Psikologi Klinis

Peran Psikolog dalam Kesehatan Mental yang Penting diketahui

Menurut WHO (2005), salah satu pekerja kesehatan mental adalah psikolog. Psikolog ini adalah bagian dari praktisi utama pada layanan kesehatan mental yang disepakati pada Mental Health National Policy saat Pertemuan Pengembangan Kebijakan Kesehatan Mental Nasional pada Oktober tahun 2000.

Secara garis besar, peran psikolog, yakni melakukan kegiatan atau program promotif dan preventif, kuratif, serta rehabilitatif terkait kesehatan mental masyarakat. Berikut adalah peran psikologi dalam kesehatan mental secara lebih jelasnya (Mawarpury & Fairuziana, 2013):

1. Program Promotif dan Preventif

Program ini dilaksanakan sebagai upaya pencerdasan dan pencegahan terjadinya gangguan pada kesehatan mental. Bentuk-bentuknya adalah sebagai berikut:

  • Pendataan. Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang objektif dan bukan sekadar common sense manusia saja. Oleh karena itu, peran data sangat penting untuk melihat kondisi kesehatan mental dari waktu ke waktu di usia atau daerah yang berbrda.
  • Penyuluhan. Penyuluhan merupakan cara mengubah perilaku orang lain dengan proses memberi informasi yang dalam hal ini terkait dengan kesehatan mental melalui cara-cara yang lebih mudah diterima.
  • Seminar. Pada umumnya, tujuan seminar tidak jauh berbeda dari penyuluhan. Akan tetapi, seminar pada umumnya diadakan di satu tempat, sedangkan penyuluhan dilakukan dengan lebih khusus pada tempat tertentu.
  • Pelatihan. Kesehatan mental dapat dijaga oleh individu itu sendiri dengan catatan harus memiliki pemahaman terkait cara yang tepat dan efektif sehingga pelatihan ini penting sebagai wadah belajar bagi masyarakat.
  • Media informasi. Saat ini banyak media massa dan media sosial yang digunakan sebagai tempat untuk mempromosikan kesehatan mental. Cara ini dirasa lebih efektif untuk mendapat atensi dari kalangan muda.

2. Program Kuratif

Kuratif merupakan upaya untuk menyembuhkan atau pemulihan kondisi kesehatan mental dengan waktu sesingkat mungkin agar gangguan yang dialami tidak bertambah parah. Bentuk-bentuknya adalah sebagai berikut:

  • Asesmen. Tahap awal sebelum dilakukannya intervensi langsung adalah asesmen atau penilaian terhadap kondisi apa saja yang dirasakan klien.
  • Penegakan diagnosis. Setelah dilakukan asesmen, psikolog dapat memberikan diagnosis terhadap gangguan kesehatan mental yang dialami oleh klien
  • Perkiraan prognosis. Prognosis adalah istilah kedokteran yang menjadi istilah untuk perkiraan atau kemungkinan akhir suatu gangguan beserta faktor risikonya sebelum dilakukan tindakan.
  • Konseling. Dalam proses konseling, klien dapat berkonsultasi pada konselor mengenai permasalahan yang dihadapi sehingga klien menerima saran atau rekomendasi yang tepat.
  • Psikoterapi. Psikolog dapat membuat intervensi dengan terapi yang diharapkan dapat membantu klien lebih mampu mengontrol dan memperbaiki gangguan atau permasalahan yang dialami.
  • Tes psikologi. Tes ini berguna untuk mengukur fungsi mental manusia secara sistematis. Pada umumnya tes psikologi terdiri dari tes intelegensi, tes masuk sekolah, tes minat-bakat, tes potensi karir.

3. Program Rehabilitasi 

Rehabilitasi merupakan upaya untuk pemulihan dan peningkatan kesehatan mental individu setelah mengalami gangguan agar kualitas hidupnya dapat kembali berjalan dengan baik. Bentuk-bentuknya adalah sebagai berikut:

  • Pendampingan. Klien yang sudah dinyatakan pulih atau sudah memiliki kondisi yang lebih stabil tidak bisa dilepas begitu saja sebab gangguan tersebut mungkin bisa muncul kembali.
  • Monitoring. Monitoring merupakan upaya pemantauan kondisi setelah dilakukannya intervensi untuk melihat perubahan atau progres yang didapatkan oleh klien.
  • Evaluasi. Setelah melakukan intervensi, pendampingan, serta monitoring, dapat dilihat tingkat keberhasilan program yang dilakukan sehingga dapat diketahui apakah perlu tindak lanjut atau tidak.
  • Tindak lanjut. Apabila diperlukan tindak lanjut karena gangguan kesehatan mental belum dapat teratasi, klien bisa dirujuk atau diberi rekomendasi tempat lain yang sekiranya bisa memberikan penanganan lebih baik.
  • FGD. Melalui Focus Group Discussion, antara psikolog dengan klein atau masyarakat dapat saling berdiskusi atau berpendapat mengenai kondisi yang dialami.

Demikianlah peran psikolog dalam kesehatan mental yang sangat luas. Perlu kita ketahui bahwa pergi ke psikolog sudah tidak lagi berkonotasi negatif. Dengan demikian, sekecil apapun gangguan yang dialami, tidak ada salahnya untuk pergi meminta bantuan profesional.

Share
Published by
Gendis Hanum Gumintang

Recent Posts

Chrometophobia (Fobia Uang): Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Fobia merupakan ketakutan yang dialami oleh manusia namun sudah dalam tahap sulit untuk dikendalikan dan…

8 months ago

Anemophobia : Pengertian, Gejala, Penyebab, dan Cara Pengobatannya

Menikmati pemandangan alam dan menikmati udara yang menyejukan menjadi salah satu yang bisa kita rasakan…

8 months ago

Pantophobia : Pengertian, Gejala, Penyebab dan Cara Pengobatannya

Ada berbagai jenis dan juga tipe dari phobia atau rasa cemas, dan ketakutan berlebihan. Faktanya…

9 months ago

Heliophobia : Pengertian, Penyebab, Gejala, Komplikasi dan Pengobatannya

Berbicara mengenai fobia ataupun mengatasi rasa takut yang dialami oleh seseorang ada banyak sekali jenis…

9 months ago

Somniphobia : Gejala, Penyebab dan Cara Pengobatannya

Istilah Somniphobia atau dikenal dengan nama hypnophobia merupakan rasa takut yang berlebih saat seseorang jauh…

9 months ago

Cibophobia : Pengertian, Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

Berbicara mengenai fobia, ada beberap jenis fobia yang dikenal ditengah masyarakat. Misalnya fobia ketinggian, fobia…

9 months ago