yang mereka susun. Farr mengatur sistemnya di bawah lima kelompok penyakit yaitu penyakit epidemik, penyakit umum atau konstitusional, penyakit lokal menurut anatomi, penyakit perkembangan, dan penyakit yang timbul sebagai akibat langsung dari adanya kekerasan. Sedangkan d’Espine mengatur klasifikasi penyakit menurut sifat seperti gout, hepetic, haematic, dan lain sebagainya. Akhirnya ditemukan kesepakatan bahwa kongres akan mengadopsi daftar berupa 139 kelompok penyakit.

  • Tahun 1864

Pada tahun 1864 dilakukan revisi untuk kesepakatan yang dibuat pada tahun 1855 sesuai dengan model yang dibuat Farr, berupa prinsip utama klasifikasi oleh letak anatomis. Pada tahun 1874, 1880 dan 1886 terdapat perbaikan lebih lanjut dan menjadi dasar dari Daftar Internasional Penyebab Kematian. Pada tahun 1891 di Institut Statistik International Wina, sebuah komite yang dibawah pimpinan Bertillon ditugaskan untuk mempersiapkan klasifikasi sistematis mengenai penyebab kematian.

  • Tahun 1893

Penemuan Bertillon kemudian dipresentasikan pada tahun 1893 pada pertemuan di Institut Statistik Internasional Chicago, dan didasarkan pada klasifikasi penyebab kematian yang digunakan sejak direvisi tahun 1855 di kota Paris. Dasar klasifikasi ini adalah prinsip Farr untuk membedakan antara penyakit umum dan penyakit yang terpusat di organ tubuh tertentu. Klasifikasi Bertillon kemudian digunakan oleh semua kantor statistik di Amerika Utara. Institut Statistik Internasional  Oslo kemudian juga memutuskan untuk menggunakan klasifikasi Bertillon, dan merencanakan untuk mengadakan konerensi revisi setiap 10 tahun untuk memeriksa klasifikasi tersebut dan memperbaikinya.

  • Tahun 1900

Setelah klasifikasi Bertillon di gunakan, konferensi internasional selanjutnya diadakan pada tahun 1900 di Paris dan mengadopsi klasifikasi terperinci yang berupa 179 kelompok serta klasifikasi 35 kelompok. Kemudian dilanjutkan dengan konferensi ke 2 pada tahun 1902, dan konferensi ketiga tahun 1920 di Paris yang bersamaan dengan pembentukan PBB.

  • Tahun 1923

Bertillon digantikan oleh Michael Huber yang memperkenalkan sebuah resolusi untuk bekerja sama dengan organisasi internasional lain yang dapat merevisi penybab kematian bersama – sama. Ada pula pembentukan Mixed Comission yang menyusun proposal untuk Konferensi Revisi keempat dan kelima.

  • Tahun 1928

Dr. Roesle dari Organisasi Kesehatan PBB menerbitkan sebuah monografi yang mencantumkan perluasan dalam Daftar Penyebab Kematian Tahun 1920 Revisi Ketiga yang diperlukan jika dilakukan penggunaannya dalam tabulasi statistik morbiditas.

  • Tahun 1929

Pada konferensi keempat di Paris, menyetujui konferesi revisi pertama, kedua dan ketiga yang berasal dari klasifikasi Bertillon bersamaan dengan daftar penyebab kematian namun tidak diperkenalkan pada umum karena pembatasan daftar penyebab kematian masih sedikit.

  • Tahun 1938

Konferensi kelima diadakan di Paris pada tahun 1938 dan menyetujui daftar 200 judul yang terperinci, daftar antara sebanyak 87 judul dan daftar ringkasan sebanyak 44 judul. Resolusi konferensi ini menekankan pentingnya klasifikasi penyakit yang sesuai dengan daftar penyebab kematian dan mengeluarkan rekomendasi agar Institut Statistik Internasional dan PBB harus membuar draf daftar internasional mengenai penyakit bekerja sama dengan ahli – ahli dan organisasi yang berkepentingan lainnya.

  • Tahun 1945

Komite Amerika Serikat dibentuk untuk menentukan penyebab bersama kematian sesuai dengan resolusi konferensi kelima. United States Commitee on Joint Causes of Death dibentuk untuk menangani masalah penyebab bersama kematian tersebut, yang beranggotakan perwakilan Kanada dan Inggris, juga organisasi kesehatan PBB selain anggota dari Amerika Serikat. Adanya pengakuan komite bahwa ada kaitan erat antara masalah yang menyebabkan kematian bersama dan daftar penyebab kematian berupa penyakit fatal dan non fatal. Sebab itu, klasifikasi seharusnya digabungkan dalam satu daftar secara ideal.  Adanya susunan daftar tunggal akan mempermudah klasifikasi karena akan menghasilkan statistik morbiditas dan mortalitas yang seimbang dan sebanding.

