Perkembangan merupakan proses perubahan manusia terkait dengan bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh sehingga menjadi lebih kompleks yang terus berkembang sepanjang hidup atau tidak dapat kembali ke keadaan semula (Harahap & Sormin, 2021). Perkembangan pada manusia terletak pada perubahan secara kualitatif yang terkait dengan kondisi psikologis, tetapi beberapa tidak terlepas juga dari pengaruh struktur biologis.
Setiap manusia pasti mengalami perkembangan dalam hidupnya, termasuk peserta didik. Peserta didik ini adalah individu yang sedang berproses untuk mencapai perubahan yang lebih baik pada dirinya. Melalui proses belajar, perkembangan pada peserta didik dapat lebih terarah dan terukur.
Perkembangan pada peserta didik tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhinya. Terdapat perbedaan dari beberapa ahli terkait dengan hal ini. Ada yang mengatakan pendapat faktor herediter, faktor lingkungan, dan gabungan dari kedua faktor tersebut (Sit, 2012).
Hurlock (1980) berpendapat bahwa faktor internal maupun eksternal memiliki pengaruh terhadap kemampuan perkembangan individu. Namun, belum dapat ditentukan faktor seperti apa yang lebih mempengaruhi. Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan peserta didik menurut Limbong dan Mamesah (2020):
Tidak dapat dipungkiri, kemampuan bawaan yang didapat dari orangtua memiliki pengaruh kepada perkembangan individu secara fisik, kognitif, serta emosi. Riwayat keluarga dengan penyakit atau gangguan tertentu dapat turun pada individu sehingga individu kemungkinan besar memiliki penyakit atau gangguan yang sama.
Di sisi lain, kecerdasan, sifat, kepribadian orangtua juga dapat menurun pada peserta didik dan memberikan pengaruh yang lebih besar bagi intelegensinya dibanding faktor lingkungan (Amini & Naimah, 2020).
Setiap individu pasti memiliki kecerdasan yang berbeda. Kecerdasan merupakan kemampuan manusia yang dapat diukur dengan melihat beberapa hal seperti kemampuan analisis, memori, pemahaman, dan abstraksi.
J.J Rousseau mengatakan bahwa anak yang cerdas dilahirkan dari orangtua yang cerdas pula (Amini & Naimah, 2020). Sesuai dengan hasil riset ahli University of Washington yang membuktikan kecerdasan seorang anak lebih besar bersumber dari ibunya yang memiliki dua kromosom X, tempat dari gen kecerdasan.
Individu terlahir dengan bakat tertentu baik yang langsung dapat diketahui, maupun yang masih terpendam. Bakat di sini tidak hanya terkait dengan kemampuan akademik atau intelegensi, tetapi juga kemampuan lain terkait kreativitas dan olah tubuh.
Jika terus diasah atau mendapat media untuk berkembang yang baik, bakat dapat menjadi media peserta didik untuk menjadi lebih dari apa yang dia bisa saat ini, misalnya menghasilkan prestasi atau karya.
Kepribadian adalah organisasi yang dinamis antara aspek fisiologis, kognitif, serta afektif yang mempengaruhi perilaku individu dalam beradaptasi selama hidupnya. Setiap individu sudah memiliki kepribadian yang berasal dari faktor genetis. Seiring berjalannya waktu, mungkin akan ada penyesuaian kepribadian, tetapi tidak akan berubah secara drastis.
Kepribadian yang dimiliki peserta didik berpengaruh terhadap bagaimana ia merespons lingkungannya, termasuk mengatasi permasalahan yang mungkin ia hadapi.
Kondisi fisik sangat mempengaruhi kemampuan peserta didik dalam melakukan proses belajar. Maslow dalam Hierarki Kebutuhannya menekankan pemenuhan kebutuhan fisiologis adalah dasar sebelum individu memenuhi kebutuhannya yang lain.
Peserta didik yang sehat dapat menjalankan kegiatannya dengan optimal. Kesehatan ini harus ditunjang oleh nutrisi yang cukup dan seimbang. Dengan demikian secara fisik ia sudah siap untuk melakukan kegiatannya.
Keluarga merupakan kelompok terkecil dan pertama yang dimiliki individu. Sebagai “sekolah” pertama, penanaman dasar-dasar pengetahuan kepada individu sangat mempengaruhi proses perkembangan di masa selanjutnya.
Pola asuh yang tepat serta budaya yang sehat dalam keluarga dapat membantu peserta didik untuk berkembang sesuai dengan fase perkembangan yang harus dilewati. Selain itu, hubungan yang harmonis serta kemampuan finansial yang stabil juga dapat menunjang perkembangan peserta didik.
Peserta didik memiliki lingkungan sosial tempatnya berkembang yang berpengaruh pada kondisi fisik, psikologis, serta kognitif. Lingkungan di sini terkait dengan segala hal di sekitar individu, baik itu orang lain, kondisi lingkungan, fasilitas, bahkan media sosial yang tidak terlihat bentuknya secara fisik.
Lingkungan memberikan pengaruh secara positif dan negatif. Namun, bagaimana peserta didik merespons lingkungan sangat dipengaruhi oleh penanaman nilai dan norma sejak dini dalam keluarga. Dengan demikian lingkungan yang kurang baik tidak menjamin individu memiliki perkembangan yang tidak baik, begitu pula sebaliknya.
Demikianlah faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan peserta didik. Beberapa faktor di atas dapat membantu orangtua maupun peserta didik itu sendiri agar dapat berkembang dengan baik.
Fobia merupakan ketakutan yang dialami oleh manusia namun sudah dalam tahap sulit untuk dikendalikan dan…
Menikmati pemandangan alam dan menikmati udara yang menyejukan menjadi salah satu yang bisa kita rasakan…
Ada berbagai jenis dan juga tipe dari phobia atau rasa cemas, dan ketakutan berlebihan. Faktanya…
Berbicara mengenai fobia ataupun mengatasi rasa takut yang dialami oleh seseorang ada banyak sekali jenis…
Istilah Somniphobia atau dikenal dengan nama hypnophobia merupakan rasa takut yang berlebih saat seseorang jauh…
Berbicara mengenai fobia, ada beberap jenis fobia yang dikenal ditengah masyarakat. Misalnya fobia ketinggian, fobia…