Perkembangan ICD

Sejak konferensi kelima, dimulailah tahap perkembangan ICD seperti berikut:

  • Tahun 1946

Komisi interim WHO ditugaskan untuk menyelenggarakan Konvensi Revisi Keenam untuk menyusun daftar penyebab kematian internasional dan menyusun daftar internasional penyebab penyakit. Untuk itu dibentuk Expert Commitee yang mengembangkan klasifikasi penyakit, luka, penyebab kematian internasional dan menggunakan indeks alfabet yang terkait dari semua nama penyakit yang termasuk di dalamnya.

  • Tahun 1948

Konferensi keenam diadakan di Paris kembali dan mengakui Klasifikasi Penyakit, Cedera dan Penyebab Kematian hasil penyusunan komite ahli sebelumnya. Hal ini menandakan lahirnya ICD 6 dari WHO, dan juga rekomendasi berupa program ekstensif untuk kerja sama secara internasional yang berhubungan dengan statistik kependudukan dan juga kesehatan. Kemudian kembali dibentuk komite nasional untuk bidang statistik kependudukan dan kesehatan kerja serta kerja sama secara lingkup internasional yang dikoordinir oleh komite ahli WHO.

  • Tahun 1951

Pusat Klasifikasi WHO dibentuk pada tahun 1951 dan mempromosikan serta memperkenalkan penggunaan ICD 6 dan juga memberikan dukungan bagi pengguna berupa surat menyurat dan brosur. Komite ini juga mendukung persiapan konferensi ketujuh yang dijadwalkan berlangsung pada tahun 1955.

  • Tahun 1955

Pembatasan revisi ketujuh pada perubahan penting, kesalahan dan inkonsistensi, sementara strukturnya tetap sama seperti ICD 6. Mengandung daftar tabular inklusi dan juga sub kategori empat karakter, daftar tabel tiga kategori dan daftar alfabet yang identik.

  • Tahun 1965

Sedikit perubahan radikal pada revisi kedelapan ini tidak mengubah struktur dasar dan prinsip umum dari klasifikasi penyakit. Konferensi ini juga menghasilkan dua daftar tabulasi khusus, yaitu daftar C dengan 100 penyebab tabulasi morbiditas dan mortalitas perinatal, serta daftar D yang berisi 300 penyebab tabulasi kematian di rumah sakit.

  • Tahun 1975

Revisi kesembilan mempertahankan struktur dasar yang sama, namun ada banyak rincian baru oada tingkatan karakter sub kategori pada berbagai bagian. Revisi ini juga memperkenalkan sistem dagger dan asterisk sehingga klasifikasi manifestasi penyakit yang bersamaan dengan penyakit umum pada organ tertentu bisa dilakukan.

  • Tahun 1989

Perluasan pada revisi kesepuluh telah jauh dibandingkan pada revisi kesembilan. Ada tambahan E dan V ICD 9 yang terintegrasi. Pengkodean yang seluruhnya numerik diganti menggunakan kode alfa numerik sehingga memungkinkan perluasan.

Masa Revisi ICD 11

Revisi kesebelas belum dimungkinkan dan belum ada hasilnya karena belum dilakukan pembahasan mengenai hal tersebut. Namun ada beberapa hal yang bisa dilakukan. Ada tiga tahap yang akan dilakukan dalam melakukan revisi ICD 11 yaitu:

  • Melakukan tinjauan sistematis secara ilmiah, menggunakan bukti klinis dan kesehatan masyarakat yang relevan dengan adanya klasifikasi.
  • Pembentukan dan uji coba lapangan konsep ICD 11
  • Mengembangkan hubungan yang berarti untuk menyusun standar istilah dari perawatan kesehatan dan untuk memfasilitasi komunikasi, mengolah data dan standarisasi penelitian.

Klasifikasi akan disusun menggunakan alat ontologis yang dapat mencakup berbagai bidang seperti genetika dan lainnya. Pendekatan secara ontologis ini dapat membantu mengolah informasi standar yang dilakukan oleh komputer dalam aplikasi modern, juga akan dimasukkan bahan dari klasifikasi lain untuk memperbaiki isinya dan meningkatkan kecocokan antar klasifikasi. Revisi juga akan dilakukan melalui distribusi dengan alat berbasis web yang terstruktur untuk menyusun saran – saran dan bukti – bukti serta hasil diskusi. Penggunanya juga akan melakukan uji coba lapangan menggunakan platform berbasis web global.

You may also like